Selasa, 24 September 2013

Saya Ada Buat Anda



Ibrani 10:24

                Saya suka sekali dengan tagline iklan dari salah satu brand asuransi terkenal di Indonesia, “Always Listening. Always Understanding” atau dalam terjemahan Indonesianya berarti “Selalu Mendengarkan. Selalu Memahami”. Meskipun kalimat ini murni untuk kepentingan pemasaran, namun nilai yang terkandung di dalamnya sungguh-sungguh menyentuh siapa pun juga. Kebutuhan akan perhatian memang merupakan kebutuhan instingtif dari semua manusia.

                Dalam beberapa bulan terakhir terjadi peningkatan angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia, demikian menurut catatan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi). Sejumlah penelitian membuktikan bahwa mayoritas kasus bunuh diri terjadi akibat ketiadaan orang terdekat saat yang bersangkutan tengah dilanda masalah berat. Kesepian menjadi isu utama dalam banyak kejadian bunuh diri. Ketika berada dalam fase tertekan, seseorang tidak bisa diharapkan untuk bercerita (sharing) tentang apa masalah yang tengah dihadapinya. Orang terdekatlah yang seharusnya menangkap sinyal ketika sahabatnya mulai menunjukkan perilaku ganjil. Biasanya ada hal berat yang sedang disembunyikan.

                Dalam kitab 1 Raja-raja, Elia pernah merasa sangat frustrasi. Dia kesepian, sampai memilih lebih baik mati saja (1 Raj 19:4). Elia tidak kuat menghadapi realita kehidupan sebagai nazir Allah. Ia merasa beban pelayanan yang ditanggungnya sangat berat. Balasan yang ia terima tidak sebanding dengan pelayanan yang ia lakukan (1 Raj 17 dan 1 Raj 18). Elia merasa tidak dihargai, malah terancam mati (1 Raj 19: 2). Tetapi dalam keputusasaannya itu, malaikat Tuhan datang menghibur dirinya. Setidaknya dua kali Elia dikunjungi malaikat Tuhan (1 Raj 19:5, 1 Raj 19:7). Setelah mendapat penguatan dari malaikat Tuhan, Elia bangkit dari keterpurukannya. Ia bangun, lalu makan dan minum. Oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb (1 Raj 19: 8). Demikianlah hebatnya kekuatan sebuah penghiburan!

                Anak Tuhan seharusnya demikian. Setiap dari kita hendaknya menjadi pribadi selalu ada bagi sahabat. Firman Tuhan di dalam Ibrani 10:24 memberi nasihat, “Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” Frasa “saling mendorong” bersifat dua arah. Ada waktunya kita yang menghibur saudara yang sedang lemah. Namun percayalah, suatu hari perhatian itu akan kembali ke kita, di saat kita yang gantian tengah dirundung masalah.

                Istilah “curhat” (curahan hati) sebenarnya bukan sesuatu yang berlebihan. Sebuah penelitian psikologi menunjukkan bahwa sebuah masalah terdiri dari 30% komponen emosi dan 70% komponen inti. Ketika seseorang curhat kepada sahabatnya, 30% masalah sebenarnya telah selesai. Ketika komponen emosi telah teratasi, kini tinggal fokus menyelesaikan inti permasalahan. Mari belajar saling memberi perhatian.


DOA
Tuhan, mulai hari ini dan seterusnya aku mau membuat komitmen untuk memberikan perhatian kepada sahabat dan orang-orang terdekatku. Mampukanku menjadi pembawa damaiMu. Di dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Tujuan hidup manusia adalah untuk melayani, menunjukkan kasih sayang, dan kehendak untuk menolong sesama.
(Albert Schweitzer)

Ditulis oleh Sdr Ishak Manik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar