Minggu, 17 Maret 2013

Merekalah Masa Depan!

Kisah mengenai Tuhan Yesus dan anak-anak, diceritakan sebanyak 3 kali di Alkitab, yaitu pada Kitab Matius, Markus dan Lukas. Terdapat sebuah perikop yang menceritakan mengenai keberadaan anak-anak. Tentu bukan tanpa maksud bagian ini menjadi Firman Tuhan.

Pada Matius 19 :13-15, dikisahkan ada sekumpulan orangtua yang membawa anak-anak mereka kepada Yesus. Tetapi saat ini murid-murid Yesus menghalang-halangi mereka untuk bertemu dengan Yesus. Mungkin karena saat itu Yesus tampak sibuk mengajar dan menjawab pertanyaan orang-orang di sekitarnya (pertanyaan mengenai hidup kekal, pertanyaan mengenai perceraian, dan lain-lain.)

Saat kita ingin membawa anak-anak untuk mengenal Tuhan, baik dari kegiatan saat teduh keluarga doa atau sekolah minggu, tidak jarang timbul macam-macam penghalang. Dimana penghalang itu bisa dari diri kita sendiri maupun dari anak-anak atau orang lain. Di masa sekarang banyak hiburan yang lebih menarik dibandingkan mengenal Firman Tuhan, dan hiburan tersebut malahan difasilitasi oleh orangtua , dengan alasan agar anak tidak rewel, orangtua "membekali" anak-anak mereka dengan permainan elektronik yang ada di telepon genggam, tab, perangkat game dan sejenisnya. Atau membelikan setumpuk DVD yang dapat diputar dan ditonton oleh anak secara berjam-jam.

Ketika diri kita sendiri yang menjadi penghalang bagi anak-anak untuk mengenal Tuhan, dengarlah bahwa Tuhan mengatakan "Hei, biarkanlah mereka datang kepadaKu!". Lepaskanlah mereka dari segala sesuatu yang menghalangi, mulai batasi dan kurangi penggunaan game, dan perangkat elektronik yang malah menjauhkan anak dari Tuhan. Tentunya orangtua harus memberikan contoh yang baik, bukannya pulang setelah kerja, makan lalu berkutat di depan laptop atau komputer. 

Mengapa nilai anak jelek-jelek? mengapa mereka malas belajar? mengapa mereka menjadi anak yang kurang ajar? mengapa mereka begitu bermasalah? Hei bukankah selama ini kita sendiri yang mensuplai mereka dengan pengaruh buruk baik lewat tontonan, game, kata-kata kasar, dan contoh-contoh yang buruk. 

Ketika kita bisa menciptakan kondisi dimana anak mengenal Tuhan, dikatakan di Alkitab ( Markus 10:16), akan ada berkat bagi anak-anak tersebut. Ketika mereka mengenal Tuhan, akan ada jamahan yang bisa mengubah hidup mereka. Akan ada peningkatan dan keberhasilan-keberhasilan yang mereka alami. 



 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

Saat anak mengenal Tuhan, mereka tahu mengenai menghormati orangtua, mereka tahu mengenai mengembangkan talenta, mereka tahu bagaimana mengasihi orang lain, mereka tahu mengenai kerja keras, mereka tahu bagaimana berkata-kata yang membangun, dan lain-lain. Mungkin mereka baru sebatas tahu, tetapi itu sudah lebih dari cukup, dibandingkan bila mereka sendiri tidak tahu bagaimana harus bertindak, apakah tindakan itu benar atau salah.

Tentu tidak ada maksud memojokkan orangtua atau pihak tertentu melalui tulisan ini. Semata-mata tulisan ini ada karena kepedulian akan masa depan generasi kita. Agar suatu saat akan ada generasi yang takut akan Tuhan, yang mampu menjadi berkat bagi keluarga dan masyarakat. Generasi yang mampu mempengaruhi lingkungan sekitarnya untuk membuat perubahan yang positif. 

Suatu saat ketika kita sudah tua dan sakit-sakitan, merekalah yang akan menjadi harapan kita untuk merawat dan meneruskan kehidupan berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar