Kamis, 10 Oktober 2013

Tidak sekedar Mimpi

Hari ini saya terbang ke Bangkok untuk menghadiri training tentang penanganan trauma. Perjalanan dari Jakarta ke Bangkok ditemputh dengan pesawat terbang. Hanya memakan waktu 3 jam untuk mencapai bandara Suvarnabhumi. Waktu 3 jam pun berlalu cepat, karena maskapai penerbangan menyediakan hiburan berupa televisi di setiap kursi penumpang. Sehingga penumpang bisa menonton film-film terbaru ketika berada dalam penerbangan.

Di era 1800an, kehadiran pesawat masih sebuah angan-angan. Dalam beberapa dongeng, diceritakan manusia terbang menggunakan sayap atau mengendarai binatang tertentu. Tetapi bagi Wright bersaudara, tidak sekedar dongeng yang mereka ingin dengar dan impikan. Mereka mengerjakan impian mereka untuk membuat alat agar manusia bisa terbang. Mereka bekerja dengan pantang menyerah meskipun mereka tidak pernah melihat pesawat yang berhasil terbang, sebelum akhirnya merekalah yang membuat pesawat terbang yang layak jalan.

Pada masa itu, apa yang mereka kerjakan mungkin jadi bahan tertawaan, karena mereka mengerjakan hal yang tidak lazim. Sama seperti ketika ada orang di tahun 90an yang mengatakan suatu hari Alkitab bisa dimasukkan dalam saku baju atau Alkitab hanya berupa selembar papan. Kita pasti menganggap orang itu aneh, karena Alkitab pada umumnya berupa buku tebal. Kita tidak menyangka kalau di masa kini Alkitab bisa dimasukkan ke dalam handphone atau tab.

Mengerjakan impian bukan hal yang mudah, tetapi bukan pula hal yang mustahil. Tidak ada ruginya bila kita mengupayakan mengerjakan hal-hal yang mungkin aneh bagi orang lain tetapi merupakan sebuah tujuan baik bagi kita. Jangan ragu untuk membuat ide menjadi suatu kenyataan.

Tuhan memberkati!
 
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan!
Roma 12:11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar