Kolose 3:23
29 Mei 1953, tepat pk. 11:30
pagi, sebuah sejarah baru dicatat. Sir Edmund Hillary, seorang pendaki gunung
berkebangsaan Selandia Baru berhasil mencapai puncak Mount Everest, gunung
tertinggi di dunia yang tingginya 8.848 m. Setelah berabad-abad, sebuah obsesi
yang awalnya dianggap mustahil untuk dilakukan akhirnya menjadi kenyataan!
Keberhasilan ini membuat Majalah Time kemudian menobatkan Edmund Hillary
menjadi salah satu dari 100 manusia paling berpengaruh di Abad 20.
Media berlomba-lomba melakukan
wawancara dan menanyakan apa rahasia Edmund Hillary menaklukkan gunung yang
kerap dijuluki sebagai “atap dunia” karena demikian tingginya itu. Jawaban
Hillary sangat sederhana, namun menginspirasi banyak orang yang mendengarnya,
“Saya hanya menaruh hati saya di puncak gunung dan berusaha untuk mengambilnya
kembali”.
Banyak orang terfokus pada
hal-hal material untuk mencapai sukses. Mereka lupa bahwa “hati” adalah rahasia
pertama dan utama yang memampukan seseorang untuk bangkit kembali dari
kegagalan. Kekuatan hatilah yang akhirnya membedakan orang sukses dan orang
gagal. Rahasia sederhana ini berlaku di semua bidang kehidupan, bahwa untuk
berhasil, lakukanlah dengan hati!
Mengapa kita harus melakukan
segala sesuatu dengan hati? Pertama, agar hidup selalu antusias
dan penuh gairah. Seberat apapun tanggung jawab pekerjaan, saat kita
melakukannya dengan hati, kita akan selalu bersemangat dan penuh antusiasme.
Tidak ada istilah bosan melakukan sebuah pekerjaan, karena setiap hari akan ada
cerita baru dan semangat baru.
Kedua, tidak merasa
capai dan pamrih. Ada banyak orang keberatan melakukan pekerjaan yang minim
penghargaan. Hal melayani Tuhan adalah sebuah aktivitas yang minim penghargaan
dari manusia, bahkan seringkali tak seorangpun yang melihat kita bekerja.
Sering kita temukan, ada orang pada awalnya bersemangat melayani Tuhan namun
seiring berjalannya waktu, semangat itu kendor dan akhirnya hilang. Penyebabnya
karena ia tidak tahan, rasa-rasanya,energi yang dikeluarkan dengan penghargaan
yang diterima perbandingannya sungguh tidak seimbang. Kolose 3:23, mengingatkan
kita “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Segala sesuatu yang dilakukan
dengan hati, akan membawa dampak yang berbeda kepada hasil akhir dari pekerjaan
kita. Bahwa hanya sedikit orang yang memberikan apresiasi kepada Anda, itu
bukan masalah karena upah yang sejati telah tersedia bagi Anda dan itu
bersumber dari Bapa di Surga (Kol 3:24). So, tetaplah bersukacita dan
lakukanlah semuanya dengan hati!
DOA
Tuhan, berikanku kekuatan untuk
mampu menyelesaikan semua tanggung jawabku dengan penuh sukacita dan hati yang
tulus. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Saya hanya menaruh
hati saya di puncak gunung dan berusaha untuk mengambilnya kembali.
Ditulis oleh Ishak Manik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar