Daniel
3:17
Pada abad pertengahan,
Copernicus dijatuhi hukuman pancung oleh gereja karena ia mengeluarkan teori
matahari sebagai pusat tata surya (heliosentris). Oleh gereja yang saat itu
merupakan otoritas tertinggi dalam tata pemerintahan, teori itu dianggap dapat
mengguncang tatanan hidup sosial-kemasyarakatan yang selama berabad-abad
mempercayai bahwa bumilah pusat tata surya (geosentris) dan semua benda-benda
langit mengelilinginya. Hingga menjelang ajalnya, Copernicus tetap teguh
memegang prinsip bahwa teorinya itu benar, sekalipun nyawa harus menjadi
bayarannya.
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego
adalah tiga orang anak muda Israel yang turut menjalani masa pembuangan di
negeri Babel di bawah pemerintahan Raja Nebukadnezar. Suatu hari raja itu
membuat sebuah patung emas yang tingginya 60 hasta dan lebarnya 6 hasta. Semua
orang dari segala bangsa, suku, dan bahasa datang untuk menyembah patung emas
itu, kecuali ketiga anak muda ini. Singkat cerita, sampailah berita ini ke
telinga Raja Nebukadnezar. Betapa marahnya raja mendengar berita ini. Ia pun
mengeluarkan titah untuk mencampakkan mereka bertiga ke dalam perapian yang
menyala-nyala! Takutkah mereka? Tidak! Justru dengan penuh keberanian mereka
berkata kepada raja, ”Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan
kami,maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, tetapi
seandainya tidak, kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah
patung emas yang tuanku dirikan itu.” Ketiga anak muda ini sama sekali
tidak bergeming dari keyakinan iman mereka. Pada akhirnya, kita mengetahui
bahwa Allah berkenan atas keteguhan prinsip mereka dan menyertai mereka di
dalam dapur api sehingga mereka tidak terluka sedikitpun (Daniel 3:24-25).
Kebesaran seorang manusia
dinilai dari kemampuannya membuat keputusan hidup yang tepat, memegangnya
dengan teguh, dan siap menerima sgala konsekuensi yang mungkin timbul dari
keputusannya itu. Dalam hidup ini kita tidak bisa menyenangkan hati semua
orang. Ketika kita dihadapkan pada pilihan untuk menyenangkan hati Allah atau
manusia jangan ragu sedikitpun untuk memilih Allah! Jika kita masih mencoba
untuk berkenan kepada manusia, maka kita bukanlah hamba Kristus (Gal 1:10).
Ketika nilai-nilai kehidupan
mulai bergeser dan orang-orang sudah menganggap korupsi sebagai sesuatu yang
lumrah, apakah kita tetap memegang teguh nilai-nilai kejujuran dan integritas?
Di sinilah kualitas diri kita yang sebenarnya diuji. Sekalipun semua orang di
sekitar kita melakukan perbuatan yang kita tahu bahwa itu melanggar kebenaran
firman, kita harus tetap teguh memegang prinsip yang kita punya. Risiko pasti
ada, tetapi jauh lebih mulia jika kita lebih takut kepada Tuhan daripada kepada
manusia.
DOA
Tuhan Yesus aku mau tampil menjadi saksiMu di mana pun
aku berada. Kuatkan iman dan pendirianku untuk mampu memegang teguh nilai
kebenaran yang aku peroleh dari firmanMu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa.
Amin.
Janganlah takut akan hidup. Percayalah bahwa
keyakinanmu akan membantu memunculkan kebenaran.
(William James)
Ditulis oleh Ishak Manik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar