Miris hati ini tiap kali melihat debat yang terjadi di dunia maya mengenai pribadi Yesus Kristus di forum-forum online, baik milis maupun sosial media. Setiap orang yang anonim ini tiba-tiba menjelma menjadi teolog, sekaligus apolog bagi agamanya (bukan bagi Tuhan walaupun mereka merasa seperti itu), memperdebatkan sesuatu (atau lebih tepatnya Seseorang) .
Menjadi lebih miris, ketika mereka yang mengklaim sebagai orang percaya, pengikut, atau bahkan murid dari Kristus, ikut terjerumus dalam jurang tanpa dasar ini. Polanya sederhana; menjelekkan tokoh yang menjadi junjungan agama lain agar tokoh yang menjadi junjungannya terlihat lebih baik. Sampai melibatkan kata-kata kasar yang pasti akan disensor dengan bunyi jika ditayangkan di televisi.
Jika pribadi-pribadi yang menjadi junjungan tadi kita ibaratkan pemain sepakbola terkenal, maka para netter tadi adalah fans-nya. Sebagai ilustrasi, sekuat apapun usaha fans Bambang Pamungkas untuk membuktikan idola mereka itu lebih baik dengan cara memburuk-burukkan Lionel Messi, hanya akan berakhir seperti usaha menjaring angin. Begitupun fans Lionel Messi yang kemudian terprovokasi untuk membela idola mereka dengan menjelek-jelekkan Bambang Pamungkas justru malah akan memperburuk citra sang maestro. Menjelek-jelekkan kucing tetangga dalam rangka membanggakan singa peliharaan hanya akan membuat singa milik anda semakin terlihat buruk. Bambang Pamungkas tidak pernah ada masalah dengan Lionel Messi, begitupula sebaliknya. Mereka ternyata tidak benar-benar mengenal idola mereka. Jadi konflik para netter tersebut tak lain adalah tawuran pemuasan ego antar fans!
Kita tak perlu membela Kristus. Bahkan sebenarnya kita tak sanggup melakukannya. Karena memang bukan itu rencanaNya. Walaupun ada tertulis bahwa dengan cara apapun sebenarnya sah-sah saja yang penting Kristus dinyatakan (Flp 1:18), namun bukan berarti tidak ada pilihan yang lebih baik. Meskipun anda bisa menyelesaikan sebuah konflik dengan kekerasan karena anda memang kuat namun rasanya akan tetap berbeda ketika anda memilih mengesampingkan kekuatan anda dan menyelesaikannya dengan cara yang lebih persuasif.
Kristus ditinggikan bukan dengan cara merendahkan yang lain. Dia ditinggikan karena merendahkan diri-Nya sendiri (Flp 2:8). Itulah yang menjadi pilihan teladan kita selama pelayanan-Nya di dunia sehingga menarik banyak orang datang kepadanya (Yoh 12:32). Duplikasi terhadap kerendahan hati ini yang nantinya akan membedakan siapa murid-Nya yang sejati, dan siapa yang hanya sekedar fans.
Tulisan dikirim oleh : Z. Athallah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar