Jumat, 30 Agustus 2013

11.000 lalu Apa?

Nilai tukar rupiah semakin merosot di akhir Agustus ini. setelah pada masa Lebaran lalu nilai Dollar Amerika sudah mencapai 10.000 rupiah, di minggu ini, 1 Dollar Amerika senilai 11.000 rupiah. Hal ini berarti terjadi penurunan yang sangat drastis pada nilai rupiah. Tentunya penurunan nilai rupiah tidak hanya berpengaruh pada industri besar yang bahan bakunya impor, tetapi berpengaruh secara luas kepada masyarakat.

Dengan naiknya nilai barang impor, berarti kenaikan harga tidak dapat dihindari lagi. Mulai dari kedelai impor yang akan membuat harga tahu dan tempe mengalami kenaikan sampai pada kenaikan BBM yang sangat mungkin terjadi. Situasi ini mengingatkan sebagian besar rakyat Indonesia pada masa krisis moneter di tahun 1998, dimana saat itu nilai tukar rupiah juga anjlok disertai dengan kenaikan harga barang yang kemudian disusul dengan timbulnya kerusuhan.

Segala kemungkinan buruk dapat kita perhitungkan, apalagi menjelang 2014 yang disebut-sebut sebagai tahun politik. Potensi terjadinya konflik sangat mungkin terjadi karena tekanan ekonomi yang semakin berat disertai dengan kondisi pemerintahan yang korup. Politikus pun banyak yang tidak menganggap masalah ekonomi sebagai suatu hal yang bisa diselesaikan, melainkan sibuk menaikkan pencitraan agar terpilih pada pemilu 2014.

Kekuatiran akan berbagai hal selalu pasti akan terjadi. Yesus pun membahas mengenai kekuatiran yang dialami oleh manusia. Daripada fokus kepada kekuatiran, Yesus mengajarkan untuk lebih mencari hal-hal yang berkaitan dengan Kerajaan Allah, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan kedekatan kepada Nya. Tentu hal ini sangatlah benar, karena ketika kita dekat dengan Nya, kekuatiran pun tidak akan berlama-lama menghinggapi.

Walaupun nantinya Dollar Amerika mencapai 15.000 sekalipun, bersama Nya selalu ada pemeliharaan dan damai sejahtera.

Tuhan memberkati

Orang-orang benar diselamatkan oleh TUHAN; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan;

Mazmur 37:39

Tidak ada komentar:

Posting Komentar