Hidup seperti roda, sehari bisa jadi hakim agung, esoknya bisa jadi tahanan KPK, kalimat ungkapan yang diucapkan oleh Akil Mochtar sewaktu ia belum tertangkap oleh KPK. Entah terbukti menerima suap atau tidak, yang jelas ucapannya sudah menjadi kenyataan. Memang demikian hidup, situasinya tidak bisa kita tebak. Ada gelombang naik turun di dalam kehidupan.
Ketika bayi, Musa harus bersusah payah disembunyikan oleh keluarganya agar tidak dibunuh. Namun setelah itu ada masa dimana Musa bisa menikmati tinggal di istana karena diasuh oleh Putri Firaun. Ia tidak perlu menjadi budak seperti orang-orang sebangsanya. Namun karena ingin menyelamatkan orang lain, ia malah meneruskan hidupnya sebagai buronan.
Musa yang tadinya adalah seorang pangeran, harus pergi menjadi gembala. Bisa dikatakan ia hidup damai sebagai gembala, ia sudah memiliki keluarga dan jauh dari orang-orang yang mengejarnya di Mesir. Ketenangan hidupnya sebagai gembala berubah ketika Tuhan menunjuk langsung Musa sebagai pemimpin bangsanya. Ia harus berhadapan dengan Firaun, penguasa yang menakutkan.
Di balik turun naiknya hidup Musa, ada rencana indah dari Tuhan. Mungkin ketika bayi dan terpaksa dibuang ke sungai, Musa bisa saja protes. Ternyata ia malah selamat dan bisa tinggal di istana. Musa sudah terdidik di istana, ia juga sudah merasakan hidup merakyat sebagai gembala. Suatu tempaan yang pas untuk calon pemimpin.
Entah dimana posisi hidup kita sekarang, sadarilah bahwa apa yang kita alami kini merupakan proses persiapan untuk rencana Tuhan berikutnya. Baik sekarang kita sedang sukses atau susah, tetaplah percaya bahwa apa yang sedang kita jalani memiliki sesuatu yang baik di ujungnya.
Tuhan memberkati!
Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya.
Mazmur 25:10
Mazmur 25:10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar