"Jadi apa yang akan kita lakukan?" tanya Jane dengan wajah mabuknya
"Sirkus?"
"Tidak, tidak bisa sirkus lagi, sudah tidak laku" jawab Moss
"Pertunjukkan yang terakhir hampir tidak ada yang nonton, yang datang kebanyakan para penagih hutang"
"Sial, jangan sebut mereka lagi" , Rufus berkata dengan wajah masam sambil mengepulkan asap rokok. Yah, bisa dibilang dari seluruh anggota pertunjukkan, ia yang paling banyak berurusan dengan para penagih hutang.
"Berpikirlah bung! Atau tahun depan kita akan menggelandang. Well atau setidaknya kembali ke tanah pertanian, yah jika masih punya" kata Moss sambil melirik ke arah Rufus. Memang sepertinya kondisi keuangan mereka sudah habis-habisan.
"Christmas" ujar Z si pemimpin rombongan. "Apa katamu? Kris? " tanya Moss.
"Christmas, Natal, aku dapat naskahnya dari si tua Robin" jawab Z.
"Apa maksudmu? si tua itu memang sukses dengan gedung dramanya di kota sebelah, tapi bung kita ini pemain sirkus, hiburan" ujar Moss dengan wajah serius. "konyol!"
"Natal itu tren, kalian lihat saat Natal orang-orang membeli banyak barang baru, kue-kue, pakaian , hadiah dan lain-lain. Mereka juga berani membayar orang gendut berpakaian merah untuk sekedar tertawa" Z berusaha meyakinkan. "Sinterklas bung" Jane sedikit menambahkan, masih dengan nada mabuknya.
"kita pentaskan pertunjukkan Natal, kita dapat uang, dan bayar hutang!" Z terlihat bersemangat.
"hahahah....Bunda Maria!" seru Rufus sambil melihat dengan tatapan mengejek ke arah Jane.
Disambut dengan tawa anggota kelompok lainnya.
"hahaha....bicara Natal, seperti orang suci saja! kau tahu kemana teman-teman kita yang lain? mereka sedang senang-senang di bar" lanjut Rufus lagi. Yang lain pun tertawa mengejek. "Lebih baik jual saja kuda-kuda sakit yang kita punya, walau belum bisa menutup hutang"
"kita juga tidak punya bayi Yesus, kau mau pakai pinky si monyet untuk memerankannya?" lagi-lagi meledak tawa anggota pertunjukkan, kecuali Z si pemimpin.
"hentikan omongan bodohmu, atau kau tunggu para penagih hutang membuatmu tidak bisa bicara lagi" perintah Z.
"hai pimpinan terhormat, Mr Z, kita ambil suara, 3-1, kau kalah Bung" jawab Rufus.
"3-1?" tanya Z sambil melirik ke arah Moss dan Jane
"Orang mabuk jangan dihitung tolol" suara Jane terdengar agak meninggi.
"Bung, ke gereja saja kita tidak pernah, kita ini peminum, pemadat, suka main perempuan. Dan orang-orang tahu kelakuan kita" kata Moss
"jangan lupa penjudi" ujar Rufus sambil melihat ke Z, pemimpinnya yang memang kecanduan judi.
"atau kau mau pertaruhkan semua untuk ide Natal? mungkin Yesus mau bayar hutang kita"
"Ck" Z terlihat kecewa.
"baiklah , sirkus, seperti biasa" akhirnya Z menyerah
The Circle, sebuah kelompok pertunjukkan yang sempat berada dalam masa kejayaan sedang berada di situasi yang kelam. Pertunjukkan akan ditutup untuk selamanya bila mereka tidak bisa melunasi hutang-hutang mereka. Sirkus yang menjadi andalan, sudah berubah menjadi pertunjukkan yang membosankan. Penduduk kota lebih senang berdiam di rumah menonton televisi daripada melihat sirkus. Apalagi anggota The Circle terkenal dengan kelakuan buruk mereka di masyarakat. Mereka dikenal sebagai alkoholik, penjudi, pemadat dan predikat buruk lainnya.
-----------------
Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.
Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.
Yohanes 12:46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar