Minggu, 22 Desember 2013

Tempat yang Ia tuju


Tahun lalu ketika melakukan solo travel ke beberapa negara, salah satu hal penting yang harus saya siapkan adalah akomodasi. Melalui situs internet, saya berusaha mencari penginapan dengan harga terjangkau namun dengan fasilitas yang memadai. Kalau bisa saya ingin yang satu kamar sendiri, dibandingkan dengan kamar model dorm (asrama). Selain itu pilihan berikutnya adalah non smoking dan ber AC.

Setelah agak lama memilih-milih akhirnya saya memutuskan untuk tinggal di hostel yang menurut saya paling pas. Dan ternyata memang ketika perjalanan berlangsung, hostel tersebut pelayanannya memuaskan. Kamarnya bersih dan nyaman. Demikian juga suasananya menyenangkan dan saya bisa beristirahat dengan sangat baik.

Di tengah tibanya "musim Natal", kita diingatkan lagi mengenai kelahiran Yesus di sebuah palungan. Entah apakah sebelum datang ke dunia Ia menyempatkan diri memilih-milih tempat atau tidak. Yang jelas pilihannya tidak jatuh pada penginapan terbaik dengan fasilitas termewah, tetapi yang Ia pilih bukan saja paket ekonomis, tetapi benar-benar tempat yang bisa dibilang rendah. Apakah karena Ia tidak punya uang? tentu saja tidak, Ia memiliki segalanya.

Sang Juruselamat , sejak tiba di dunia menempatkan diri pada posisi yang rendah. Ia menunjukkan bahwa Ia benar-benar berniat menjadi Juruselamat. Bukan lahir untuk menjadi raja yang bisa bersenang-senang atau sebagai seorang dewa yang gila hormat. Ia datang untuk merangkul semua kalangan. Untuk orang berdosa, untuk orang sakit, untuk orang miskin, untuk semua orang.

Tempat yang Ia tuju bukan tempat yang bersih tanpa ada noda. Tidak perlu malu atau sungkan untuk membuka hati kita bagi kehadiranNya. Bagaimanapun buruknya kondisi hati kita, Ia bersedia untuk memasukinya, sama seperti ketika Ia datang ke dunia, ke tempat yang rendah dan kotor. 

Selamat menyambut masa Natal
Tuhan memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar