Malam sudah menunjukkan pukul 22.00 ketika saya tiba di jalan Veteran. Memang kondisi malam itu berbeda dengan minggu-minggu sebelumnya, agak sepi dan angkot yang saya naiki sebelumnya pun tidak banyak penumpang yang naik. Seperti biasa saya menunggu bis Mayasari 117 dengan arah tujuan Pulo Gadung. Akan tetapi kondisi di bawah jalan layang sudah kosong, petugas yang biasa menghitung penumpang bus Mayasari sudah tidak ada.
Beberapa saat kemudian lewat bus Agra yang menuju Kampung Rambutan, kepada kenek bus saya tanyakan apakah 117 masih ada, dia menjawab kemungkinan masih ada. Lalu bus Agra pun pergi. Saya lalu menanyakan pertanyaan yang sama kepada petugas yang menghitung penumpang di bus Agra, dan dia menjawab mungkin 117 masih akan lewat. Tetapi beberapa saat kemudian ia berkata "wah mas, sepertinya 117 sudah habis, karena checker (petugas yang menghitung penumpang) sudah pulang". Lalu saya tanyakan apakah bus Agra masih akan lewat. Ternyata bus Agra yang tadi lewat adalah yang terakhir. Dan si petugas bus Agra pun pergi dengan motor.
Waduh. Semua bus yang mengarah ke Jakarta dari Veteran sudah tidak ada. Ternyata saya tidak sendirian, ada seorang laki-laki tinggi besar yang juga kehabisan bus. Di dalam kebingungan, saya memutuskan untuk naik taksi saja ke rumah, walau sudah pasti mahal ongkosnya. Laki-laki tersebut lalu meminta untuk menumpang taksi bersama saya, tetapi minta diturunkan di tempat yang arahnya agak jauh dari tujuan saya.
Ah, saya pun sebenarnya agak keberatan. Karena ongkosnya akan jauh lebih besar lagi kalau mengantar dia dulu. Ditambah lagi, orang ini hanya bersedia bayar Rp.10.000. Kalau ongkosnya dia mau bayar setengah-setengah mungkin tidak masalah. Saya pun dalam kondisi yang tidak sedang berkelebihan uang karena baru memulai usaha sendiri.
Saya lalu teringat mengenai kisah orang Samaria yang baik hati. Ya sudahlah, saya ajak dia naik taksi, dan kemudian mengantar dia sampai tujuannya, baru kemudian taksi mengarah ke rumah saya. Di dalam hati saya merasa agak tidak enak juga , karena ongkos taksi sampai Rp 110.000 lebih tetapi orang yang "nebeng" saya hanya bayar Rp 10.000 ditambah harus memutar jalan mengantar dia dulu. Tetapi saya pikir, nanti Tuhan pasti balas. Mungkin Tuhan mau saya menolong orang itu, sehingga saya kehabisan bus.
Keesokan harinya saya mengikuti sebuah acara diskusi. Setelah acara tersebut, sebelum pulang, panitia memanggil saya. Dia memberikan konsumsi dan amplop. Ketika amplop saya buka, ada sejumlah uang di dalamnya, sebesar Rp 110.000. Saya sangat terkejut, karena memang diundang ke diskusi itu juga mendadak dan saya bukan pembicara disana. Lebih heran lagi jumlah uang yang saya terima sama dengan ongkos taksi yang saya bayar kemarin! Lebih hebatnya lagi , beberapa menit setelah acara diskusi, saya mendapatkan klien untuk pekerjaan saya.
Benar-benar luar biasa Tuhan bekerja. Bukan hanya digantikan tetapi ditambah!
Semoga sharing ini bisa menjadi berkat bagi para pembaca,
Tuhan memberkati
Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.
Amsal 19:17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar