Ketika sedang berjalan-jalan di pinggir ladang, seekor keledai jatuh ke sebuah lubang yang cukup dalam. Keledai berusaha memanggil petani untuk menolongnya. Mendengar suara si keledai, petani segera berlari dan melihat kondisi keledai miliknya. Ia sangat terkejut ketika mengetahui keledai sudah berada di dalam lubang . Tampak keledai berusaha memanjat dinding lubang tetapi selalu gagal.
Petani pun bingung melihat kondisi keledainya, terlalu dalam baginya untuk masuk ke dalam lubang untuk menolong si keledai. Untuk memanggil bantuan dari warga desa lainnya pun sulit, karena sebagian besar dari mereka sedang pergi ke kota untuk menjual hasil pertanian. Ah malangnya keledai ini. Petani sudah kehabisan ide untuk menyelamatkan keledainya.
Dengan berat hati, petani mengambil sekop dengan maksud mengubur keledai dengan tanah. Lebih baik si keledai cepat mati dengan dikubur daripada ia mati perlahan karena kelaparan di dalam lubang. Dengan cepat petani menyekop dan membuang tanah ke dalam lubang tempat si keledai berada. Timbunan tanah terus masuk menghujani si keledai.
Mengetahui kondisi ini, keledai tidak tinggal diam. Setiap ada timbunan tanah yang masuk ia berusaha melompat atau menjejak tanah tersebut. Sehingga posisi berdiri keledai semakin lama bisa semakin meninggi. Sampai akhirnya timbunan tanah yang ia injak cukup untuknya melompat keluar dari lubang. Keledai sangat senang ia bisa selamat dari kematian, sedangkan petani terkejut dengan usaha si keledai.
Di dalam kesulitan selalu ada jalan keluar, asalkan kita mau berusaha. Bahkan hal-hal yang sepertinya akan membuat kita celaka pada akhirnya bisa berbalik menguntungkan kita.
Tuhan memberkati!
ilustrasi cerita keledai terinspirasi dari facebook Sanggar Matindas
Orang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tetapi orang bebal membeberkan kebodohan.
Amsal 13:16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar