Ibrani 10:24
Saya suka sekali dengan tagline
iklan dari salah satu brand asuransi terkenal di Indonesia, “Always
Listening. Always Understanding” atau dalam terjemahan Indonesianya berarti
“Selalu Mendengarkan. Selalu Memahami”. Meskipun kalimat ini murni untuk
kepentingan pemasaran, namun nilai yang terkandung di dalamnya sungguh-sungguh
menyentuh siapa pun juga. Kebutuhan akan perhatian memang merupakan kebutuhan
instingtif dari semua manusia.
Dalam beberapa bulan terakhir
terjadi peningkatan angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia, demikian
menurut catatan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi). Sejumlah penelitian
membuktikan bahwa mayoritas kasus bunuh diri terjadi akibat ketiadaan orang
terdekat saat yang bersangkutan tengah dilanda masalah berat. Kesepian menjadi
isu utama dalam banyak kejadian bunuh diri. Ketika berada dalam fase tertekan,
seseorang tidak bisa diharapkan untuk bercerita (sharing) tentang apa
masalah yang tengah dihadapinya. Orang terdekatlah yang seharusnya menangkap
sinyal ketika sahabatnya mulai menunjukkan perilaku ganjil. Biasanya ada hal
berat yang sedang disembunyikan.
Dalam kitab 1 Raja-raja, Elia
pernah merasa sangat frustrasi. Dia kesepian, sampai memilih lebih baik mati
saja (1 Raj 19:4). Elia tidak kuat menghadapi realita kehidupan sebagai nazir
Allah. Ia merasa beban pelayanan yang ditanggungnya sangat berat. Balasan yang
ia terima tidak sebanding dengan pelayanan yang ia lakukan (1 Raj 17 dan 1 Raj
18). Elia merasa tidak dihargai, malah terancam mati (1 Raj 19: 2). Tetapi
dalam keputusasaannya itu, malaikat Tuhan datang menghibur dirinya. Setidaknya
dua kali Elia dikunjungi malaikat Tuhan (1 Raj 19:5, 1 Raj 19:7). Setelah
mendapat penguatan dari malaikat Tuhan, Elia bangkit dari keterpurukannya. Ia
bangun, lalu makan dan minum. Oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh
hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb (1
Raj 19: 8). Demikianlah hebatnya kekuatan sebuah penghiburan!
Anak Tuhan seharusnya demikian.
Setiap dari kita hendaknya menjadi pribadi selalu ada bagi sahabat. Firman
Tuhan di dalam Ibrani 10:24 memberi nasihat, “Marilah kita saling
memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan
baik.” Frasa “saling mendorong” bersifat dua arah. Ada waktunya kita yang
menghibur saudara yang sedang lemah. Namun percayalah, suatu hari perhatian itu
akan kembali ke kita, di saat kita yang gantian tengah dirundung masalah.
Istilah “curhat” (curahan hati) sebenarnya
bukan sesuatu yang berlebihan. Sebuah penelitian psikologi menunjukkan bahwa
sebuah masalah terdiri dari 30% komponen emosi dan 70% komponen inti. Ketika
seseorang curhat kepada sahabatnya, 30% masalah sebenarnya telah
selesai. Ketika komponen emosi telah teratasi, kini tinggal fokus menyelesaikan
inti permasalahan. Mari belajar saling memberi perhatian.
DOA
Tuhan, mulai hari ini dan seterusnya aku mau membuat komitmen untuk
memberikan perhatian kepada sahabat dan orang-orang terdekatku. Mampukanku
menjadi pembawa damaiMu. Di dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Tujuan
hidup manusia adalah untuk melayani, menunjukkan kasih sayang, dan kehendak
untuk menolong sesama.
(Albert Schweitzer)
Ditulis oleh Sdr Ishak Manik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar