Selasa, 10 Mei 2016

Xenophobia : Seorang ahli Ekonomi disangka Teroris


Beberapa hari yang lalu, sebuah kejadian menggelikan namun membuat miris terjadi di Amerika Serikat, tepatnya di pesawat American Airlines 3950. Guido Menzio, seorang ekonom saat itu sedang menunggu pesawat untuk tinggal landas, ia mengisi waktu dengan membuat coretan berupa rumus-rumus matematika pada selembar kertas. Akan tetapi tindakannya tersebut menimbulkan kecurigaan bagi seorang wanita yang duduk tepat di sebelah dirinya. Melihat Guido Menzio yang berjanggut serta membuat coretan-coretan yang aneh, wanita tersebut melaporkan pada staff penerbangan bahwa lelaki di sebelahnya kemungkinan besar sedang membuat rencana berbahaya bagi penerbangan.

Akibat laporan tersebut, pesawat batal untuk tinggal landas. Baik si wanita pelapor maupun Guido Menzio harus dimintai keterangan oleh pihak maskapai. Betapa malunya staff maskapai ketika mengetahui bahwa coretan-coretan yang dibuat Guido Menzio hanyalah rumus-rumus matematika. Namun demikain Guido Menzio menanggapi kejadian ini dengan santai. Ia hanya menyayangkan penerbangannya yang harus tertunda selama dua jam karena masalah Xenophobia atau ketakutan akan orang asing tanpa alasan yang rasional.

Kejadian ini mendapatkan sorotan dari media massa karena Guido Menzio adalah staff pengajar di Universitas Pennsylvania dengan jabatan Associate Professor. Pada tahun 2015 ia pernah mendapatkan Carlos Alberto Medal untuk Ekonom Terbaik Italia di bawah usia 40 tahun. Perjalanannya sendiri menggunakan American Airlines adalah dalam rangka untuk memberikan kuliah di Queen's University. Prestasinya di bidang akademik sungguh jauh dari gambaran teroris yang disangkakan kepada dirinya.

Kecurigaan kita terhadap ras tertentu atau orang lain seringkali karena terbentuk dari konsep yang diberikan oleh media massa maupun media hiburan. Digambarkan bahwa orang yang berwajah Timur Tengah adalah Teroris, atau orang berkulit hitam adalah penjahat. Selain itu gambaran yang bersifat rasis juga kerap kali merupakan hasil pembelajaran yang salah. Di dalam Alkitab, Yesus dengan sangat baik menggambarkan mengenai sesama manusia.

Ia menggambarkan bahwa orang Samaria yang selama ini dipandang rendah (karena menyembah berhala, kawin campur dan tidak mengikuti tradisi Yahudi) ternyata menjadi tokoh pahlawan di dalam perumpamaan yang ia berikan. Sementara tokoh-tokoh agamis dan pemegang jabatan sebaliknya bersembunyi di balik penampakkan mereka yang baik padahal secara praktis mereka tidak melakukan apa-apa yang berguna untuk menolong orang lain.

Di dalam Perjanjian Lama pun diceritakan bagaimana Elia yang bersedia menolong Naaman, seorang panglima perang dari negara yang menjadi musuh Israel. Selain itu Tuhan juga menunjukkan kasih Nya kepada orang Niniwe yang di mata Yunus adalah orang-orang yang jahat dan layak dimusnahkan. Pada sepuluh perintah Allah pun tertulis "Kasihilah sesamamu manusia ....." (tanpa dibatasi mengenai suku atau latar belakangnya).

Belajar dari kejadian yang menimpa Guido Menzio, ada baiknya bila kita lebih bersikap mengasihi daripada mencurigai, terlebih lagi sampai berprasangka buruk. Hal ini bisa kita mulai dengan membagikan informasi yang berguna daripada membagikan berita yang sifatnya provokatif.

Tuhan memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar