Di klinik tumbuh kembang tempat saya bekerja dulu, saya menangani berbagai macam klien anak dengan gangguan perkembangan. Mulai dari yang mengalami gangguan autisme, keterlambatan berbicara, keterlambatan dari segi kecerdasan, cerebral palsy, down syndrome, dan lain-lain. Ada satu klien yang sampai sekarang meninggalkan kesan yang mendalam untuk saya, terutama dari sikap orangtuanya.
Sebut saja namanya Erni (bukan nama sebenarnya), ia sudah berusia menginjak remaja, sekitar 12-13 tahun, mengalami keterlambatan berbicara dan keterlambatan dari segi kecerdasan. Ditambah lagi adanya gangguan dari struktur tulangnya (skoliosis). Orangtuanya bekerja di dalam pelayanan terhadap mahasiswa, dengan pendapatan yang tentunya tidak banyak.
Di saat harus bekerja di dalam pelayanan dan merawat anaknya yang berkebutuhan khusus, masalah demi masalah terjadi. Salah satunya adalah Erni pernah dianiaya oleh seseorang, dimana pada akhirnya kasus ini menguap begitu saja karena tidak cukupnya bukti, ditambah lagi si oknum dilindungi pihak-pihak tertentu. Ketika masalah ini berlalu, muncul masalah baru lagi, yaitu kondisi tulang Erni yang semakin memburuk sehingga perlu dana yang sangat besar untuk operasi. Orangtuanya sudah berusaha mencari bantuan dana, namun lebih sering mendapat penolakan atau hanya janji-janji belaka. Mereka harus menunggu 1 tahun sampai akhirnya ada sebuah gereja yang memberikan bantuan dana.
Satu hal yang benar-benar membuat saya terharu adalah, baik Ibu maupun Ayah dari Erni tidak pernah sekalipun menyalahkan Tuhan atau mengasihani diri mengenai kondisi anaknya. Ibunya beberapa kali mengatakan (saat konseling mengenai kondisi anaknya) " saya bersyukur Tuhan percayakan anak seperti Erni pasti Tuhan punya rencana yang baik untuk keluarga saya ". Beliau pun di akhir evaluasi mengenai kondisi anaknya, selalu mengajak kami para psikolog yang memantau perkembangan anaknya untuk berdoa bersama. Isi doanya adalah ucapan syukur dan harapan yang baik untuk orang-orang yang sudah membantu perkembangan Erni.
Benar-benar suatu kesaksian hidup yang baik mengenai iman kepada Yesus. 18 tahun mereka melayani di persekutuan-persekutuan mahasiswa, mereka tidak mendapat hidup berlimpah, malah mereka harus merawat seorang anak berkebutuhan khusus, ditambah musibah-musibah yang terjadi. Mudah bagi mereka untuk meninggalkan iman mereka karena seolah-olah sudah ikut Yesus "tidak dapat apa-apa"
Bagi mereka, ketika jaminan keselamatan dari Yesus sudah diperoleh karena iman percaya mereka, itu sudah "lebih dari cukup".
Saya percaya, salib yang mereka pikul sekarang, suatu saat akan diganti dengan mahkota yang indah dari Tuhan Yesus.
Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."
Wahyu 17:14b
Amin.......Kesaksian yg menguatkan saya, sy juga mengalami hal yg hampir sama, harus merawat anak yg sakit2an n sdh memasuki thn yg ke 11, dgn membaca tulisan ini sy jd malu krna terkadang timbul dlm pikiran utk menyalahkan Tuhan, dan ternyata apa yg sy n keluarga alami belum apa2 di banding suudara2 yg lain..ampuni aq Tuhan..n buat saudara2 seiman tlng bantu doakan aq, agar bisa memiliki hati sperti Ibu n bpk di atas, Hati yg mengasihi dan selalu mengucap syukur..! Admin ma kasih artikelnya sangat menguatkan sy..Tuhan Yesus Memberkati..Amin
BalasHapus