Dalam mengajar anak-anak berkebutuhan khusus, terkadang saya bisa cukup keras. Seperti yang terjadi Senin kemarin, saya agak mendorong sedikit tubuh seorang anak dan memperingatkannya dalam nada yang cukup tinggi, karena ia tidur-tiduran di atas meja yang sedang saya pakai untuk mengajar anak lain. Bukan itu saja, ia bahkan berani melempar beberapa potong puzzle ke arah anak yang sedang saya ajar. Tentunya tindakan saya sebelumnya didahului dengan teguran yang lebih halus.
Disiplin berbeda dengan melakukan kekerasan, karena disiplin memiliki tujuan untuk membentuk karakter seseorang agar lebih baik. Disiplin pun punya dampak yang konstruktif. Memukul seseorang sampai cedera, bukan disiplin karena itu membuat akibat sakit secara fisik. Demikian juga penggunaan kata-kata kasar bukanlah disiplin karena makian tidak memiliki tujuan yang membangun.
Tuhan pun bisa "mendisiplinkan" kita, terutama saat kita tidak berjalan di jalan yang benar. Dengan tujuan agar kehidupan kita tidak semakin rusak dan bisa kembali ke arah yang baik. Saat kita makan sembarangan, kita bisa menderita sakit, saat kita boros kita bisa kesulitan finansial, dan lain-lain. Diberikan tindakan disiplin pastilah tidak enak, tetapi ini merupakan suatu pelajaran agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Bayangkan kalau di permainan sepakbola tidak berlaku hukuman, pasti pertandingan akan kacau, siapa saja bebas bertindak kasar atau melanggar peraturan. Demikian juga hidup kita tanpa suatu pendisiplinan pasti akan kacau balau.
semoga memberikan inspirasi, Tuhan memberkati!
Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.
Amsal 27:6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar