Selasa, 30 April 2013

(Semua) Layak di hadapan Tuhan

Beratnya kehidupan dan masalah seringkali membuat kita kehilangan harapan. Apalagi bila masalah yang ada terus berputar selama bertahun-tahun. Tetapi apakah demikian saat kita sudah mengenal Yesus?

Seorang perempuan yang sudah 12 tahun sakit, tiba-tiba mendapat kabar tentang Yesus yang akan berjalan melalui tempat tinggalnya. Ia sudah pernah mendengar tentang Yesus, dan ia menaruh harapan yang besar pada Yesus meskipun ia belum pernah bertemu secara langsung.

Kita mengenal Yesus melalui Alkitab , kotbah, film , buku, dan lain-lain. Kita pun tidak bertemu dengan Yesus secara langsung. Kita bisa menyimpan informasi tentang Yesus sebagai sekedar ilmu pengetahuan, atau kita bisa menyimpan segala hal yang kita ketahui tentang Yesus sebagai suatu harapan.

Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
(Markus 9 : 20-21)

Mungkin ia pernah putus asa, tetapi mengetahui Yesus hadir, ia berusaha mendekat kepada Yesus. Mungkin ada perasaan tidak layak, malu, rendah diri, sehingga ia hanya berani berharap dan melakukan tindakan kecil.

Yesus menyadari kehadiran perempuan ini, seperti Ia selalu menyadari kehadiran kita. Ia berkata seolah-olah agar perempuan tersebut tidak merasa rendah diri dan melayakkan perempuan itu di hadapan diri Nya.

Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
(Markus 9 : 22)

Yesus bepaling dan memandang. Ia tidak melewati begitu saja. Ia bukan Tuhan yang jauh. Ia menjawab iman perempuan tersebut dengan cara Nya yang lembut.

Seberapapun kita merasa tidak layak di hadapan Tuhan, di mata Nya kita tetaplah anak Nya .
Pertahankan imanmu karena suatu hari Ia pasti menjawab Nya.

Tuhan memberkati.

Senin, 29 April 2013

Perempuan di Alkitab

Dalam berbagai media, kaum perempuan seringkali hanya dihargai atau "dijual" berdasarkan penampakkan fisik. Bahkan di salah satu web berita terkemuka, ditampilkan majalah online dengan gambar-gambar wanita dengan pakaian minim. Dimana hal ini semakin membentuk stereotype atau prasangka bahwa perempuan adalah mahluk yang hanya mempunyai kecantikan untuk diandalkan. 

Selain rupa fisik, di sinetron-sinetron, digambarkan pula kaum perempuan sebagai pihak yang tertindas. Entah ditindas oleh suami atau oleh mertua, dan sebagainya.

Kebenaran Firman Allah di Alkitab, menceritakan hal yang berbeda. Perempuan diciptakan sebagai penolong yang sepadan atau memiliki derajat yang sama. Bahkan Terdapat kitab-kitab yang menggunakan nama dari perempuan seperti kitab Rut dan kitab Ester. Selain itu, peranan perempuan sebagai pemimpin juga ditulis dalam kitab Hakim-hakim.

Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel. Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.

Hakim-hakim 4:4-5

Seorang Hakim di jaman Perjanjian Lama, kedudukannya adalah setara dengan pemimpin suatu bangsa. Selain memutuskan perkara, ia juga bisa menjadi pemimpin bila terjadi perang. Ketika Debora , menjadi seorang hakim, ia memiliki kebijaksanaan yang luar biasa, karena disebutkan bangsa Israel membawa permasalahnnya kepada Debora. Ia digambarkan sebagai seorang yang bijaksana, dan tidak mengandalkan rupa fisik untuk mencapai suatu kedudukan.

Debora memiliki kedekatan dengan Tuhan, sehingga Tuhan bisa berbicara melalui dirinya. Dan hal ini diakui juga oleh para pemimpin di sekitarnya, termasuk Barak, seorang pimpinan prajurit. Barak mampu memimpin sepuluh ribu orang, tetapi Barak sendiri sangat segan pada Debora. Bahkan ia meminta agar Debora turut mendampingi dirinya di dalam peperangan.


Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju."

Hakim-hakim 4 :8 

Debora pun akhirnya turut tampil di medan perang, ia juga memberikan komando kapan pasukan harus menyerang. Dan dikisahkan peperangan dimenangkan oleh pasukan yang dipimpin oleh Debora dan Barak.

Debora, seorang perempuan, tetapi ia tidak terkungkung di dalam stereotype atau cap bahwa perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Debora menyanggupi permintaan Barak untuk turut berperang, bukan karena ia sombong atau ingin menyamai kekuatan laki-laki, Debora berani maju karena ia percaya bahwa Tuhan menyertainya dan akan memberi kemenangan.

Tuhan menyertai tanpa memandang gender. Perempuan dan laki-laki tidak diciptakan untuk saling melecehkan. Tetapi untuk saling mendukung dan memiliki kemenangan atas segala masalah yang dihadapi. 

Tuhan memberkati.




Minggu, 28 April 2013

Dalam Nama Yesus

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan
Kisah Para Rasul 4 :12

Kata-kata Petrus demikian tegas saat dirinya dan Yohanes ditangkap karena memberitakan Injil. Saat itu kondisinya tidak menguntungkan bagi mereka. Mereka bisa saja bernasib sama seperti Guru mereka,mendapat hukuman berat, karena persidangan yang ada diselenggarakan secara tidak adil dan seperti mencari-cari kesalahan m mereka.
Tetapi baik Petrus maupun Yohanes tidak tunduk kepada orang-orang yang menekan mereka. Petrus dan Yohanes tidak merasa bahwa keselamatan mereka ada di tangan persidangan manusia. Mereka yakin bahwa keselamatan mereka sesungguhnya berada di tangan Tuhan. Mereka yakin bahwa hanya ada 1 nama yang dapat membawa mereka pada keselamatan yaitu nama Yesus.

Di dalam nama Yesus ada keselamatan, itu yang kita yakini sebagai orang percaya. Kita seringkali mengakhiri doa dengan kalimat "di dalam nama Yesus kami telah berdoa "

Ketika kita menyebut namaNya, seperti Petrus dan Yohanes, kita yakin Ia mampu menolong kita, entah bagaimanapun juga situasi yang ada atau tekanan apapun yang menimpa kita . Ia sanggup memberikan keselamatan, Ia juga sudah pasti sanggup menolong kita dalam hal-hal lainnya.

 Nama Yesus lebih tinggi dari apapun yang mengancam atau meneror kehidupan kita. Di dalam nama Nya kita berdoa, dan di dalam nama Nya keselamatan kita berada.

Tuhan memberkati.




Sabtu, 27 April 2013

Peta

Setiap sampai di suatu kota atau negara yang baru saya kunjungi, hal pertama yang saya cari adalah peta. Karena peta akan sangat mempermudah segala aktifitas yang akan dilakukan disana. Terutama bila ingin berkunjung ke berbagai tempat wisata favorit. Kita bisa melihat rute kendaraan umum dan jalan yang paling efektif untuk mencapai suatu tujuan.


Di dalam menjalani kehidupan kita di dunia, Tuhan memberikan "peta" atau "petunjuk" agar kita bisa mencapai tujuan hidup yang baik bagi kita. Peta tersebut berupa Alkitab yang berisi Firman Nya. Melalui membaca Alkitab, kita akan memperoleh banyak petunjuk bagaimana dalam menjalani kehidupan secara efektif dan tidak sia-sia.

Selain itu yang terpenting adalah, Alkitab menunjukkan kepada kita letak "jalan keselamatan" yaitu dalam iman pada Kristus Yesus.

Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

(2 Timotius 3:15-17)

Merasa tersesat dalam hidup?  Buka "peta" yang Tuhan berikan setiap hari!
Tuhan memberkati

Jumat, 26 April 2013

Saya masih Berdiri



1 Samuel 7:12

                17 Maret 2012, dunia seolah berhenti sejenak. Fabrice Muamba tiba-tiba terjatuh tanpa kontak fisik dengan pemain lain lalu tak sadarkan diri pada menit ke-41, saat berlangsungnya pertandingan perempat final Piala FA antara Bolton dan Tottenham Hotspur. Muamba terkena serangan jantung. Jantung Muamba sempat berhenti berdetak selama 78 menit. Namun ia terselamatkan setelah dilakukan 15 kali kejutan listrik, baik di lapangan maupun saat di ambulan dalam perjalanan ke rumah sakit.

               
  Setelah melewati satu bulan masa kritis yang menegangkan, akhirnya Muamba diizinkan meninggalkan rumah sakit pada tanggal 16 April 2012. “Meski karir saya selesai sampai di sini dan harus berhenti bermimpi bermain di level yang lebih tinggi, namun saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk hidup. Saya harus bangkit dan melanjutkan hidup. Ilmu matematika dan statistik yang pernah saya pelajari waktu masih aktif bermain mungkin dapat saya manfaatkan sekarang. Terima kasih untuk Tuhan, tim medis, dan para fans yang dengan setia mendukung dan memanjatkan doa bagi pemulihan saya”, demikian kata-kata perpisahan Muamba saat resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari sepak bola profesional pada tanggal 15 Agustus 2012 berdasarkan rekomendasi dari tim medis. Semua kisah inspiratif kehidupannya lalu dituangkan dalam sebuah buku berjudul “I'm Still Standing” (Saya Masih Berdiri).
                Dalam hidup ini, kita tak selalu bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, meski sudah mengerahkan segenap kemampuan yang kita miliki. Sesungguhnya, di sinilah letak kedewasaan iman dan cara berpikir kita diuji. Mengucap syukur mudah dilakukan ketika semuanya berjalan baik-baik saja sesuai rencana, namun ucapan syukur yang Tuhan maksud adalah mampu bersyukur dalam segala keadaan (1 Tes 5:18).
                Allah tak hanya bekerja lewat keajaiban besar yang mencengangkan, tetapi Ia juga bekerja lewat masalah yang kita alami. Bahkan lewat sesuatu yang kita sebut sebagai musibah, Allah bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita umat yang dikasihiNya (Roma 8:28).
                Di tengah badai kehidupan yang menyerang seolah tiada henti, masih sanggupkah kita berkata, “Sampai di sini Tuhan menolong kita!” (1 Sam 7:12). Itu artinya, bila di masa yang lalu Tuhan sudah tolong, tentu di masa depan Ia juga akan terus bekerja membela hidup kita. Bahwa hingga hari ini kita masih bisa tegak berdiri, itu adalah anugerah besar yang patut diberi ucapan syukur. Ucapan syukur mendahului mujizat! Dengan sering mengucap syukur, kita mengundang tangan Tuhan untuk melakukan perbuatanNya yang ajaib. Ada begitu banyak kebaikan Tuhan yang kita terima setiap hari. Buka mata kita lebar-lebar dan temukan satu perbuatan baik Tuhan, lalu katakan terima kasih kepadaNya.


DOA
Terima kasih Tuhan untuk pemeliharaanMu yang ajaib sehingga hamba bisa hidup hingga hari ini. Ajarku untuk tetap mengucap syukur dalam segala hal. Di dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.


Sesekali perlu melambatkan ritme hidup karena ada beberapa keajaiban kecil yang terlewat untuk disyukuri.

Ditulis oleh : Ishak Manik

Kamis, 25 April 2013

Bagian kita dan Bagian Tuhan

 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga."
Yohanes  5 :17

Saat membaca cerita-cerita di Alkitab, kita bisa membedakan ada waktu dimana Tuhan bertindak, dan ada pula waktu manusia melakukan tindakan. Tuhan bisa saja 100% mengontrol hidup manusia seperti robot, atau menyediakan segala sesuatu tanpa kita harus berusaha. Tetapi bila itu terjadi, Tuhan malah menjadi seperti jin yang melayani manusia.

Ketika Laut Merah terbuka atas mujizat Tuhan, bangsa Israel yang dipimpin Musa tidak berjalan santai melewati bagian yang kering. Mereka berlari karena di belakang mereka ada pasukan Mesir yang mengejar.



Dalam peperangan yang dipimpin oleh Daud, beberapa kali Tuhan berfirman mengenai apa yang harus mereka lakukan. Tetapi pertempuran tetap dilakukan oleh Daud.

Sebelum sembuh dari kusta, panglima Naaman harus mandi tujuh kali di sungai Yordan

Saat Yesus melakukan mujizat , Ia memberikan perintah seperti :
" bangun , berjalanlah dan angkat tilammu !"

Ada bagian yang juga harus kita lakukan. Selain berdoa, harus ada kesungguhan untuk mencapai apa yang kita gumulkan melalui kerja, mencari kerja, mencari pacar, studi, dan lain-lain.

Saat mencari pasangan hidup dan berdoa. Tidak hanya waktu berdoa saja, pasangan akan langsung muncul...tetapi ada juga usaha-usaha yang harus kita lakukan

Perjuangan dan usaha adalah bagian dari hidup kita sebagai orang yang beriman. 

Selamat berusaha disertai dengan doa dan pergumulan yang benar!
Tuhan memberkati.

Rabu, 24 April 2013

Merk Anak Tuhan

sign up for Facebook account! create a Facebook profile!
Banner iklan yang mempromosikan facebook akhir-akhir ini terpampang di beberapa web terkenal. Ada apa dengan Facebook? apakah ini tanda-tanda kebangkrutan sehingga Facebook berpromosi?

Saya rasa tidak demikian, Facebook sudah dikenal masyarakat luas, tetapi mereka tetap berpromosi untuk meningkatkan lagi jumlah users Facebook. Hal yang sama dilakukan juga oleh McDonald, Coca cola, Pizza Hut, KFC, dan brand-brand terkenal lainnya. 

Walaupun sudah dikenal banyak orang, mereka tetap berusaha meningkatkan keberadaan mereka. Mereka berusaha menjangkau lebih banyak lagi. Tentunya tidak hanya dibekali dengan marketing kosong, tetapi juga adanya peningkatan kualitas dan inovasi baru. Facebook senantiasa mengubah tampilan dan menerapkan fitur baru agar pelanggan tetap setia menggunakannya.
Bagaimana dengan kita yang mempunyai brand atau merk "anak Tuhan". Sudahkah kita turut menjadi berkat dan menjangkau orang lain? Apakah kita sudah berpuas diri dengan kondisi saat ini dan tidak mau berkembang lagi?

Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan
Roma 12 :11

Peningkatan kualitas diri yang kita lakukan bukan semata-mata untuk mengejar materi, tetapi untuk bisa memberikan kesaksian yang lebih lagi bagi orang lain dan lebih baik lagi dalam memberikan berkat kepada orang lain. Baik dalam pelayanan maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Jangan sampai di tahun-tahun mendatang generasi selanjutnya lebih mengenal Facebook, McD, Coca cola daripada mengenal nama Yesus Sang Juruselamat.

Jadilah terang! Tingkatkan terus kualitas hidupmu sampai saatnya nanti ketika bertemu dengan Nya, Ia akan menepuk pundakmu dan berkata "Good Job!"

Tuhan memberkati



Selasa, 23 April 2013

Penguatan dan Penghiburan ( Kasih yang Luar Biasa 3)

Alkitab tidak hanya menceritakan kisah sukses dan inspirasional. Ada juga cerita-cerita mengenai keputusasaan dan hilangnya semangat.

Elia, seorang nabi yang dipakai dengan luar biasa oleh Tuhan, menjadi ketakutan karena ia telah mengalahkan nabi-nabi Baal. Elia mendapat ancaman dari Izebel yang membuatnya menjadi gentar.

Yunus, sengaja melarikan diri saat ada penugasan untuk ke Niniwe. Dimana penugasan ini disampaikan langsung oleh Tuhan.

Petrus, setelah peristiwa penyaliban , memutuskan untuk undur dari pelayanan dan kembali menjadi nelayan.

Mengetahui semua ini, Tuhan tidak menunjukkan reaksi yang negatif. Ia tidak menghardik mereka atau memojokkan sikap mereka. Tuhan tidak bilang ke Elia "wah kamu payah banget, kan baru Saya kasih lihat kuasa Saya mengalahkan nabi Baal, masak baru diancam sudah ketakutan", melainkan Ia hadir dalam ketakutan yang dialami oleh Elia melalui hadiratNya yang menenangkan. Ia secara mengejutkan memberikan hadiah khusus kepada Elia berupa pengangkatan ke surga tanpa melalui kematian.

Ia juga tidak "memecat" Yunus dari pelayanannya . Sebaliknya, Ia tetap mempercayakan tugas Niniwe kepada Yunus.


Bahkan menghadapi Petrus yang patah semangat, Yesus sengaja datang dan menyediakan waktu untuk berbicara berdua dengan Petrus.

Menghadapi perilaku kita yang terkadang kurang beriman, Yesus tidak pernah putus asa.  Ia adalah Tuhan yang mengerti kesulitan kita dan Tuhan yang mau mendengarkan keluh kesah kita. Ia tetap hadir di dalam segala sesuatu, bukan untuk menuntut atau menghakimi tetapi memberikan harapan dan dukungan. 

Tugas kita adalah menyediakan waktu untuk berada dekat dengan Nya. Fokus pada kasih Nya , bukan fokus pada rasa takut , keraguan dan keputusasaan.

Tuhan memberkati!

2 Korintus 1:3
Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan

PS
Baca juga :

Minggu, 21 April 2013

5 Batu

1 Samuel 17 : 40
Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu.

Ayat di atas merupakan penggalan kisah duel antara Daud melawan Goliat. Daud mempersiapkan diri dengan membawa tongkat, 5 buah batu dan pengumban (sejenis kain atau kulit untuk melontarkan batu). Dari perlengkapan yang ia bawa, tidak ada tandingannya dengan apa yang dibawa oleh Goliat. Dengan tinggi 3 meter, persiapan Goliat adalah sebagai berikut :
 
Ketopong tembaga ada di kepalanya, dan ia memakai baju zirah yang bersisik; berat baju zirah ini lima ribu syikal tembaga.
Dia memakai penutup kaki dari tembaga, dan di bahunya ia memanggul lembing tembaga.
Gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun, dan mata tombaknya itu enam ratus syikal besi beratnya. Dan seorang pembawa perisai berjalan di depannya. (1 Samuel 17:5-7)



Goliat menggunakan pelindung dan senjata berat. Kepalanya terlindung dengan ketopong (sejenis helm yang sangat kuat). Tubuhnya dan kakinya pun terlindung. Kesempatan Daud untuk menghantam Goliat dengan tongkat sepertinya sangat kecil, andai kena pun belum tentu efeknya fatal. Begitu juga dengan lontaran batu, hanya ada sedikit ruang sasaran untuk mengenai Goliat.

Goliat juga bukan tentara sayur mayur yang mudah kalah. Disebutkan bahwa Goliat memiliki pengalaman sebagai prajurit sejak ia muda. 

Daud bermodalkan 5 buah batu, tongkat dan pengumban. Dengan senjata yang sederhana ini, Daud berhasil mengalahkan Goliat, bukan dengan 5 batu, melainkan hanya dengan 1 lontaran batu yang efeknya mematikan.

Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
Daud sendiri tidak bermegah diri dan tidak sesumbar bahwa ia akan mengalahkan Goliat. Daud maju dengan nama Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan, sehingga kuasa Tuhan menyertainya. (1 Samuel 17:45)

Tidak peduli betapa kecil kondisi kita dibandingkan dengan orang lain, bila kuasa Tuhan menyertai,kita pun bisa menaklukkan hal-hal besar. Kita mampu mengatasi masalah-masalah yang besar, saat Tuhan bersama dengan kita.

Bukan kekuatan finansial, modal atau koneksi yang kuat yang membuat kita berhasil!
Bergantunglah dan andalkan Tuhan, maka ia akan menyertai kita.

dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami."
(1 Samuel 17:47)

Tuhan memberkati.






Sabtu, 20 April 2013

Pengampunan ( Kasih yang Luar Biasa 2 )

Bagaimana rasanya diampuni?
Rasanya mungkin seperti beban yang berat hilang seketika. Apalagi ketika seharusnya kita dihukum karena sudah berbuat salah. 
Seorang perempuan yang sudah berbuat dosa, dan seharusnya dihukum, Ia mendapatkan pengampunan dari Yesus. Cerita ini ditutup dengan Yesus berkata kepada perempuan itu untuk tidak berbuat dosa lagi.


Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Yohanes 8:10-11

Tidak diceritakan bagaimana nasib perempuan tersebut selanjutnya. Walaupun ada dugaan bahwa perempuan tersebut adalah Maria Magdalena yang menjadi salah satu pengunjung pertama kubur Yesus.

Cerita pengampunan ini demikian luar biasa. Tidak ada mujizat terjadi, tetapi pengampunan yang Ia berikan sudah melebihi mujizat yang ada. Yesus tidak kenal sebelumnya dengan perempuan berdosa, perempuan ini pun bukan siapa-siapa. Untuk apa Yesus mempertaruhkan reputasinya?

Kita pun bukan siapa-siapa. Dan tidak ada
seorang pun di hadapan Nya yang layak. Tetapi dosa kita sudah diampuni melalui penebusan di kayu salib. KasihNya yang demikian besar mengampuni perempuan yang berdosa dan juga kita.

Pada akhir cerita, Yesus mengatakan , pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. Suatu kelegaan luar biasa ketika Yesus tidak menghakimi, malah membebaskan.

Kita tidak tahu kelanjutan nasib perempuan tersebut, apakah ia tetap berbuat dosa lagi atau tidak. Tetapi kita tahu, apa yang sepatutnya dilakukan. Yaitu menuruti perintah Nya yang sudah menyelamatkan. Kita pun tahu apa yang seharusnya kita lakukan setelah Yesus menebus dosa kita.

Yesus sudah mengampuni dosa-dosamu, lakukanlah sesuatu yang seharusnya kamu lakukan, taati firman Nya dan berusaha tidak mengulangi dosa-dosa yang pernah dilakukan.

Tuhan memberkati


PS Baca juga :
Paku ( Kasih yang Luar Biasa) 

Jumat, 19 April 2013

Paku ( Kasih yang Luar Biasa )

Cerita mengenai Paskah, dan masa sebelum Paskah bisa dibilang merupakan cerita hafalan. Anak-anak sekolah minggu, terutama di kelas SD sudah berulangkali mendengar cerita ini. Bahkan cerita ini pun sudah masuk dalam pelajaran agama di sekolah. Urutannya sudah jelas, Yesus melakukan perjamuan, Ia ditangkap saat berdoa di taman Getsemani, perjalanan sengsara memikul salib, disalibkan , lalu mati. Dan anak-anak pun sudah tahu bahwa Yesus akan bangkit di hari ke 3.

Agar anak-anak tidak hanya sekedar "tahu", saya ingin ada unsur "perasaan" dalam memahami apa yang dialami oleh Yesus.

Saya membuka cerita penyaliban dengan membawa sebuah paku payung. Paku yang biasa digunakan untuk menempel hasil karya anak-anak di papan spons. Tidak ada pembahasan atau pengingatan mengenai cerita di minggu sebelumnya (mengenai penangkapan Yesus dan lain-lain).

Setelah menunjukkan dan menjelaskan mengenai benda yang saya bawa, bahwa benda itu adalah paku payung, saya menawarkan, adakah anak yang bersedia untuk ditusuk tangannya dengan paku payung?

Ya, paku payung, paku yang kecil. Respon anak-anak biasanya ada yang iseng bilang mau, tetapi ketika saya ingin menancapkan paku tersebut di tangan anak yang menjawab bersedia, anak tersebut langsung menarik tangannya. Ada juga anak yang baru disentuh telapak tangannya dengan ujung paku, langsung menarik tangannya.

Bila hal ini ditawarkan kepada saya, yang seorang guru sekolah minggu pun, saya akan ragu dan kalau tidak terpaksa tidak akan mau secara sukarela menusukkan paku ke tangan.

Apa yang Yesus lakukan untuk kita, bukan sekedar untuk memenuhi pengetahuan. O yang namanya Yesus itu disalib toh. Tetapi menyadarkan bahwa apa yang Ia lakukan sudah demikian besarnya. Ia harus mengalami siksaan untuk menebus dosa kita.

Karena kasih, tangannya harus ditembus dengan paku yang besar. 
Karena kasih Nya kepada kita yang berdosa .

Pengorbanannya bisa hanya menjadi kisah Paskah yang setelah beberapa minggu kemudian menjadi "basi", atau bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk mengerti bahwa hidup yang kita jalani adalah hidup yang sudah ditebus. Ditebus dengan sesuatu yang mahal. 

Karena itu seburuk apapun hidup kita, jalankan dengan sebaik mungkin
Masih ada waktu untuk kembali ke jalan yang benar bila selama ini kita berjalan di jalan yang salah.

GBU




Sebelum waktu habis

Bencana yang terjadi baru-baru ini, di dalam maupun di luar negeri benar-benar tidak bisa kita perkirakan. Gempa di Iran terjadi tanpa bisa dicegah. Demikian juga ledakan pabrik pupuk di Texas yang sangat dashyat yang beberapa hari sebelumnya bom meledak di kota Boston. Kita tidak pernah tahu kapan bencana akan terjadi, atau lebih tepatnya kapan waktu kita di dunia habis. Jangankan bencana yang besar, kondisi jalan di Jakarta dengan perilaku pengendaranya pun sewaktu-waktu bisa membuat kita kehilangan nyawa.

Apakah dengan demikian kita harus hidup dalam ketakutan? Atau lebih baik kita berada di rumah terus menerus, tidak usah keluar rumah. Atau bahkan kita bisa melakukan hal yang lebih ekstrem seperti membuat bungker anti bencana di rumah.

Kejadian 2 :7
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Pengkotbah 12 :7
 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

Pada akhirnya manusia memang ditakdirkan untuk kembali menjadi debu. Tanpa ada bencana atau kecelakaan, kita tetap akan meninggal. Sebelum hal itu terjadi, apa yang mau kita tinggalkan nanti? Atau lebih tepatnya, coba renungkan, apa yang orang lain akan bicarakan tentang saudara setelah nanti saudara meninggalkan dunia ini?

Apakah kita akan dikenal sebagai orang yang menjadi berkat bagi orang lain. Atau justru nama kita dikenal sebagai orang yang selalu menyusahkan orang lain.

Mari hidup semaksimal mungkin untuk menjadi berkat bagi orang lain, selagi kita masih memiliki waktu untuk hidup di dunia ini.

2 Timotius 3 : 17
Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik

Kamis, 18 April 2013

Yang Unik di Alkitab 3 : Meluruskan kekeliruan

Tidak jarang terdapat beberapa hal yang sebenarnya tidak ada di Alkitab tetapi secara budaya atau turun temurun dianggap tertulis di Alkitab. Padahal sesungguhnya tidak demikian. Hal apa saja yang seringkali keliru tetapi sudah membudaya?

Yunus ditelan ikan paus

Suatu kekeliruan karena di Alkitab tidak dituliskan jenis ikan yang menelan Yunus. Hanya disebutkan bahwa ikan besar menelan Yunus. Cerita yang mengatakan ikan paus menelan Yunus kemungkinan disebabkan karena ikan besar yang dianggap terbesar adalah ikan paus. Hmm...padahal paus sendiri tidak termasuk jenis ikan...tetapi termasuk mamalia.

Yunus 1 : 17
 
Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya


3 orang Majus

Menjelang masa perayaan Natal, cerita mengenai orang Majus seringkali diilustrasikan sebagai 3 orang yang mengunjungi Yesus, padahal di Alkitab sendiri tidak pernah disebutkan jumlah orang Majus yang sesungguhnya. Yang membuat penggambaran 3 orang, dikarenakan karena terdapat 3 macam persembahan.
Matius 2:1

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem


Delila memotong rambut Simson

Delila dijadikan tersangka dalam hilangnya kekuatan Simson karena telah memotong rambut Simson. Benarkah demikian? bila kita baca lebih teliti, yang memotong rambut Simson bukanlah Delila

Hakim-hakim 16:19
 
Sesudah itu dibujuknya Simson tidur di pangkuannya, lalu dipanggilnya seorang dan disuruhnya mencukur ketujuh rambut jalinnya, sehingga mulailah Simson ditundukkan oleh perempuan itu, sebab kekuatannya telah lenyap dari padanya.

Ungkapan : Tuhan menolong mereka yang menolong dirinya sendiri

God help those who help themselves
merupakan ungkapan populer, bahkan teman saya pernah ada yang mengatakan, tuh, Tuhan aja bilang begitu, bahwa manusia harus menolong dirinya sendiri. Ungkapan ini tidak pernah ditulis di Alkitab, dan Tuhan tidak pernah mengatakan hal demikian. Ungkapan ini dipopulerkan oleh Benjamin Franklin.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kekeliruan yang terjadi turun-temurun dan dianggap kebenaran, bisa tidak berdampak besar, bisa pula memiliki dampak yang besar, bahkan menyesatkan. Karena itu, apapun informasi "rohani" yang kita terima, selalu usahakan cek kebenarannya pada Firman Tuhan. Kekeliruan-kekeliruan yang disebutkan di atas mungkin tidak terlalu fatal, tetapi seiring perkembangan jaman, bisa saja nanti ada kekeliruan yang lebih mendasar lagi.

2 Petrus 1 : 19

Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.


Baca juga :


Rabu, 17 April 2013

Percaya

Yohanes 4 ayat 49-54
Pada bagian Alkitab ini, dikisahkan bahwa Yesus kembali lagi ke Kana, tempat dimana Ia membuat air menjadi anggur. Dan disana terdapat seorang pegawai istana yang anaknya sedang sakit. Ketika pegawai tersebut mendengar kedatangan Yesus, datanglah ia kepada Nya, lalu meminta , supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya hampir mati.

Dalam pembukaan cerita dapat kita bayangkan , kedatangan Yesus pastinya sudah menyebar kemana-mana beritanya. Terutama mengenai kemampuanNya membuat mukjizat. Penekanan ini sangat jelas pada kalimat pertama "dimana Ia membuat air menjadi anggur". Tidak disinggung mengenai Yesus yang membersihkan bait Allah, atau mengenai pengakuan Yohanes terhadap sosok Yesus.

Mukjizat telah menarik orang untuk percaya. Demikian juga yang terjadi pada si pegawai istana, ia memiliki masalah yang bisa dibilang sangat berat. Anaknya diceritakan disana, hampir mati. Berarti apa yang menimpa anaknya bukan penyakit biasa-biasa saja.

Lalu ,setelah mendengar kedatangan Yesus datanglah ia kepada Yesus. Berapa diantara kita yang kalau ada masalah langsung datang kepada Yesus? atau lebih suka datang ke teman, atau tenggelam pada hal-hal lain, walaupun dibandingkan pegawai tersebut, kita sudah lebih banyak mendengar tentang Yesus. Kita sudah mengetahui mengenai kebangkitan Nya, sementara si pegawai istana belum. Kita sudah banyak dengar bahkan ikut KKR mengenai penebusan dosa, sementara si pegawai istana belum mengalami itu.

Pegawai istana ini datang, dengan harapan. Tentu harapannya agar anaknya sembuh, agar masalah selesai. Dalam waktu secepatnya.

Yesus mengatakan " jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya". Lalu pegawai istana tetap memohon "Tuhan datanglah, sebelum anakku mati". Yesus mengatakan "pergilah, anakmu hidup"

"jika kamu tidak melihat." Dan ternyata benar, Yesus tidak melakukan mujizat spektakuler yang dapat dilihat orang-orang. Ia tidak datang ke rumah pegawai istana untuk melakukan penyembuhan. Di jaman sekarang, kita perlu lihat segala sesuatu, baru merasa percaya. Baik dalam hal pekerjaan, hubungan, bisnis, dan lain-lain. Perlu bukti nyata. Tidak demikian dengan iman terhadap Yesus. Iman tidak berdasarkan percaya karena melihat mujizat.

Yesus tidak membatasi diri dengan mujizat yang bisa dilihat. Ia bukan Tuhan yang kalau tidak membuat pertunjukkan berarti tidak hebat. Yesus tahu, bahwa si pegawai istana punya masalah berat, kritis, Ia juga tahu dan sangat tahu bahwa kita memiliki masalah, entah ringan atau berat.

"pergilah, anakmu hidup"

Orang itu percaya, lalu ia pergi. Percaya. Ia tidak marah-marah atau ngedumel karena masalahnya tidak langsung diselesaikan. Tidak ada mujizat yang bisa dilihat. Bahkan Yesus tidak datang ke rumahnya. Ia mendengar firman Tuhan dan ia percaya. Sebuah teladan iman yang baik. Ia percaya, ia melakukan. Sesuai kata-kata Yesus, ia lalu pergi. Perintah Yesus sangat sederhana "pergilah". Pada bagian-bagian Alkitab kita banyak dengar kata-kata yang sederhana seperti "jangan kuatir, jangan takut, datanglah kepada Ku, dan lain-lain". Sederhana tapi seringkali tidak dilakukan. malah bertanya-tanya bagaimana kalau begini atau bagaimana kalau begitu.

dalam perjalanan pulang, bertemulah si pegawai istana dengan hamba-hambanya. Dimana para hamba ini memberi kabar bahwa anak si pegawai istana sudah sehat (hidup).

Belum sampai ia melihat, ternyata mujizat sudah terjadi. Ya, tidak perlu sampai kita lihat mujizat bisa terjadi. Ketika kita berdoa, dengan percaya. Di masa depan, di waktu mendatang, masalah kita sudah selesai. Tanpa kita ketahui sekarang. Entah berapa lama perjalanan kita ke depan. Segala masalah yang kita sampaikan kepada Yesus, sudah Ia selesaikan.

"kemarin siang pukul satu demamnya hilang" , maka teringatlah ia , bahwa pada saat itulah Yesus berkata "anakmu hidup"

teringatlah ia pada saat itulah Yesus berkata, tidak ditulis teringatlah saat  ditunjukkan dihadapannya Yesus datang dan membangkitkan anaknya.

Sebagian besar dari kita lebih banyak mendengar, membaca melalui Alkitab mengenai kata-kata Yesus. Bukan melihat mujizat secara langsung. Yesus ingin kita percaya, tanpa melihat, Ia ingin menunjukkan, hei kamu tidak perlu lihat mujizat besar-besaran  tetapi ingatlah ajaran Ku, jaminan Ku, percayalah. Saat masalah kita diselesaikan, kita juga akan teringat firmanNya "jangan kuatir", "jangan takut", dan lain-lain.

Mendengar mengenai Yesus, membawa masalah kita kepada Nya, percaya dan lakukan perintah Nya. Maka kita akan mengalami mujizat terjadi, kecil atau besar.

GBU All.

Selasa, 16 April 2013

Deadlock

Deadlock atau kebuntuan, atau bisa juga di dalam kehidupan kita sebagai kartu mati, vonis penyakit berbahaya, lilitan hutang, masalah keluarga yang tidak selesai-selesai, dan lain sebagainya. Deadlock di Alkitab digambarkan dalam berbagai peristiwa :

kejaran tentara Mesir kepada bangsa Israel, yang membuat mereka menjerit-jerit ketakutan karena berpikir bahwa orang mesir akan menghabisi mereka, sedangkan di depan mereka ada laut yang tidak bisa diseberangi.

membekunya pasukan Saul di depan Goliat. Mereka seolah-olah tidak ada ide bagaimana cara mengalahkan si raksasa ini, yang terus menerus menghina dan menantang.

tangisan Hana yang karena belum memiliki keturunan harus menanggung hinaan.

tangisan Maria dan Marta, karena Yesus datang "terlambat" sehingga saudara mereka Lazarus mati, bahkan sudah berada di dalam kubur.

Musa, Daud, Hana, Maria dan Marta, tidak pernah tahu kisah yang akan terjadi selanjutnya ketika mereka mengalami deadlock. Kita tahu kisah mereka karena masa itu sudah lewat. Tetapi di detik itu ketakutan dan keputusasaan mereka sangatlah nyata. 

Yeremia 32:27
Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?

Tuhan, tahu persis...! apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia punya rencana, Ia membuka Laut Merah tepat pada waktunya, Ia mengangkat ketakutan melalui kemenangan Daud tepat pada waktunya, Ia menjawab doa Hana tepat pada waktunya, Ia juga tidak pernah terlambat untuk membangkitkan Lazarus.

Kapan waktunya Tuhan? Kita tidak pernah tahu. Tetapi Tuhan tahu persis. Ia akan bertindak pada saatnya nanti. Bagi Tuhan tidak ada deadlock. Ia mampu menyingkirkan segala penghalang, kesedihan, beban dan masalah tepat pada waktunya nanti.

Tetaplah beriman dan percaya, jangan takut dan gentar.

Tuhan memberkati!

Senin, 15 April 2013

Hati sebagai hamba

ku tak membawa apapun juga
saat ku datang ke dunia

saat mendengar lagu "hati sebagai hamba", lirik di awal lagu merupakan bagian yang paling menyentuh bagi saya.
mungkin karena pengalaman hidup yang lalu, dimana saya memiliki materi yang sangat cukup, kemudian tiba-tiba semuanya hilang sampai habis malah minus.




pengalaman berikutnya adalah ketika saya mulai bekerja di klinik tumbuh kembang anak.
disana saya berhadapan dengan berbagai kasus, yang mungkin, maaf kata kalau pakai istilah medis tergolong nggak ada obatnya. Saya menyadari kapasitas saya tergolong di bawah rata-rata pada penanganan kasus-kasus yang ada, mengandalkan kemampuan sendiri hasilnya pasti mentok.

saya masih jauh dari sempurna , belum sepenuhnya memiliki hati sebagai hamba. apalagi taat dan setia.
tetapi saya mencoba untuk bisa seperti itu, untuk mencoba terus melayani walaupun seringkali ada klien (ortunya) yang kurang koperatif, atau adanya beberapa kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan.

di dunia yang serba tidak pasti. toh segala sesuatu yang kita miliki akan hilang.
ada baiknya kalau hidup digunakan untuk membantu orang lain, agar hidup mereka lebih bermakna, setidaknya menjadi kawan setia dalam perjalanan hidup, walau tidak bisa menjadi sosok penyembuh yang serba bisa.

Des 2010
---------------
Tetapi kumpulanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

Matius 6 :20


Minggu, 14 April 2013

Ibadah

"karena ibadah yang sesungguhnya adalah ketika kita keluar dari tempat ini (gereja) " 
Saya sering mendengar kata-kata ini ketika pendeta menutup ibadah di gereja. Ibadah memang seringkali identik dengan tata cara yang diatur sedemikian rupa dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan. Bisa dalam bentuk kegiatan yang menggabungkan antara rangkaian doa, pujian, kotbah, persembahan, dan lain sebagainya.

Tidak ada yang salah dengan tata cara demikian. Dan memang masing-masing dari kita perlu untuk beribadah di gereja, agar kita terus mendapatkan pembinaan dan dapat bersekutu dengan saudara-saudara seiman. Tetapi rangkaian ibadah tidak selesai ketika pendeta atau pastor selesai membacakan berkat atau menutup ibadah dengan doa. Ibadah masih berlanjut dalam kehidupan sehari-hari.



Tidak hanya mendengarkan firman, tetapi juga mempraktekkan firman. Hidup menjadi berkat bagi orang lain. Ibadah dicerminkan dalam tingkah laku kita. Bagaimana kata-kata kita membangun kehidupan orang lain, dan perbuatan kita sesuai dengan firman yang sudah kita dengar. Jangan keluar dari gedung gereja, karena tidak sabar main klakson keras-keras saat ada mobil lain yang agak lama saat keluar dari parkiran. Atau hari minggu angkat tangan memuji Tuhan, hari Senin kerja malas bangun, padahal waktu doa di gereja minta agar hidupnya diberkati.

"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga"
Matius  5:16

Tujuan dari ibadah kita di luar gedung gereja, tentu saja, bukan sekedar pencitraan agar kita terlihat seperti orang suci, tetapi tujuannya adalah sama dengan ibadah di gereja, yaitu agar nama Tuhan semakin dimuliakan.

Selamat beribadah!
Tuhan memberkati!



Sabtu, 13 April 2013

Tantangan :10 Pengalaman Iman (kirimkan pengalamanmu!)


Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1)

Hari ini, di luar kebiasaan kami memutuskan untuk tidak menulis post baru. Sebaliknya kami mengajak rekan-rekan untuk sharing disini.
Caranya mudah, tinggal klik di bagian komentar, lalu tuliskan pengalaman iman teman-teman. Tidak usah panjang-panjang, singkat juga tidak apa-apa.

Kami hanya menargetkan 10 komentar...tetapi kalau bisa lebih ya puji Tuhan. Karena setiap sharing yang ada pasti bisa menjadi berkat bagi yang lainnya.

Anyway, semua komentar akan dimoderasi. Komentar diharapkan tidak mengandung unsur menjelekkan denominasi atau agama lain.

Ditunggu komentarnya

GBU 

Jumat, 12 April 2013

Hidup Pas-pasan

Jangan salah mengartikan judul di atas!
Bukan berarti harus hidup malas-malasan atau berhenti mengejar prestasi. Tetapi lebih kepada hidup yang belajar bersyukur dan mengandalkan Tuhan. Seringkali kita berpikir kalau kita kaya raya kita akan bahagia, atau kalau kita mencapai ini dan itu, kita akan bahagia. Padahal belum tentu demikian.

Pas-pasan bisa berarti
Pas lagi sakit, pas ada keluarga yang bisa mengantarkan ke dokter
Pas lagi butuh ide, ada teman yang memberikan saran 
Pas lagi lapar, ada tukang makanan lewat
Pas nggak bawa charger dan hp mati, ada rekan kerja yang bisa meminjamkan

dan Pas-pas yang lain. Tuhan bekerja lewat peristiwa-peristiwa "pas" yang kita alami, namun terkadang kita lupa bersyukur karena hal tersebut, karena kita lebih suka melihat hal-hal yang ajaib, besar, dan lain-lain. Atau kadang kita justru lebih fokus pada kesulitan yang kita alami.

Tuhan bekerja di waktu yang pas!

Mazmur 118 : 1
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Bersyukurlah sebab Ia baik, dan kasih setia Tuhan ada di segala waktu (untuk selama-lamanya). Kita bukan hanya bersyukur untuk kekayaan berlimpah, mukjizat dan lain-lain tetapi karena Ia baik. Ia menyediakan segala sesuatu dari yang kecil tak terperhatikan sampai yang besar. 

GBU dan jangan lupa bersyukur untuk
"pas-pasan" dari Tuhan.

Kamis, 11 April 2013

Out of the Box (2) : Belajar dari si Pendek

Cerita mengenai Zakheus sudah sering kita dengar, baik di sekolah minggu dulu atau dari kotbah-kotbah di gereja. Zakheus terkenal dengan tubuhnya yang pendek dan aksinya dalam memanjat pohon ara. Di Alkitab selain tubuhnya yang pendek , dikatakan pula bahwa Zakheus adalah orang yang kaya raya. 

Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
(Lukas 19:2)

Pada kisah yang singkat , dikatakan bahwa Zakheus mempunyai suatu tujuan, yaitu ia ingin melihat Yesus. Tetapi ia memiliki kelemahan, yaitu tubuhnya yang pendek. Sama seperti kita, kalau memiliki suatu tujuan, tidak jarang ada penghalang-penghalangnya. Ada suatu kelemahan yang merintangi. Kelemahan yang ada di dalam diri Zakheus, bisa dibilang sudah alami, sudah sulit untuk dirubah, apalagi dalam waktu yang singkat. Tidak mungkin untuk orang seusianya bisa tiba-tiba menjadi tinggi.

Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.
(Lukas 19:3)
Ia sudah berusaha dengan cara yang yang "biasa-biasa" saja, mungkin menunggu di tempat yang akan dilewati Yesus, tetapi ia terhalang oleh banyak orang. Menunggu dan tetap melakukan cara-cara yang sama seperti dilakukan orang lain tidak akan membuat Zakheus berhasil. Bila kita menunggu kesempatan datang, menunggu rejeki datang, dengan cara-cara yang sama, kita pun akan bernasib sama seperti Zakheus ketika itu, tidak berhasil.

Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
(Lukas 19:4)

Zakheus harus berusaha lebih keras, ia tidak berjalan, tetapi berlari, mendahului orang banyak. Lalu ia harus berbuat sesuatu yang extraordinary atau tidak lazim, yaitu dengan cara memanjat pohon ara. Saat kita berusaha dengan lebih keras, disertai sebuah ide yang unik, kemungkinan usaha kita untuk berhasil tentunya akan lebih besar.

Ada kemungkinan kita akan ditertawakan, mendapat malu, dan lain-lain. Saat Zakheus berlari dan memanjat pohon, hal ini tentunya menarik perhatian banyak orang , karena orang dewasa , bertubuh pendek berlari dan kemudian memanjat pohon, mendahului semua orang. Ada sebuah pengorbanan dan harga yang harus dibayar ketika kita mau berusaha dengan lebih baik.



Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."
(Lukas 19:5)

Dengan usaha yang baik, dan maksimal. Tuhan tidak akan menutup mata. Zakheus berhasil mencapai tujuannya, malah lebih dari apa yang ia harapkan. Tidak hanya melihat seperti apa Yesus, tetapi Yesus mau datang dan makan di rumahnya. Bila kita melakukan sebuah terobosan dalam hidup kita, hasilnya akan lebih daripada yang kita bayangkan. 

Tentukan tujuan, Kerja Keras, Pengorbanan , Kreativitas....!
Selamat mencoba , Tuhan memberkati!


Baca juga :
Out of the box 1

Rabu, 10 April 2013

Makna Sebuah Peringatan


Amsal 3:11


                "Benarkah kapal ini tidak bisa tenggelam?" tanya Nyonya Albert Caldwel ketika melihat para awak kapal mengangkati bagasi dari bawah. "Benar, Nyonya", jawab salah seorang di antaranya. "Bahkan, Tuhan sendiri tak mungkin menenggelamkan kapal ini." Dua hari kemudian, kapal yang diberangkatkan dari Pelabuhan Southampton, Inggris, menuju New York, itu memasuki kawasan Grand Banks, sebuah kawasan berbahaya karena banyak gunung es bawah laut. 14 April 1912, dua puluh menit sebelum pk. 12.00 malam, kapal pesiar mewah, Titanic, menyerempet gunung es dan akhirnya tenggelam tiga jam kemudian.
                Awalnya, Frederick Fleet, petugas menara pengintai, melihat sesuatu yang gelap menghadang di depan. Mula-mula kecil, lama-kelamaan bertambah besar. Ia segera membunyikan bel bahaya. "Fleet, apa yang kamu lihat?", tanya kapten kapal. "Gunung es di depan”, "Terima kasih," jawab suara itu lagi, santai, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Bahkan, ketika kapal menyerempet gunung es itu, sang Kapten, Edward J. Smith, sama sekali tidak mengurangi kecepatan kapal. Titanic tetap melaju dengan kecepatan 22,5 knot (sekitar 45 km per jam), tanpa ada gerakan menghindari maut yang siap menanti di depan. Kapal mewah yang mengklaim diri "tidak bisa tenggelam" itu seolah ingin menguji dirinya melawan gunung es raksasa. Sungguh ironis, Titanic justru karam dalam pelayaran perdananya! Bahkan Thomas Andrews, si pencipta kapal itu sendiri tidak mampu menyelamatkan kapal. Hanya 705 orang dari 2.235 penumpang yang selamat, itupun diselamatkan oleh kapal tua Carpathia yang kebetulan lewat.
                Seringkali kita jumpai, kesombongan membuat sebagian orang sulit untuk menerima teguran. Mengapa teguran dan peringatan selalu diasosiasikan dengan kelemahan atau aib? Bukankah Amsal 27:5 berkata, “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang yang tersembunyi?” Bagaimanakah respon yang benar menghadapi sebuah teguran? Raja Daud dalam Mazmur 119:14 menganggap peringatan Tuhan sama bahagianya dengan menerima harta benda. Seseorang hanya bisa bertumbuh lewat masukan, teguran, bahkan peringatan dari orang lain.
                Ada dua manfaat dari teguran/peringatan. Pertama, peringatan membuat kita hidup. Andai kapten kapal Titanic mendengar peringatan bahaya dari petugas menara pengintai, mungkin saja Titanic tidak akan tenggelam. Peringatan akan meluputkan kita dari maut dan membawa pada kehidupan (Maz 119: 144). Sebaliknya, siapa yang tidak mengindahkan peringatan akan mati! (Ams 15:10), tepat seperti yang dialami Titanic. Kedua, peringatan memberi kita pengetahuan. Orang yang bersedia ditegur, pengetahuannya akan bertambah (Maz 119: 99). Ia akan bertambah bijaksana dan langkah hidupnya akan semakin tertata.

Tuhan sering menegur lewat hembusan angin sepoi-sepoi, namun sayang banyak orang menjadi terlena karenanya.
Tak heran apabila kemudian Ia memakai badai untuk merebut perhatian kita.

Ditulis oleh : Ishak Manik