Ada satu teori yang sering saya ucapkan kepada teman-teman dengan agak bercanda, bahwa manusia baru dekat sama Tuhan kalau sedang kesulitan. Bukan tanpa alasan saya mengatakan hal tersebut, karena saya pun mungkin terkadang bersifat seperti itu. Saat sedang susah, berdoa rajin, bahkan sampai doa puasa. Kalau sedang senang atau kondisi aman sejahtera, Tuhan agak "dilupakan".
Apalagi ketika berkat sudah melimpah, seolah-olah berkat ini malah menutupi si Pemberi Berkat. Banyak saya temukan, ada teman-teman yang minta pekerjaan karena menganggur. Saat Tuhan berikan pekerjaan, eh...pelayanan malah ditinggalkan. Ada pula yang setelah naik jabatan, waktunya tersita disitu , jadi tidak pernah ikut ke persekutuan lagi. Demikian juga, ada yang setelah punya pacar, waktu untuk keluarga dan pelayanan didiskon habis-habisan.
Nanti kalau tiba-tiba Tuhan "ambil" lagi berkat itu, entah pekerjaan atau pacar hilang, nah...baru lah kembali berlutut menghadap Tuhan. Kembali lagi ikut persekutuan dan pelayanan .
Bukan mau menghakimi, hanya sedikit berefleksi. Agar apa yang kita miliki sekarang jangan dianggap hak milik penuh atau malah mengikat kita . Tetapi kita sadari bahwa apa yang ada memang adalah pemberian dari Tuhan dan kita gunakan juga untuk perluasan kerajaanNya. Entah itu uang ataupun waktu. Ketika Tuhan memberikan sesuatu pasti ada maksudNya.
Saat kita dapat pekerjaan, tentunya dengan tujuan kita memuliakan nama Tuhan di lingkungan pekerjaan, tanpa melupakan pelayanan tentunya. Dan hasil dari pekerjaan juga bukan untuk kita hura-hura habiskan sendiri tetapi ada yang kita bagikan untuk orang lain yang membutuhkan.
Daripada hanya dekat dengan berkat, bukankah lebih baik kita dekat dengan Yang Memberi Berkat?
melalui ibadah dan pelayanan yang penuh komitmen.
Tuhan memberkati
Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta.
Mazmur 148:5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar