Minggu, 12 Mei 2013

Kekuatan di Dalam Persekutuan



Pengkhotbah 4:12

                Tahun 1967 pecah Perang Indocina antara tentara Vietkong (pejuang bangsa Vietnam) melawan tentara pendudukan Amerika Serikat. Vietnam, sebuah negara kecil, merupakan satu-satunya negara di dunia  yang tidak bisa dikalahkan oleh Amerika. Semangat juang pasukan Vietkong yang sangat terbatas persenjataannya, berhasil mengalahkan kedigdayaan serdadu Amerika yang unggul segala-galanya. Banyak serdadu Amerika berhasil ditangkap oleh pasukan Vietkong. Mereka ditempatkan di dalam sebuah sel besar dan mendapat penyiksaan hebat di bawah penjagaan yang superketat.
                Namun tahukah Anda, selama para tawanan itu disatukan, hanya sedikit saja dari mereka yang tewas. Setelah diselidiki, ternyata selama berada di dalam sel besar, para serdadu Amerika tadi saling menguatkan, menghibur, dan meneguhkan hati satu sama lain. Harapan untuk bisa pulang ke Amerika dan bertemu kembali dengan keluarga menjadi tema penghiburan yang paling sering dibicarakan. Pengharapan seperti itulah yang pada akhirnya membawa semangat hidup bagi para tentara.
                Menyadari bahwa sistem penjara besar kurang efektif, Vietkong berganti strategi. Para serdadu Amerika tadi kemudian dipisah. Mereka ditempatkan di dalam sel-sel kecil sehingga komunikasi otomatis menjadi terputus. Apa yang terjadi? Hanya dalam hitungan hari saja, puluhan serdadu tewas akibat tidak tahan menanggung penderitaan. Kesendirian ternyata menjadi bentuk penyiksaan yang jauh melebihi deraan fisik. Terputusnya komunikasi dengan rekannya yang lain membuat para serdadu tadi tidak bisa lagi menguatkan satu sama lain. Akibatnya, satu-persatu mereka tewas di dalam sel-sel kecil yang baru.
                Musuh kita si Iblis sangat menguasai strategi ini. Umat Tuhan yang saat ini hidup di akhir zaman mesti merapatkan barisan untuk mampu bertahan melawan serangan si jahat. Menjelang hari penghukumannya yang semakin dekat, Iblis semakin gencar memecah kesatuan umat Tuhan. Ibrani 10:25 mengingatkan setiap kita untuk tidak menjauhkan diri dari pertemuan ibadah, tetapi justru semakin giat menjelang hari Tuhan yang semakin dekat.

               
 Ciri khas gereja mula-mula adalah mereka memiliki persekutuan yang kuat, bertekun dalam pengajaran, dan selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (Kis 2:42). Di dalam persekutuan, para anggota bertumbuh. Persekutuan merupakan tempat di mana para anggotanya bisa saling menguatkan satu sama lain, saling mendoakan, bahkan saling mengoreksi (Ams 27:17). Tuhan juga berkenan hadir di dalam persekutuan (Mat 18:20). Oleh sebab itu, hargai seluruh pertemuan ibadah yang ada. Aktiflah hadir dan bertumbuhlah di sana.

Persekutuan itu ibarat sapu lidi. Cuma terdiri dari batangan lidi yang rapuh
namun menjadi kesatuan yang kuat kala disatukan.

Dikirim oleh Ishak Manik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar