Dalam berbagai media, kaum perempuan seringkali hanya dihargai atau "dijual" berdasarkan penampakkan fisik. Bahkan di salah satu web berita terkemuka, ditampilkan majalah online dengan gambar-gambar wanita dengan pakaian minim. Dimana hal ini semakin membentuk stereotype atau prasangka bahwa perempuan adalah mahluk yang hanya mempunyai kecantikan untuk diandalkan.
Selain rupa fisik, di sinetron-sinetron, digambarkan pula kaum perempuan sebagai pihak yang tertindas. Entah ditindas oleh suami atau oleh mertua, dan sebagainya.
Kebenaran Firman Allah di Alkitab, menceritakan hal yang berbeda. Perempuan diciptakan sebagai penolong yang sepadan atau memiliki derajat yang sama. Bahkan Terdapat kitab-kitab yang menggunakan nama dari perempuan seperti kitab Rut dan kitab Ester. Selain itu, peranan perempuan sebagai pemimpin juga ditulis dalam kitab Hakim-hakim.
Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel. Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di
pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim
kepadanya.
Hakim-hakim 4:4-5
Seorang Hakim di jaman Perjanjian Lama, kedudukannya adalah setara dengan pemimpin suatu bangsa. Selain memutuskan perkara, ia juga bisa menjadi pemimpin bila terjadi perang. Ketika Debora , menjadi seorang hakim, ia memiliki kebijaksanaan yang luar biasa, karena disebutkan bangsa Israel membawa permasalahnnya kepada Debora. Ia digambarkan sebagai seorang yang bijaksana, dan tidak mengandalkan rupa fisik untuk mencapai suatu kedudukan.
Debora memiliki kedekatan dengan Tuhan, sehingga Tuhan bisa berbicara melalui dirinya. Dan hal ini diakui juga oleh para pemimpin di sekitarnya, termasuk Barak, seorang pimpinan prajurit. Barak mampu memimpin sepuluh ribu orang, tetapi Barak sendiri sangat segan pada Debora. Bahkan ia meminta agar Debora turut mendampingi dirinya di dalam peperangan.
Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju."
Hakim-hakim 4 :8
Debora pun akhirnya turut tampil di medan perang, ia juga memberikan komando kapan pasukan harus menyerang. Dan dikisahkan peperangan dimenangkan oleh pasukan yang dipimpin oleh Debora dan Barak.
Debora, seorang perempuan, tetapi ia tidak terkungkung di dalam stereotype atau cap bahwa perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Debora menyanggupi permintaan Barak untuk turut berperang, bukan karena ia sombong atau ingin menyamai kekuatan laki-laki, Debora berani maju karena ia percaya bahwa Tuhan menyertainya dan akan memberi kemenangan.
Tuhan menyertai tanpa memandang gender. Perempuan dan laki-laki tidak diciptakan untuk saling melecehkan. Tetapi untuk saling mendukung dan memiliki kemenangan atas segala masalah yang dihadapi.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar