
Situasi yang dialami oleh murid Yesus dan pengikut Nya bukanlah situasi yang mudah. Mereka menyaksikan sendiri bagaimana Yesus membuat mukjizat, mengusir setan, bahkan sampai membangkitkan orang mati. Begitu juga dengan Ibu Nya yang ketika akan mengandung, malaikat sendiri yang memberitahukan bahwa Yesus akan menjadi seorang Juruselamat. Mereka semua pun mengetahui dari nubuat nabi-nabi mengenai kebangkitan Nya. Tetapi tetap saja bukan hal yang mudah untuk menerima situasi yang ada.
Masih segar di ingatan mereka bagaimana Yesus mengalami siksaan dan tidak melawan. Tangan Nya yang mampu menghardik badai tak berdaya menjadi sasaran paku yang dihantamkan ke kayu salib. Tidak ada pasukan malaikat turun dari langit untuk mengalahkan orang-orang Romawi, Yesus juga tidak sekalipun memberi komando kepada pengikut Nya untuk membuat suatu gerakan perlawanan. Orang yang selama ini menjadi tumpuan harapan teronggok di dalam kuburan , sama seperti jenazah manusia lainnya yang sudah meninggal.
Setiap detik di hari itu merupakan detik iman. Tidak ada yang tahu persis bahwa Yesus akan bangkit.
Detik-detik iman masih berjalan sampai hari ini di dalam kehidupan kita masing-masing. Kita menunggu
"kapan pertolongan datang"
"apakah Tuhan peduli?"
"kapan beban ini lepas?"
"benarkah janjiNya?"
Kita yang sudah memiliki Alkitab. Tahu persis. Bahwa detik-detik iman tersebut tidak sia-sia. Yesus tidak mengecewakan. Ia bangkit. Hari yang ketiga datang.
"Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam
berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong
mereka?
Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi,
jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"
(Lukas 18:7-8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar