Jumat, 29 Maret 2013

Simon dari Kirene

Saya tidak pernah menonton film Passion of The Christ secara full. Karena saya termasuk orang yang tidak tega melihat Yesus disiksa (untuk menebus dosa manusia). Namun demikian saya pernah melihat klip atau kilasan singkat dari film tersebut. Salah satu adegan yang menarik adalah ketika Simon dari Kirene ikut memikul salib Yesus. Di saat Yesus tampak sudah kelelahan, prajurit Romawi memaksa Simon yang tadinya hanya numpang lewat dan seperti tidak tahu apa-apa, untuk memikul salib Yesus.

Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. (Markus 15:21)
Entah apa yang ada di pikiran dan perasaan Simon, apakah ia merasa terhina, atau kesal, yang jelas namanya tercatat di Alkitab (di Kitab Matius,Markus dan Lukas) sebagai orang yang turut memikul salib Yesus, dalam arti yang sesungguhnya.Bukan tanpa maksud, kejadian ini bisa ada di dalam kisah penyaliban Yesus. 

Kejadian ini mengingatkan kembali bahwa dalam setiap karya besar Nya, manusia tetap dilibatkan. Ada beban-beban pelayanan yang bisa saja kita tinggalkan atau seakan tidak peduli, tidak peduli di gereja masih butuh pelayan, pengurus, guru sekolah minggu, dan lain-lain. Tetapi Simon menunjukkan kepeduliannya, ia dipaksa, namun ia tidak melarikan diri. Ia pada akhirnya berusaha membantu.

Saat Tuhan memilih pun, ditunjukkan, Tuhan tidak selalu memilih orang hebat, orang yang punya status dan nama. Tuhan bisa pilih siapa saja, seperti Simon yang hanya "numpang lewat" sampai teman-teman pembaca sekalian. Peristiwa penyaliban bukan hanya momen untuk menangisi dosa kita atau menyesali sesuatu, tetapi juga mengingatkan bahwa masih ada beban salib yang harus dikerjakan. 

Apa yang dilakukan Simon, menginspirasi Alexander dan Rufus kedua anaknya untuk menjadi penginjil dan termasuk sebagai orang-orang yang berpengaruh pada gereja pertama. Pelayanan kita mungkin kecil, singkat atau malah jadi bahan olok-olok, tetapi ini tidak menghalangi kita untuk menjadi inspirasi bagi orang lain di kemudian hari.

Pandang sekelilingmu dan lihatlah "salib" di sekitarmu
God Bless You

Tidak ada komentar:

Posting Komentar