Beberapa hari sebelum 4 November, rasanya seluruh Indonesia terarah dan diarahkan untuk membahas demonstrasi yang akan diadakan pada tanggal 4. Sedemikian seriusnya peristiwa ini sehingga tokoh-tokoh Nasional ikut angkat bicara. Mulai dari Presiden Jokowi sampai mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Persiapan pengamanan pun tidak main-main, bahkan dikabarkan Densus 88 satuan khusus anti terror akan ikut serta mengawasi demonstrasi yang berlangsung.
Asal muasal permasalahan bermula dari beredarnya video dari Gubernur DKI, Basuki Tjahja Purnama atau yang lebih dikenal dengan nama Ahok, saat beliau sedang berbicara di Kepulauan Seribu. Video ini kemudian diedit sedemikian rupa dan diekspos besar-besaran oleh media sehingga bola panas semakin membesar dan membuat sebagian masyarakat terprovokasi.
Reaksi masyarakat yang bervariasi, antara pro dan kontra, antara mendukung Ahok dan anti Ahok dapat kita temukan dengan mudah di media sosial. Hal ini mengingatkan saya pada peristiwa Pemilu 2014, dimana Indonesia seakan terbelah menjadi pendukung Jokowi vs pendukung Prabowo. Bagi saya ini adalah suatu hal yang kurang mengenakkan, karena bangsa ini seakan-akan mudah sekali dipecah belah.
Situasi media sosial yang panas, sangat jauh berbeda bila kita mengganti channel TV ke DAAI TV. Saluran TV ini seakan terbebas dari kontaminasi masalah politik dan kekerasan. DAAI TV selalu menyiarkan program dan acara yang mendidik. Inti dari acaranya sendiri banyak berkiblat pada cinta kasih yang menjadi dasar dari pelayanan yayasan Tzu Chi. Hal seperti ini tampak konsisten dilakukan oleh DAAI TV sejak mereka mengudara di Indonesia.
Meskipun tidak populer, namun mereka berusaha untuk menyebarkan paham cinta kasih dengan fasilitas yang mereka miliki. Tidak ada saling sindir, dan saling provokasi. Sebaliknya banyak contoh kehidupan yang dapat kita ambil. Sebagai umat Tuhan, kita sangat perlu bersikap seperti itu. Tidak menanggapi provokasi dan tetap menyebarkan cinta kasih dengan segala kemampuan yang kita miliki.
Andaikan media sosial yang kita miliki kita manfaatkan untuk menuliskan sesuatu yang positif. Berkomentar yang baik dan tidak menanggapi provokasi, saya yakin bahwa "panasnya" Indonesia bisa sedikit diturunkan. Semakin kita terpancing untuk membalas atau ikut "panas" berarti kita turut menyumbangkan bibit kebencian pada masyarakat yang memang sudah terlanjur "marah".
Bila Anda tidak bisa mengontrol emosi Anda dalam bermedia sosial, akan lebih baik bila Anda matikan media sosial Anda untuk sementara dan mulai menonton DAAI TV.
Kolose 3:12
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar