Mudah bagi kita untuk menghakimi kesuksesan seseorang sebagai hasil pekerjaan yang tidak jujur, atau karena adanya kedekatan dengan pihak tertentu. Beberapa hari ini saya bertemu dengan seorang teman yang terbilang berhasil di dalam studinya. Ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah Australia, dan ia pun berhasil menjalankan kewajiban beasiswa dengan sangat baik.
Beberapa orang ada yang menanggapi negatif , membicarakan bahwa teman saya ini pandai bicara sehingga berhasil , atau karena ia dekat dengan orang-orang tertentu. Padahal pada kenyataannya adalah ia seorang pekerja keras, di samping itu satu hal yang mengejutkan saya adalah ia memiliki jam doa yang teratur. Ia hampir setiap hari mengikuti kegiatan doa pagi di gerejanya yang diadakan pada jam setengah 5 pagi.
Berarti teman saya ini harus bangun sekitar jam 4 pagi untuk mengikuti kegiatan doa. Dimana kemudian pukul 6 ia sudah harus berangkat untuk mengerjakan proyek yang sedang ia tekuni, dan kemudian pulang sampai di rumahnya sekitar jam 6 sore. Jarak yang ditempuh pun cukup jauh. Selain itu untuk kemajuan proyek yang sedang ia kerjakan, tidak jarang ia harus menggunakan uang pribadinya untuk membeli perlengkapan yang dibutuhkan.
Proyek yang sedang dikerjakan pun sifatnya non profit, dan sebelum melakukan proyek ini, ia selama 10 bulan harus membaca berbagai literatur yang ada. Ditambah tentunya dengan melakukan diskusi dengan para pakar. Namun demikian di dalam proyek ini ia selalu mendapatkan berbagai bantuan dari teman-temannya karena ia dikenal sebagai orang yang baik dan "lurus" jalan hidupnya.
Tidak heran kalau Tuhan memberikan berbagai keberhasilan kepadanya. Karena ia mampu mengelola apa yang telah dipercayakan dengan sebaik-baiknya. Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk beasiswa di Australia, selain itu ia juga menerapkan ilmu yang ia peroleh untuk kebaikan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar