Kejadian 45:5
20 Juli 1969 menjadi salah satu
tanggal paling bersejarah, bukan hanya bagi bangsa Amerika, melainkan juga bagi
bagi peradaban umat manusia. Hari itu, Neil Armstrong berhasil menjadi manusia pertama yang
menginjakkan kaki di bulan. Mimpi milyaran manusia di seluruh dunia yang selama
berabad-abad untuk bisa pergi ke bulan, kini menjadi kenyataan. “Satu langkah kecil bagi seorang manusia, satu lompatan besar bagi umat
manusia”, demikian kutipan terkenal dari Armstrong yang menjadi
komandan misi Apollo 11.
Neil Armstrong adalah figur yang rendah hati.
Dalam pidato di acara pemakamannya tanggal 26 Agustus
2012 lalu, seorang kerabat berkata,
“Armstrong adalah seorang yang enggan disebut sebagai
pahlawan Amerika. Ia selalu menyebut dirinya seorang pilot jet tempur, pilot
penguji, dan astronot yang dengan bangga berbakti kepada negaranya.” Armstrong juga menolak disebut sebagai manusia pertama yang menjejakkan
kaki di bulan. Ia berujar bahwa dirinya cuma beruntung ditunjuk sebagai
komandan misi sehingga otomatis menjadi orang pertama yang turun dari kapsul
luar angkasa. Armstrong memilih untuk tidak menerima pujian, sesuatu yang
sebenarnya sangat layak ia terima sebagai penghargaan. Inilah wujud kerendahan
hati seorang pemenang. Tidaklah berlebihan jika Presiden Barack Obama menyebut
Neil sebagai pahlawan besar Amerika Serikat sepanjang masa.
Dalam kitab Kejadian dikisahkan
bahwa Yusuf sangat dibenci oleh saudara-saudaranya, bahkan Yusuf sampai dijual
sebagai budak kepada saudagar Mesir. Namun Tuhan mempunyai rencana lain kepada
Yusuf. Meski ia mengalami jatuh-bangun kehidupan bahkan sempat difitnah dan
dipenjara, Tuhan mengangkat Yusuf menjadi kepala atas segala
harta-perbendaharaan Firaun.
Saat kelaparan hebat melanda
seluruh dunia, saudara-saudara Yusuf juga datang ke Mesir untuk membeli bahan
makanan. Yusuf merasa waktunya telah tiba dan ia harus memperkenalkan diri
kepada saudaranya. Betapa terkejutnya mereka ketika mengetahui bahwa Perdana
Menteri Mesir yang berdiri di depan mereka adalah adik kandung yang telah
mereka jual. Namun kebesaran hati Yusuf memampukannya untuk berkata, “Janganlah
bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini,
sebab untuk memelihara kehidupanlah, Allah menyuruh aku mendahului kamu.” (Kej
45:5). Alih-alih memilih untuk balas dendam, Yusuf malah berkata Tuhanlah yang
mengatur semuanya itu supaya lewat dia, kehidupan mereka terpelihara. Luar
biasa!
Sebesar apapun berkat yang kita terima, setinggi
apapun Tuhan mengangkat derajat hidup kita, jangan sampai membuat kita berubah.
Orang yang rendah hati, tahu dari mana kebanggaannya berasal. Dari Tuhanlah
peninggian itu datang (1 Sam 2:7, Mzm 118:16).
Dengan merendahkan hati, bukan hanya manusia yang salut, tetapi Tuhan sendiri
tambah berkenan kepada kita (Yak 4:10).
Terima kasih Tuhan atas segala berkat yang Kau berikan kepadaku. Hari ini aku mau mengembalikan segala pujian, hormat, dan kemuliaan hanya bagi namaMu. Ajarku Tuhan untuk selalu rendah hati. Di dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Seratus kali sehari, kuingatkan diriku bahwa kehidupanku bergantung pada hasil kerja orang lain dan bahwa aku harus mengusahakan diriku agar dapat memberi yang telah kuterima dan sedang kuterima. (Albert Einstein)
Ditulis oleh Ishak Manik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar