"Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi
minum, ia sendiri akan diberi minum." (A generous man will prosper; he
who refreshes others will himself be refreshed.) (Ams. 11:25)
Dalam kamus English-Indonesia, kata "generous" diterjemahkan "suka memberi". Namun sesungguhnya kata "generous" lebih dari sekedar suka memberi, tetapi seperti terjemahan Alkitab dalam Amsal 11:25, yaitu "banyak memberi berkat".
Sifat ini merupakan sifat Tuhan sendiri, sebab Dia adalah Tuhan yang banyak memberi berkat. Raja Daud dalam persiapan pembangunan Bait Allah, memberikan persembahan yang banyak kepada Tuhan. Namun Daud menyadari bahwa semua harta bendanya datangnya dari Tuhan juga. Dia berkata: "Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu..." (1 Taw. 29:12).
Tuhan Yesus berkata: "... Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yoh. 10:10). Firman Tuhan berkata bahwa: "Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupani di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan" (2 Kor. 9:8). Sangat jelas bahwa Allah kita adalah Allah yang generous, Dia suka memberi dan Dia banyak memberi berkat.
Mengapa Allah suka memberi banyak berkat? Karena sikap suka memberi mendatangkan sukacita tersendiri. Firman Tuhan berkata: "...adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima" (Kis. 20:35). Itulah sebabnya, Tuhan menghendaki kita belajar memiliki sifat suka memberi dan banyak memberi. Karena selain boleh menjadi berkat dan menolong orang lain, ada sukacita atau kebahagiaan tersendiri.
Selain itu, Amsal mengatakan bahwa "siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan...". Hal ini mengajar kita bahwa pemberian kita itu seperti menabur benih, semakin banyak kita menabur benih maka semakin banyak juga kita akan menuai pada saat panen. Ini adalah hukum menabur dan menuai. Tentu saja motivasi kita saat memberi bukanlah supaya kita mendapat lebih banyak, namun fakta kebenaran ini tidak bisa disangkal bahwa banyak menabur banyak menuai, sedikit menabur sedikit menuai.
Menjadi seorang yang suka memberi tidak berarti hanya bisa dilakukan oleh orang yang kaya, tetapi justru di Alkitab banyak contoh-contoh di mana orang memberi banyak bahkan dari pergumulan dan kekurangan dalam hidup mereka. Misalnya janda miskin yang mempersembahkan dua peser uang, menurut Tuhan Yesus, janda ini memberi lebih banyak dari orang lain, karena dia memberi keseluruhan nafkahnya. Mengenai jemaat di Makedonia, rasul Paulus berkata: "Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun kaya dalam kemurahan" (...their extreme poverty welled up in rich generosity) (2 Kor. 8:2).
Rest, Refreshed and Be Blessed,
Dalam kamus English-Indonesia, kata "generous" diterjemahkan "suka memberi". Namun sesungguhnya kata "generous" lebih dari sekedar suka memberi, tetapi seperti terjemahan Alkitab dalam Amsal 11:25, yaitu "banyak memberi berkat".
Sifat ini merupakan sifat Tuhan sendiri, sebab Dia adalah Tuhan yang banyak memberi berkat. Raja Daud dalam persiapan pembangunan Bait Allah, memberikan persembahan yang banyak kepada Tuhan. Namun Daud menyadari bahwa semua harta bendanya datangnya dari Tuhan juga. Dia berkata: "Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu..." (1 Taw. 29:12).
Tuhan Yesus berkata: "... Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yoh. 10:10). Firman Tuhan berkata bahwa: "Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupani di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan" (2 Kor. 9:8). Sangat jelas bahwa Allah kita adalah Allah yang generous, Dia suka memberi dan Dia banyak memberi berkat.
Mengapa Allah suka memberi banyak berkat? Karena sikap suka memberi mendatangkan sukacita tersendiri. Firman Tuhan berkata: "...adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima" (Kis. 20:35). Itulah sebabnya, Tuhan menghendaki kita belajar memiliki sifat suka memberi dan banyak memberi. Karena selain boleh menjadi berkat dan menolong orang lain, ada sukacita atau kebahagiaan tersendiri.
Selain itu, Amsal mengatakan bahwa "siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan...". Hal ini mengajar kita bahwa pemberian kita itu seperti menabur benih, semakin banyak kita menabur benih maka semakin banyak juga kita akan menuai pada saat panen. Ini adalah hukum menabur dan menuai. Tentu saja motivasi kita saat memberi bukanlah supaya kita mendapat lebih banyak, namun fakta kebenaran ini tidak bisa disangkal bahwa banyak menabur banyak menuai, sedikit menabur sedikit menuai.
Menjadi seorang yang suka memberi tidak berarti hanya bisa dilakukan oleh orang yang kaya, tetapi justru di Alkitab banyak contoh-contoh di mana orang memberi banyak bahkan dari pergumulan dan kekurangan dalam hidup mereka. Misalnya janda miskin yang mempersembahkan dua peser uang, menurut Tuhan Yesus, janda ini memberi lebih banyak dari orang lain, karena dia memberi keseluruhan nafkahnya. Mengenai jemaat di Makedonia, rasul Paulus berkata: "Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun kaya dalam kemurahan" (...their extreme poverty welled up in rich generosity) (2 Kor. 8:2).
Rest, Refreshed and Be Blessed,
Ditulis oleh :
Steve Tabalujan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar