Jumat, 23 Desember 2016

120 Km dan Sebuah Palungan


Maria dan Yusuf mendapatkan Kabar Baik bahwa bayi yang dikandung Maria akan dilahirkan sebagai Juru Selamat. Orangtua manapun akan merasa bahagia dengan kabar baik ini. Bahwa anaknya akan menjadi penyelamat dunia. Ditambah lagi saat itu bangsa Israel sedang berada dalam penjajahan Romawi (setelah pada masa-masa sebelumnya mereka juga hidup sebagai bangsa yang tertindas). Di sisi lain, Maria yang "mendadak mengandung" tentunya menjadi permasalahan tersendiri.

Yusuf hampir menceraikan Maria bila ia tidak diingatkan oleh Malaikat. Dengan aturan budaya yang ketat di zaman itu, merupakan beban tersendiri bila seseorang mendadak mengandung tanpa alasan yang jelas. Tidak jarang hal ini akan dibicarakan orang sebagai perzinahan. Namun demikian Maria dan Yusuf tetap bertahan pada iman mereka dan berupaya menjaga kandungan Maria agar tetap baik-baik saja. Keduanya menunjukkan ketaatan yang luar biasa.

Selasa, 22 November 2016

Haman dan Mordekhai - Menghadapi Pentas 2 Desember


Haman dan Mordekhai merupakan tokoh sentral dalam Kitab Ester. Meskipun kitab Ester, sesuai dengan namanya, menceritakan mengenai kehidupan Ester yang menjadi ratu menggantikan Wasti, namun konflik yang terjadi dalam kisah ini dimulai oleh ketidaksukaan Haman terhadap Mordekhai. Alkitab menuliskan bahwa Mordekhai tidak bersujud hormat pada Haman yang merupakan pejabat yang dipercaya oleh Raja Ahasyweros.

Haman yang merasa tersinggung dengan sikap Mordekhai tidak ingin hanya melenyapkan Mordekhai saja, karena baginya hal itu terlalu kecil. Ia lalu berencana untuk membasmi orang-orang yang satu suku dengan Mordekhai. Raja Ahasyweros yang merupakan penguasa wilayah yang sangat besar ternyata begitu saja mempercayai hasutan Haman dan setuju dengan apa yang ingin dilakukan oleh Haman. 

Senin, 14 November 2016

Di Seberang Pelangi


Saat orang yang kita kasihi meninggalkan kita untuk selama-lamanya perasaan sedih pasti tidak bisa ditutup-tutupi. Apalagi ketika mereka direnggut dari hidup kita dengan cara yang di luar dugaana kita. Kata-kata penghiburan terasa hambar dan tidak ada artinya. Saya pernah merasakan hal ini dan sampai sekarang pun saya masih berproses untuk memahaminya.

Berat bagi saya untuk menuliskan kata-kata perdamaian atau himbauan untuk tidak membenci ketika pada kenyataannya bom Molotov merenggut nyawa seorang anak. Sebagai Guru Sekolah Minggu, saya mengasihi murid-murid saya, meskipun mereka bukan keluarga kandung saya. Saya turut merasa sedih bila sesuatu yang buruk terjadi pada mereka. Karena itu saya pun bisa merasakan kesedihan yang dialami oleh keluarga korban bom molotov Samarinda.

Mungkin Molotov menghentikan kehidupan seorang anak. Mungkin penyakit menghentikan kehidupan orang yang kita kasihi. Atau bencana dan apapun yang bisa merenggut nyaway manusia.

Tetapi kita yang masih hidup di dunia ini, hidup kita masih berjalan. Mereka yang meninggalkan kita tidak pernah berharap kita akan berdiam di dalam duka. Disana mereka menaruh harapan agar kita melanjutkan kehidupan yang bermakna. Kita hanya berhenti sesaat dan akan berjalan kembali, menyelesaikan tugas kita masing-masing di dalam kehidupan ini.

Di seberang pelangi nanti kita akan bertemu lagi.

Tuhan memberkati.

Rabu, 09 November 2016

Jangan Tunggu Natalan Kuda


Istilah Natalan Kuda dapat digunakan untuk mengatakan suatu masa yang tidak akan pernah terjadi. Dengan kata lain kondisi yang kita usahakan tidak akan tercapai. Banyak hal di dunia dan di Indonesia, bahkan di dalam hidup kita esus yang kalau kita renungkan mungkin sampai Natalan Kuda pun tidak akan tercapai. Misalnya dunia yang benar-benar damai tanpa konflik, kebebasan dari sakit penyakit, kebasan finansial dan lain-lain.

Hal-hal seperti ini membuat kita seringkali menjadi apatis dan pesimis. Untuk apa melakukan perbuatan baik atau melakukan pelayanan? Toh lingkungan sekitar tidak berubah. Begitu juga ada mungkin diantara kita yang sudah bosan dengan berdoa, karena sudah berdoa tidak terjadi apa-apa atau memang kondisinya memang tidak bisa diubah lagi.

Apatisme akan berkembang menjadi ketidakpedulian dan tentunya mempercepat laju hal-hal negatif untuk terus berkembang di dunia ini maupun di dalam diri kita.

Minggu, 06 November 2016

Jangan Membenci (Umat) Muslim


Karena kejadian demonstrasi 4 November kemarin, efeknya timeline media sosial menjadi berwarna warni antara pro dan kontra. Banyak pula dari kalangan saudara seiman yang menuliskan kata-kata kebencian yang ditujukan untuk kaum Muslim. Mulai dari yang bentuknya sindiran, sampai yang agak kasar. Unfriend dan Unfollow pun terjadi, dan tidak jarang ada yang terseret dalam debat yang panjang antara teman Muslim dengan teman Kristen.

Bagi saya sendiri berinteraksi dengan teman yang Muslim sejauh ini baik-baik saja sehingga sulit bagi saya untuk membenci orang Muslim apalagi sampai melabel bahwa orang Muslim itu jahat. Kalau masalah jahat menurut saya umat manusia di muka bumi, apapun agamanya pasti ada bagian yang tingkah lakunya buruk. Karena umat manusia selama masih tinggal di bumi, mereka masih berproses. Ada yang masih belajar (untuk bertingkah laku baik) dan ada yang sudah baik.

Ketika melakukan solo travel ke tiga negara (sekitar tiga tahun lalu), saya terkena diare parah di Kuala Lumpur, padahal besoknya harus terbang ke Singapura. Apes bagi saya saat itu, bukannya mendapat pertolongan malah saya diperas sopir taksi (padahal dia satu ras sama saya lo), sopir taksi menawarkan jasa untuk ke dokter dengan biaya yang tinggi. Padahal waktu sampai di dokter, si dokter tidak mau memeriksa dengan alasan saya tidak bawa paspor dan lain2nya, dia takut saya kenapa2 dan nggak ada identitas yang jelas (paspor saya tinggal di hotel). Sopir taksi tidak mau tahu urusan ini, padahal dia ikut saya masuk ke tempat dokter. Tetap dia minta bayaran yang tinggi itu.

Jumat, 04 November 2016

Ketika Tuhan Tidak Menampakkan WajahNya


Ketika hidup sedang berada dalam kondisi yang baik, mudah bagi kita untuk berkata "Puji Tuhan", "Haleluya". Kasih Tuhan benar-benar dapat dirasakan setiap harinya. Segalanya berjalan dengan lancar dan teratur, tidak ada masalah sama sekali. Saat itu kita mampu bersyukur dengan kondisi di sekeliling kita. Terlebih lagi di saat yang demikian mudah bagi kita untuk memotivasi orang lain yang sedang mengalami masalah. Kita menyarankan mereka untuk berdoa dan mendalami Firman Tuhan.

Kehidupan sayangnya tidak berhenti pada level-level terbaik yang pernah ada. Segala kenangan indah sifatnya hanya sementara. Waktu yang bergerak membuat kita tidak bisa menghindari musibah maupun hal buruk lainnya. Meskipun sudah berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita (ditambah dengan melakukan pelayanan), hal-hal menyedihkan bisa tetap terjadi. Keretakan dalam keluarga, masalah dalam pekerjaan, sakit penyakit, kecelakaan, dan lain-lain.

Kita pun bertanya-tanya, di dalam doa saya tidak pernah meminta untuk mengalami musibah, saya tidak minta adanya sakit penyakit, saya tidak minta datangnya masalah dengan orang lain. Dengan kemanusiaan kita lalu mencari "keadilan" dari Tuhan. Terlebih kalau memang bukan kita sebagai sumber masalahnya. Kita akan mempertanyakan mengapa hal yang buruk bisa menimpa kita. 

Kamis, 03 November 2016

Demo Ahok, DAAI TV dan Media Sosial


Beberapa hari sebelum 4 November, rasanya seluruh Indonesia terarah dan diarahkan untuk membahas demonstrasi yang akan diadakan pada tanggal 4. Sedemikian seriusnya peristiwa ini sehingga tokoh-tokoh Nasional ikut angkat bicara. Mulai dari Presiden Jokowi sampai mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Persiapan pengamanan pun tidak main-main, bahkan dikabarkan Densus 88 satuan khusus anti terror akan ikut serta mengawasi demonstrasi yang berlangsung.

Asal muasal permasalahan bermula dari beredarnya video dari Gubernur DKI, Basuki Tjahja Purnama atau yang lebih dikenal dengan nama Ahok, saat beliau sedang berbicara di Kepulauan Seribu. Video ini kemudian diedit sedemikian rupa dan diekspos besar-besaran oleh media sehingga bola panas semakin membesar dan membuat sebagian masyarakat terprovokasi.

Kamis, 19 Mei 2016

Bagaimana bila orang Samaria itu Gay?


Mendengar isu LGBT biasanya akan memancing empat macam reaksi. Yang pertama adalah menolak, yang kedua menerima, yang ketiga tidak menolak dan tidak menerima dan yang terakhir adalah menghindar untuk membicarakan topik ini. Saya termasuk orang yang tidak pro dengan LGBT dalam artian tidak mendukung hubungan yang demikian. Meskipun secara global tampak bahwa legalisasi LGBT adalah suatu hal yang wajar, dan ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Guru Sekolah Minggu terutama untuk menerangkan masalah ini kepada anak-anak, karena mereka memasuki jaman dimana hubungan LGBT (akan) dianggap wajar).

Selasa, 17 Mei 2016

Kabar Baik Setiap Hari


Berita mengenai kejahatan atau kriminalitas sebenarnya sudah biasa beredar di Indonesia, mulai dari kriminalitas jalanan sampai yang tingkatannya korupsi besar-besaran. Namun dalam satu dua minggu terakhir berita kriminal yang beredar benar-benar sensasional. Bukan hanya tersebar melalui surat kabar atau portal berita, namun juga mencapai ke media sosial seperti Facebook. Kejahatan seksual yang dilakukan secara sadis benar-benar memancing hati nurani untuk mengutuk para pelaku (kalau ada kesempatan mungkin sekalian melakukan tindak kekerasan kepada para pelaku).

Jumat, 13 Mei 2016

Ketika Doa Mereka Dijawab


Tiga minggu yang lalu, di kelas Sekolah Minggu yang saya ajar (kelas 3, dengan usia anak 8 sampai 9 tahun), saya mengadakan aktifitas berupa menulis pokok doa dan mendoakannya selama setiap hari selama seminggu untuk kita sama-sama lihat hasilnya di minggu mendatang. Pokok-pokok doa yang dibuat tentunya disesuaikan dengan sesuatu yang mereka butuhkan (saya menjelaskan mengenai perbedaan butuh dan ingin).

Pada minggu berikutnya ketika saya bertanya bagaimana dengan pokok-pokok doanya? Apakah sudah didoakan. Sebagian menjawab tidak mendoakan karena lupa, sebagian lagi mengatakan didoakan tapi belum ada hasilnya.

Selasa, 10 Mei 2016

Xenophobia : Seorang ahli Ekonomi disangka Teroris


Beberapa hari yang lalu, sebuah kejadian menggelikan namun membuat miris terjadi di Amerika Serikat, tepatnya di pesawat American Airlines 3950. Guido Menzio, seorang ekonom saat itu sedang menunggu pesawat untuk tinggal landas, ia mengisi waktu dengan membuat coretan berupa rumus-rumus matematika pada selembar kertas. Akan tetapi tindakannya tersebut menimbulkan kecurigaan bagi seorang wanita yang duduk tepat di sebelah dirinya. Melihat Guido Menzio yang berjanggut serta membuat coretan-coretan yang aneh, wanita tersebut melaporkan pada staff penerbangan bahwa lelaki di sebelahnya kemungkinan besar sedang membuat rencana berbahaya bagi penerbangan.

Senin, 09 Mei 2016

Ayat Alkitab untuk menghadapi Depresi


Menumpuknya pemikiran negatif, sulit tidur dan merasa berbeban berat dalam jangka waktu yang panjang merupakan gejala-gejala depresi. Pola pikir negatif yang terus menerus menyerang lama kelamaan juga menghancurkan kesehatan fisik, dan tidak jarang hal ini memicu seseorang untuk melakukan tindakan ekstrem seperti menggunakan obat-obatan terlarang, minum minuman keras bahkan melakukan bunuh diri untuk mengakhiri tekanan yang dihadapi.

Kamis, 05 Mei 2016

Menyikapi Per Ahok an


Di hari kerja, hari Sabtu, hari Minggu bahkan di saat libur nasional, media online, televisi maupun surat kabar pasti akan memberitakan mengenai satu nama yaitu Ahok, nama panggilan dari Basuki Tjahja Purnama, Gubernur DKI saat ini. Menurut beberapa survey nama Ahok lebih banyak disebut oleh media dibandingkan Presiden Joko Widodo, walaupun beliau tentunya juga sering tampil di media. Nama Ahok mulai meroket sejak ia menggantikan Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. 

Mulanya yang diberitakan adalah seputar kinerjanya sebagai Gubernur yang baru, namun pemberitaan mengenai dirinya semakin meningkat semenjak ia mencalonkan diri secara independen untuk pemilihan Gubernur Jakarta periode berikutnya. Gerakan pengumpulan KTP untuk pencalonan Ahok pun sudah mencapai lebih dari 750.000 KTP (tanggal 5 Mei 2016). Hal ini menunjukkan betapa banyaknya dukungan untuk Ahok agar menjabat kembali.