Di media seringkali kita mendapatkan istilah pencitraan. Dimana seorang tokoh sengaja membesar-besarkan sisi positif dari kehidupannya untuk menarik simpati masyarakat. Pencitraan dilakukan secara proffesional sehingga terlihat alami dan tidak disadari oleh sebagian besar golongan masyarakat, sehingga tokoh tersebut bisa mengambil keuntungan.
Walaupun bukan tokoh masyarakat, terkadang kita juga melakukan pencitraan dengan maksud menonjolkan diri serta menutupi kekurangan. Contohnya, di bidang pekerjaan saat ada supervisor atau pimpinan, pegawai sebisa mungkin tampak rajin (padahal aslinya tidak demikian), atau saat kuliah ketika mencalonkan diri sebagai ketua organisasi, sebisa mungkin menampilkan program yang disusun dengan kata-kata yang indah (padahal pada pelaksanaannya seadanya).
Sepandai-pandainya manusia dikelabui, Tuhan tetap mengenal hati dari setiap orang. Pada akhir jaman Ia akan datang, dan terdapat istilah memisahkan domba dan kambing, dimana domba adalah pengikut Nya dan kambing dari pihak yang sebaliknya. Tuhan tidak akan salah membedakan yang mana "domba" dan yang mana "kambing", walaupun "kambing" berusaha menyamar sebagai "domba"
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing , dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya."
Tanpa bermaksud menghakimi dan menggurui, lakukan yang terbaik dengan hati yang tulus, bukan demi suatu pencitraan atau sekedar menarik simpati.
GBU!
Keren nih websitenya
BalasHapus