Minggu, 13 Oktober 2013

Transmitter Doa



Ada kala dalam hidup kita, hati dan pikiran kita lebih dipenuhi oleh kekuatiran dan rasa takut terhadap situasi yang terjadi di hadapan kita. Dan hal itu membuat hati dan pikiran kita tertekan. Menguras tenaga dan sukacita. Berdoa tetapi tetap merasa gelisah. Mengatakan kepada hati dan pikiran bahwa Allah lebih besar daripada masalah kita tetapi tetap merasa takut dan kuatir, sehingga sulit rasanya fokus dalam doa.

Saat ini saya melaksanakan penelitian S3 saya di sebuah kabupaten di Prop NTB. Ternyata proses penelitian tidak berjalan semulus yang direncanakan dan hal ini membuat pikiran dan perasaan saya tertekan selama seminggu ini. Dan ternyata hal itu sungguh membuat saya gelisah sepanjang hari sampai sulit tidur malam.

Tadi sore iseng-iseng saya melihat daftar kontak yang ada di HP. Mata pun terpaut pada nama seorang Hamba Tuhan yang ikut memberikan materi persiapan mengajar bagi para GSM di gereja dimana saya dan teman-teman lainnya melayani. Sudah lebih dari tiga bulan kami tidak bertemu dan tidak mengontak satu dengan yang lain. Rasa rindu kepada beliau membuat saya mengirim sms berisi info bahwa saya sehat dan meminta dukungan doa beliau agar penelitian studi S3 berjalan lancar.
 
Beberapa lama kemudian saya menerima balasan sms. Beliau mengatakan entah mau percaya atau tidak, tadi malam beliau teringat padaku dan memikirkanku, dan di antara hatinya dan hatiku ada kontak. Beliau merasakan dorongan yang kuat untuk mendoakanku. Saya pun menceritakan bahwa kemarin perasaan dan pikiran saya kacau rasanya. Saya merasa tertekan dan bingung bagaimana meneruskan penelitian ini. Sampai akhirnya saya tertidur dalam pikiran dan hati yang lelah dan kacau.

Ternyata di saat saya tertidur, Tuhan tidak terlelap. Ia memakai Hamba Tuhan ini sebagai transmiter doa bagiku. Tuhan yang mengilhaminya pokok-pokok doa apa yang harus dikirim. Lalu agar pokok doa lebih tepat sasaran maka Tuhan menggerakkan saya mengirim sms kepadanya. Sungguh Tuhan maha baik, Dia mengetahui segala sesuatu yang kita perlukan, terlebih lagi sebuah dukungan doa.
 
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.(Roma 8:26)

Ditulis oleh : Duma Octavia Fransisca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar