Sabtu, 12 Oktober 2013

Di Luar Perkiraan

Saya masih ingat, kejadian yang terjadi sekitar tahun 2003, ketika itu pada mata kuliah Psikologi Kepribadian, salah satu senior berdiri dan mengatakan kepada dosen (setelah melihat gambar kepribadian yang saya buat) bahwa orang seperti saya tidak pantas menjadi seorang psikolog karena saya dianggap terlalu dingin. Ketika itu sang dosen diam saja, tidak membenarkan juga tidak menyalahkan.

Saat itu saya shock dengan pernyataan demikian, apalagi si dosen tidak memberi jawaban. Saya berpikir apakah benar saya tidak bisa jadi psikolog, bahkan saya sempat mengkonsultasikannya kepada dosen lain, dimana lagi-lagi dosen ini tidak memberi pendapat yang jelas. Ia hanya mengatakan hal-hal yang sifatnya umum.

Ternyata Tuhan punya rencana yang berbeda dari apa yang senior saya katakan,
Tahun demi tahun berjalan, di tahun 2006, saya lolos seleksi masuk ke program magister profesi di Universitas Indonesia. Pada tahun 2008 saya lulus dan menjadi psikolog. Selama lebih dari 3 tahun saya praktek di sebuah klinik, dilanjutkan mengikuti proyek untuk penanganan trauma, bekerja di beberapa tempat penampungan, baik milik pemerintah maupun swasta. Beberapa kali juga menjadi pembicara di retreat untuk remaja dan anak . Dan aktifitas terbaru adalah menjadi instruktur untuk beberapa pelatihan yang diadakan oleh bank swasta yang namanya sudah terkenal di Indonesia.

Bila ditotal mungkin saya sudah menangani ratusan konseling maupun pemeriksaan. 
Apa yang dilakukan oleh dosen-dosen yang tidak memberi penilaian mungkin benar. Mereka tidak bisa memutuskan apakah saya pantas atau tidak menjadi seorang psikolog. Salah satu faktor penting ketika kita dicap tidak mampu adalah usaha kita untuk keluar dan berusaha lebih baik lagi. Apa yang saya alami dulu mungkin dialami juga oleh para pembaca saat ini. 

Adalah sia-sia bila kita hanya mencari konfirmasi dan dukungan dari orang lain tanpa kita sendiri berusaha. Bila kita hanya menanyakan "menurut kamu apakah saya bisa?" atau "menurut kamu apakah akan berhasil?" hal ini tidak menghasilkan apa-apa. Karena tidak ada hal nyata yang kita perbuat. Lakukanlah hal-hal yang nyata dan menghasilkan sesuatu , bekerja, atau studi dengan rajin dan lain sebagainya.

Jangan menyerah untuk meraih mimpi, dengan doa dan usaha segala sesuatu mungkin untuk dilakukan. Yakinlah Tuhan selalu mempunyai rencana yang baik untuk hidup kita, jangan hidup di bawah "cap" buruk dari orang lain.

Tuhan memberkati!

besar dalam rancangan-Mu dan agung dalam perbuatan-Mu; mata-Mu terbuka terhadap segala tingkah langkah anak-anak manusia dengan mengganjar setiap orang sesuai dengan tingkah langkahnya dan sesuai dengan buah perbuatannya;

Yeremia 32:19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar