Rabu, 09 Oktober 2013

Jangan Ragu




Matius 14:31

          Mungkin banyak yang tak mengenal Ali Bin Nasser. Namun jika membicarakan gol “tangan Tuhan” Maradona di Piala Dunia 1986, tokoh yang satu ini tidak bisa dilupakan karena dialah wasit yang memimpin pertandingan antara Argentina dengan Inggris itu. Ketika Maradona mencetak gol dengan tangannya, Nasser tengah berada jauh dari gawang Inggris. Ia menyangka bahwa gol itu tercipta dari hasil sundulan kepala. Meski mendapat protes keras dari kubu Inggris, Nasser tetap teguh dengan pendiriannya bahwa itu gol sah.

                FIFA sebagai induk olahraga tertinggi sepakbola dunia menghargai sikap tegas Nasser itu. FIFA memahami bahwa sepakbola hanyalah permainan dan wasit tetaplah manusia yang tak luput dari kesalahan. Ali Bin Nasser sama sekali tidak dihukum karena keputusannya itu. Malah ia dipercaya untuk mempimpin pertandingan sebanyak enam kali.
                Nasib yang berbeda dialami Viktor Kassai, seorang wasit asal Hungaria. Ia membuat keputusan kontroversi dalam pertarungan Inggris versus Ukraina di laga terakhir Grup D Piala Eropa 2012. Saat itu bola tendangan pemain Ukraina sebenarnya telah melewati garis gawang. Namun kapten Inggris dengan sigap membuang bola ke luar gawang. Kassai saat itu ragu dan akhirnya tidak mengesahkan gol Ukraina. Sikap ragu yang ditunjukkan Kassai, membuat FIFA langsung memulangkan dirinya usai pertandingan itu.
                Salah satu indikator pemimpin yang baik adalah kecakapannya dalam membuat keputusan. Pengambilan sebuah keputusan bukan perkara mudah. Butuh kemampuan berpikir cepat serta keberanian. Semua keputusan memiliki risiko. Benar-tidaknya sebuah keputusan, waktu yang akan menjawabnya. Keutamaan dari seorang pemimpin sejati adalah tidak ragu dalam membuat keputusan. Keputusan sifatnya situasional. Bila kemudian ditemukan sejumlah kekurangan, koreksi dan evaluasi bisa dilakukan sambil berjalan.
                Alkitab mencatat bahwa Petrus pernah berjalan di atas air (Mat 14:28-29). Namun ketika tiupan angin laut mulai keras, muncul keraguan dalam dirinya. Petrus pun perlahan mulai tenggelam. Tuhan Yesus segera menghampirinya dan berkata, “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (Mat 14:31). Kebimbangan dapat membuat kita tenggelam pada lautan masalah. Jangan hiraukan suara sumbang dari sekeliling, penuhi panggilan Tuhan untuk datang kepadaNya (Mat 11:28). Prinsip pembuatan keputusan ala anak Tuhan sebenarnya simpel saja. Kita cuma harus memilih, jangan ragu, serta berani melangkah. Bagian yang berat dan mustahil, serahkan kepada Tuhan (Mat 21:21, Mrk 11:23, Mat 21:21).
                Yakobus 1:8 berkata, “Orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.” Contoh sikap mendua hati adalah ragu dalam memilih pasangan hidup dan ragu untuk sungguh-sungguh ikut Tuhan atau masih kompromi dengan dunia. Buatlah keputusan hari ini dan melangkahlah dengan penuh keyakinan.


DOA
Tuhan Yesus, hari ini aku mau belajar untuk membuat keputusan tanpa ada keraguan. Mantapkan hatiku ya Tuhan, Roh Kudus yang memberikan hikmat. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.


Keputusan yang baik adalah kombinasi pilihan yang tepat, keberanian untuk melangkah, serta kebulatan hati untuk menerima segala konsekuensi yang mungkin terjadi.

Ditulis oleh Ishak Manik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar