Matius 14:31
Mungkin banyak yang
tak mengenal Ali Bin Nasser. Namun
jika membicarakan gol “tangan Tuhan” Maradona di Piala Dunia 1986, tokoh yang
satu ini tidak bisa dilupakan karena dialah wasit yang memimpin pertandingan
antara Argentina dengan Inggris itu. Ketika Maradona mencetak gol dengan
tangannya, Nasser tengah berada jauh dari gawang Inggris. Ia
menyangka bahwa gol itu tercipta dari hasil sundulan kepala. Meski mendapat
protes keras dari kubu Inggris, Nasser tetap teguh dengan pendiriannya bahwa
itu gol sah.
FIFA sebagai induk olahraga tertinggi sepakbola dunia
menghargai sikap tegas Nasser itu. FIFA memahami bahwa sepakbola hanyalah
permainan dan wasit tetaplah manusia yang tak luput dari kesalahan. Ali Bin Nasser sama sekali tidak dihukum karena
keputusannya itu. Malah ia dipercaya untuk mempimpin pertandingan sebanyak enam
kali.
Nasib yang berbeda
dialami Viktor Kassai, seorang wasit asal Hungaria. Ia
membuat keputusan kontroversi dalam pertarungan Inggris versus Ukraina di laga
terakhir Grup D Piala Eropa 2012. Saat itu bola tendangan pemain Ukraina sebenarnya telah melewati garis gawang. Namun kapten
Inggris dengan sigap membuang bola ke luar gawang. Kassai saat itu ragu dan
akhirnya tidak mengesahkan gol Ukraina. Sikap ragu yang ditunjukkan Kassai,
membuat FIFA langsung memulangkan dirinya usai pertandingan itu.
Salah satu
indikator pemimpin yang baik adalah kecakapannya dalam membuat keputusan.
Pengambilan sebuah keputusan bukan perkara mudah. Butuh kemampuan berpikir
cepat serta keberanian. Semua keputusan memiliki risiko. Benar-tidaknya sebuah
keputusan, waktu yang akan menjawabnya. Keutamaan dari seorang pemimpin sejati
adalah tidak ragu dalam membuat keputusan. Keputusan sifatnya situasional. Bila
kemudian ditemukan sejumlah kekurangan, koreksi dan evaluasi bisa dilakukan
sambil berjalan.
Alkitab mencatat bahwa Petrus pernah berjalan di atas
air (Mat 14:28-29). Namun ketika tiupan angin laut mulai keras,
muncul keraguan dalam dirinya. Petrus pun perlahan mulai tenggelam. Tuhan Yesus
segera menghampirinya dan berkata, “Hai orang yang kurang percaya, mengapa
engkau bimbang?” (Mat 14:31). Kebimbangan dapat membuat kita tenggelam pada
lautan masalah. Jangan hiraukan suara sumbang dari sekeliling, penuhi panggilan
Tuhan untuk datang kepadaNya (Mat 11:28). Prinsip pembuatan keputusan ala
anak Tuhan sebenarnya simpel saja. Kita cuma harus memilih, jangan ragu, serta
berani melangkah. Bagian yang berat dan mustahil, serahkan kepada Tuhan (Mat 21:21, Mrk 11:23,
Mat 21:21).
Yakobus 1:8 berkata, “Orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam
hidupnya.” Contoh sikap mendua hati adalah ragu dalam memilih pasangan
hidup dan ragu untuk sungguh-sungguh ikut Tuhan atau masih kompromi dengan
dunia. Buatlah keputusan hari ini dan melangkahlah dengan penuh keyakinan.
DOA
Tuhan Yesus, hari ini aku
mau belajar untuk membuat keputusan tanpa ada keraguan. Mantapkan hatiku ya
Tuhan, Roh Kudus yang memberikan hikmat. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa.
Amin.
Keputusan yang baik adalah
kombinasi pilihan yang tepat, keberanian untuk melangkah, serta kebulatan hati
untuk menerima segala konsekuensi yang mungkin terjadi.
Ditulis oleh Ishak Manik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar