Tiga minggu yang lalu, di kelas Sekolah Minggu yang saya ajar (kelas 3, dengan usia anak 8 sampai 9 tahun), saya mengadakan aktifitas berupa menulis pokok doa dan mendoakannya selama setiap hari selama seminggu untuk kita sama-sama lihat hasilnya di minggu mendatang. Pokok-pokok doa yang dibuat tentunya disesuaikan dengan sesuatu yang mereka butuhkan (saya menjelaskan mengenai perbedaan butuh dan ingin).
Pada minggu berikutnya ketika saya bertanya bagaimana dengan pokok-pokok doanya? Apakah sudah didoakan. Sebagian menjawab tidak mendoakan karena lupa, sebagian lagi mengatakan didoakan tapi belum ada hasilnya.
Saat itu saya cukup "shock" juga karena tidak ada yang mengerjakan tugas tersebut. Lalu saya katakan, kalau menurut kalian itu adalah sesuatu yang penting doakanlah setiap hari. Andai belum ada perubahan atau jawaban yang jelas dari Tuhan, doakan terus dengan sungguh-sungguh. Bagi saya ini seperti pertaruhan yang luar biasa, saya sendiri bertanya-tanya, bagaimana kalau ternyata Tuhan tidak menjawab doa mereka. Jangan-jangan nanti iman mereka malah goyah dan tidak mau percaya Tuhan lagi karena berdoa atau tidak berdoa hasilnya toh sama saja.
Di minggu berikutnya atau dua minggu setelah tugas diberikan , kebetulan hari itu materi pelajaran Sekolah Minggu mengenai bersaksi. Saya tanya kepada mereka, siapa yang mau bersaksi kepada teman-temannya mengenai hal yang sudah didoakan. Anak-anak yang tidak berdoa mengatakan "lupa" dan membuat anak-anak lainnya kelihatan ragu-ragu untuk sharing. Ini sebenarnya membuat saya cukup jengkel karena begitulah manusia kalau sendirinya tidak berbuat yang baik, akan mempengaruhi supaya yang lain juga ikut-ikutan. Saya langsung menegur mereka yang tidak berdoa agar tidak mempengaruhi teman-temannya yang lain, biarkan saja kalau memang ada teman yang mau bersaksi.
Lalu mulailah seorang anak mengangkat tangan, kesaksiannya diucapkan dengan kata-kata yang sederhana namun sangat baik. Ia bercerita bahwa ia berdoa untuk adiknya yang suka membuat masalah di sekolah dan di rumah (adiknya berkebutuhan khusus), selama dua minggu ia doakan, mulai ada perubahan sikap dari adiknya. Sekarang adiknya tidak terlalu banyak membuat masalah dan sikapnya membaik. Ia mengakui bahwa masalah adiknya tidak langsung hilang begitu saja tetapi sudah berkurang.
Seorang anak lainnya lalu maju untuk memberi kesaksian, ia bercerita bahwa ia mulai berdoa secara rutin saat akan menghadapi ulangan dan nilainya mengalami peningkatan dibandingkan saat dulu ia tidak berdoa secara rutin. Ia merasa bersyukur dengan hal ini.
Kemudian ada juga anak yang memberi kesaksian bahwa ia berdoa ingin satu kali saja bisa pergi ke luar negeri karena ia tidak pernah ke luar negeri. Menurutnya setelah berdoa selama dua minggu, Tuhan menjawab doanya, dia mendapat kabar bahwa setelah kenaikan kelas, ia akan menetap di Jerman selama 4 tahun karena ayahnya sudah lebih dahulu bekerja disana.
Anak lainnya lagi berdoa agar ia bisa bertemu ayahnya lagi setiap hari, karena ayahnya pindah bekerja di luar kota. Tuhan menjawab doanya karena sang ayah diijinkan untuk pulang ke rumahnya setiap minggu, sehingga setiap akhir pekan ia bisa bertemu ayahnya. Ia mengatakan bahwa memang ia tidak bisa bertemu setiap hari, tetapi ia bersyukur karena setidaknya masih bisa bertemu seminggu sekali.
Doa-doa mereka ini terdengar sederhana dan mungkin tidak penting menurut kita. Tetapi mereka melakukannya secara serius dan sungguh-sungguh. Ada proses dan komitmen yang harus mereka lalui, dan dari kapasitas anak-anak bisa dibilang sangat bagus. Saya pun belajar bahwa ketika Tuhan berfirman Ia akan melakukanNya. Ia mendengar segala doa yang kita panjatkan entah itu yang terdengar sederhana maupun konyol sekalipun. Selain itu saya juga belajar mengenai bersaksi, bahwa ketika Tuhan menjawab doa atau pergumulan kita, itu bukan hanya untuk kebaikan kita saja. Tetapi kita wajib untuk bersyukur dan bersaksi mengenai hal tersebut, agar mereka yang belum percaya bisa mendapatkan kesaksian yang nyata.
Semoga sharing sederhana ini bisa menjadi berkat.
GBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar