Akhir-akhir ini media sosial dipertemukan dalam babak baru sebuah perselisihan. Bila sebelumnya ada perselisihan antara pro Jokowi vs pro Prabowo, berlanjut pada KIH vs KMP, berlanjut lagi sekarang ada pro kontra antara Selamat Natal dan non Selamat Natal. Hal ini dipicu dari golongan tertentu yang mengeluarkan semacam himbauan untuk tidak mengucapkan Selamat Natal. Entah bagaimana ceritanya hal ini bisa terjadi, padahal kira-kira 20-30 tahun yang lalu tidak ada himbauan demikian.
Tulisan ini merupakan opini pribadi yang mungkin bisa sedikit memberi pencerahan. Menurut saya, pada hakikatnya selebrasi Natal semacam Santa Claus, Pohon Natal, dan bahkan Hari Natal (25 Desember) sendiri bukanlah bagian dari Firman Tuhan. Di Alkitab tidak dituliskan bahwa umat Kristen wajib untuk merayakan Natal, memasang pohon Natal, berbelanja ke mal, dan sebagainya. Sebaliknya Alkitab menceritakan bahwa kelahiran Yesus bisa dibilang sangat biasa saja, bahkan bisa dibilang terlalu sederhana untuk kelahiran seorang Juru Selamat.
Berbeda dari kelahiran Royal Baby (panggilan untuk bayi Pangeran William dan Kate Middleton dari Inggris), yang ketika sebelum masa kelahirannya sudah disiapkan rumah sakit berikut dokter untuk merawat Kate Middleton. Wartawan dan selebriti pun menunggu kelahiran sang bayi. Seperti langit dan bumi, kelahiran Yesus jauh dari kesan penuh persiapan. Segalanya terlihat darurat, Ia dilahirkan di kandang , dan tempat tidurnya adalah palungan (tempat minum hewan).
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.""
Lukas 2 :12
Tidak ada gegap gempita di tempat kelahiran Nya, hanya para gembala yang diundang untuk melihat bayi Yesus. Malaikat juga tidak mengharuskan para gembala berganti baju atau membawa hadiah mewah untuk Yesus. Segalanya berlangsung sederhana tanpa banyak perdebatan.
Kembali ke masalah Selamat Natal. Sebenarnya siapa sih yang kita rayakan kelahirannya? bukankah Yesus? Jadi saya merasa tidak ada hak mutlak bagi kita untuk menerima Selamat Natal. Kita pun tidak perlu marah bila orang lain tidak mengucapkan Selamat Natal. Natal bukan untuk meninggikan ego kita sebagai orang Kristen, bukan untuk menuding golongan lain sebagai pihak yang terbelakang, kurang modern, kurang toleransi. Natal adalah kelahiran Yesus, dan seperti kata Malaikat saat itu, segala Kemuliaan bagi Dia!
Sudah saatnya kita me"revolusi mental" sudut pandang kita, bahwa Natal adalah untuk Yesus. Berikan yang terbaik untuk Dia, tidak peduli apakah kita mendapat hadiah, selamat Natal dan sebagainya atau tidak.
Tuhan Memberkati!
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.
Lukas 2 : 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar