Kamis, 25 Desember 2014

Ketika Natal sudah Berlalu


Orang Majus datang dari tempat yang jauh khusus untuk memberi persembahan kepada Yesus. Mereka hanya berbekal iman percaya kepada Sang Juruselamat, tanpa pernah melihat Yesus sebelumnya. Mereka tidak tahu siapa orangtua Yesus dan tepatnya dimana Ia akan dilahirkan. Yang mereka pikirkan adalah seorang Raja telah lahir. Orang Majus bertanya-tanya kepada masyarakat di Yerusalem, dimanakah Raja yang baru lahir itu?

Rupanya hal ini sampai pada telinga Herodes, seorang penguasa setempat. Ia tidak bersukacita akan hal ini. Tetapi egonya merasa terganggu, ia merasa kedudukannya sebagai penguasa akan digeser. Mungkin ia pernah mengetahui cerita Samuel yang diam-diam mengurapi Daud sebagai Raja, padahal ketika itu Saul masih menjabat. Herodes mungkin tidak ingin nasibnya seperti Saul yang tergantikan oleh Daud. Tidak ingin mengulangi kesalahan Saul, ia berniat untuk melenyapkan sang Raja baru.

Niat kita datang kepada Yesus, bisa menjadi niat yang murni memang ingin mempersembahkan sesuatu. Seperti para Majus, yang setelah bertemu Yesus, bisa dibilang secara status dan materi tidak ada yang berubah. Bahkan mereka harus mengambil jalan putar menghindari Herodes. Mereka memang datang untuk mempersembahkan, bukan untuk meminta. Setelah kita percaya pada Yesus, mungkin status dan kekayaan kita tidak meningkat, bahkan ada kesulitan yang harus kita alami. Tetapi iman kepadaNya membuat damai sejahtera dan sukacita di hati kita.

Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
(Lukas 2 : 10-11)

Orang Majus dengan sukacita memberikan persembahan. Kita dengan sukacita datang pada Nya memberi yang terbaik dalam hidup kita. Bukan sebaliknya datang pada Yesus dan menuntut ini dan itu, demi memuaskan ego kita .

Herodes ingin datang dengan kesombongan, menunjukkan siapa yang berkuasa disini. Tidak jarang sikap kita terhadap sesama menyerupai sikapnya. Bukan seperti Orang Majus yang rendah hati, tetapi seperti Herodes yang ingin jadi nomor satu, ingin dihormati, ingin dilayani, ingin semua tunduk di bawahnya. Tanpa sadar mungkin kita tidak menyadari cerita Orang Majus merupakan cerminan dari dua sisi karakter yang berbeda, walaupun seolah-olah memiliki niat yang sama yaitu mencari Yesus.

Lebih menyerupai siapakah kita setelah melewati Natal ? 
(ingat kedatangan Orang Majus adalah setelah lewat dari masa kelahiran Yesus, mereka datang ketika Yesus sudah bertumbuh menjadi seorang Anak).

Tuhan memberkati!
Selamat Natal!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar