“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
(Matius 20: 28)
Saya bersyukur ketika untuk kesekian kalinya Tuhan memberikan kesempatan untuk melayani di tanah Papua. Pada tanggal 8-13 Juli 2013 saya bersama dengan tim GKI Kayu Putih melakukan lawatan kasih ke Desa Sanfarmun, Distrik Saukorem, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Fokus pelayanan saya dalam tim adalah bidang kesehatan; kami memberikan pelayanan kesehatan masal di Desa Sanfarmun. Penyakit akibat cacing dan jamur kerap dijumpai. Pedih rasanya menyadari bahwa tidak ada tenaga kesehatan maupun kader di tempat ini. Saya yakin kedatangan kami adalah berkat bagi masyarakat Sanfarmun dan saya berhadap mereka dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan melalui pelayanan yang kami lakukan.
(Matius 20: 28)
Saya bersyukur ketika untuk kesekian kalinya Tuhan memberikan kesempatan untuk melayani di tanah Papua. Pada tanggal 8-13 Juli 2013 saya bersama dengan tim GKI Kayu Putih melakukan lawatan kasih ke Desa Sanfarmun, Distrik Saukorem, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Fokus pelayanan saya dalam tim adalah bidang kesehatan; kami memberikan pelayanan kesehatan masal di Desa Sanfarmun. Penyakit akibat cacing dan jamur kerap dijumpai. Pedih rasanya menyadari bahwa tidak ada tenaga kesehatan maupun kader di tempat ini. Saya yakin kedatangan kami adalah berkat bagi masyarakat Sanfarmun dan saya berhadap mereka dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan melalui pelayanan yang kami lakukan.
Dalam pelayanan ini saya juga merasakan bagaimana Tuhan juga melayani saya melalui hospitalitas yang ditunjukkan oleh masyarakat setempat. Mereka berusaha dengan tulus untuk menyediakan tempat bermalam yang nyaman dan makanan sederhana yang mencukupkan kebutuhan fisik kami. Di pedalaman Papua ini saya melihat Tuhan bekerja dalam keterbatasan.
Selain kehangatan yang dihadirkan oleh masyarakat, saya juga mendapatkan kesempatan untuk menikmati keindahan pantai Sanfarmun. Pasir putih yang menyelimuti bibir pantai, lambaian pohon kelapa yang saling menyambut, kejernihan air laut yang menyapu selimut pasir, serta keindahan awan yang menghiasi langit merupakan kombinasi yang menunjukkan betapa luar biasanya Tuhan Sang Pencipta! Disini saya menikmati keindahan surga yang kami lihat dalam perjalanan melewati gunung untuk mencapai Sanfarmun.
Mungkin terkadang kita berpikir bahwa melayani adalah aksi yang dilakukan oleh pihak yang lebih mampu kepada pihak yang kurang mampu. Namun, ternyata seringkali saya dilayani saat melayani. Ya, saya dilayani oleh kasih orang-orang yang saya layani, perhatian dari rekan sepelayanan, dan anugerah pelayanan yang Tuhan berikan dalam pelayanan tersebut. Saya dilayani ketika melayani.
Dalam pelayanan ke Papua Barat ini, Tuhan telah menunjukkan kepada saya kebesaran-Nya melalui ladang pelayanan yang begitu luas hingga daerah pedalaman yang jarang dijamah oleh orang Kristen lainnya. Selain itu hospitalitas dari masyarakat setempat, serta keindahan alam Sanfarmun menambah berkat yang saya terima dalam hidup ini. Pada akhirnya kunjungan kami harus berakhir, tetapi saya meyakini bahwa dalam pelayanan ini Tuhan telah menggoreskan sebuah kisah di dalam hati setiap kami yang terlibat di dalamnya. Sanfarmun masih dapat kita jangkau, adakah yang ingin menjangkaunya?
Ditulis oleh Fushen
Selain kehangatan yang dihadirkan oleh masyarakat, saya juga mendapatkan kesempatan untuk menikmati keindahan pantai Sanfarmun. Pasir putih yang menyelimuti bibir pantai, lambaian pohon kelapa yang saling menyambut, kejernihan air laut yang menyapu selimut pasir, serta keindahan awan yang menghiasi langit merupakan kombinasi yang menunjukkan betapa luar biasanya Tuhan Sang Pencipta! Disini saya menikmati keindahan surga yang kami lihat dalam perjalanan melewati gunung untuk mencapai Sanfarmun.
Mungkin terkadang kita berpikir bahwa melayani adalah aksi yang dilakukan oleh pihak yang lebih mampu kepada pihak yang kurang mampu. Namun, ternyata seringkali saya dilayani saat melayani. Ya, saya dilayani oleh kasih orang-orang yang saya layani, perhatian dari rekan sepelayanan, dan anugerah pelayanan yang Tuhan berikan dalam pelayanan tersebut. Saya dilayani ketika melayani.
Dalam pelayanan ke Papua Barat ini, Tuhan telah menunjukkan kepada saya kebesaran-Nya melalui ladang pelayanan yang begitu luas hingga daerah pedalaman yang jarang dijamah oleh orang Kristen lainnya. Selain itu hospitalitas dari masyarakat setempat, serta keindahan alam Sanfarmun menambah berkat yang saya terima dalam hidup ini. Pada akhirnya kunjungan kami harus berakhir, tetapi saya meyakini bahwa dalam pelayanan ini Tuhan telah menggoreskan sebuah kisah di dalam hati setiap kami yang terlibat di dalamnya. Sanfarmun masih dapat kita jangkau, adakah yang ingin menjangkaunya?
Ditulis oleh Fushen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar