Membaca Perjanjian Baru, terutama kitab Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, kita akan menjumpai kisah Yesus melakukan berbagai mujizat, dimana seringkali mukjizat terjadi ketika Yesus menyembuhkan atau menolong orang yang sakit. Ia menyembuhkan orang buta, orang kusta, mengusir roh jahat dan lain sebagainya. Bahkan yang paling mencengankan terutama ketika ia membangkitkan orang yang sudah meninggal seperti Lazarus, pemuda dari Nain, dan anak Yairus.
Mukjizat yang dilakukan Yesus membuat kita takjub dan seringkali berharap mujizat yang demikian juga terjadi di dalam hidup kita. Entah untuk kesembuhan dari penyakit atau masalah lainnya.
Namun pernahkah kita bertanya, berapa lama orang-orang yang disembuhkan Yesus di dalam kisah Alkitab harus menanti? Dan apakah mereka tahu mengapa Yesus datang memilih orang-orang tersebut untuk mengalami mukjizat?
Orang buta yang disembuhkan oleh Yesus sepertinya tidak pernah memperkirakan bahwa Yesus akan menyembuhkan dirinya. Bahkan ia mungkin tidak pernah menduga akan ada orang seperti Yesus yang lahir dan berkarya di jamannya. Begitu juga para orang kusta yang disembuhkan Yesus, mungkin setahun sebelum Yesus mulai mengajar dan berkarya, ia tidak tahu Mesias yang Kudus bersedia memberi kesembuhan bagi mereka Hal yang sama juga berlaku untuk orang yang kerasukan roh jahat di Gadara. Mana ia tahu Yesus akan datang dan membebaskannya dari kuasa Roh Jahat.
Ya, barangkali mereka semua tahu, bahwa Mesias yang mereka tahu dari kabar yang pernah diberitakan oleh nabi akan datang. Tetapi apakah Mesias mau peduli pada mereka orang yang tersingkir, itu di luar perkiraan mereka. Gambaran Tuhan adalah figur yang kudus, bahkan nabi-nabi pun tidak berani bertatapan wajah dengan Tuhan. Para Nabi yang dianggap lebih "suci" pun tidak bisa berinteraksi secara langsung dengan Tuhan.
Bagaimana mungkin Mesias datang dan bukan hanya peduli, tetapi mau berinteraksi secara langsung dengan mereka yang tersingkir?
Yesus Sang Mesias, dengan rendah hati datang dan berkarya. Ia tidak sekedar berbicara tanpa tindakan. Ia mau menyembuhkan mereka yang dianggap najis, dan yang paling dahsyat adalah menyembuhkan manusia dari dosa. Sama seperti orang-orang "sakit" yang disembuhkan Yesus, kita pun beroleh anugerah penebusan dosa dari Yesus. Ini adalah mujizat yang paling besar.
Yesus tidak memerlukan "alasan" untuk memilih orang-orang yang ia sembuhkan. Itu adalah anugerah. Untuk si buta, si kusta, si najis dan si berdosa.
Ia tidak perlu alasan untuk datang dalam hidup saudara dan saya. Mungkin bukan mukjizat kesembuhan yang ia berikan, tetapi ia berikan lebih dari itu, ia memberikan penebusan dosa, sehingga kita layak untuk bersama dengannya di surga nanti. Tidak peduli apakah Anda orang yang berdosa dan najis, disingkirkan masyarakat , tidak populer, pecundang, dan lain-lain.
Yesus mempunyai kuasa yang demikian besar setelah Ia bangkit dari kubur. Tidak lagi berupa satu orang yang menyembuhkan orang per orang, tetapi Ia bangkit untuk semua orang.
Bagaimana respon orang - orang yang Ia sembuhkan?
Mereka menerima anugerah Nya , percaya dan berubah.
Setelah menerima anugerah keselamatan, kita percaya bahwa Ia telah menyentuh hidup kita. Perubahan pastinya tidak instan, tetapi kita sadar bahwa kita dilayakkan bukan karena usaha kita, tetapi karena sudah dibayar mahal di kayu salib. Berubah dari berdosa menjadi diselamatkan. Ini lebih penting dari sekedar kesembuhan atau keluar dari masalah, karena kesembuhan dan keluar dari masalah tidaklah kekal. Selama hidup di dunia kesulitan pasti tetap datang silih berganti.
Tetapi keselamatan adalah kekal. Kita mungkin tetap dalam sakit dan mempunyai masalah di dunia ini. Namun di dalam iman kita yakin, kalau dulu kita merasa "sendiri", sekarang kita mengerti bahwa Ia ada bersama dengan kita. Ia yang sudah begitu hebat menderita di kayu salib memahami benar penderitaan kita di dunia. Tidak ada yang lebih paham mengenai penderitaan daripada orang yang sudah mengalaminya sendiri.
Yesus dihina, diludahi, ditinggalkan, dikhianati, dipermalukan, difitnah, disiksa.
Yesus Juruselamat yang "beda", Ia menawarkan relasi dengan umat Nya. Bukan Tuhan yang jauh yang perlu berbagai ritual untuk dihampiri. Tidak ada aturan wajib ini dan itu untuk memperoleh anugerah Nya. Doa yang sederhana Ia dengarkan. Ia tidak melihat persembahan dan korban materi.
Karenanya, Ia sangat mengerti dengan berbagai kesulitan yang ada dalam hidup kita. Bersama Yesus kita bertahan. Tidak lagi sendirian. Mulailah merenungkan relasi Anda dengan Yesus. Ia hadir sebagai teman seperjalanan, bukan sebagai "penyihir" serbabisa yang mengeluarkan kita dari masalah. Ia rekan bicara yang selalu mendengarkan. Ia teman yang menderita bersama dengan kita. Ia menyertai di dalam kesengsaraan.
Mempunyai Tuhan seperti Yesus sungguh sesuatu yang amat berharga. Ia Tuhan yang datang untuk orang yang sakit, yang menderita dan yang berdosa, bukan untuk menuntut ini dan itu tetapi untuk menyertai, bukan untuk menghukum tetapi menyelamatkan.
Pada akhirnya nanti, kita tidak hanya bertahan tetapi bangkit dan mulai memikul salib kita. Sampai Ia memanggil kita untuk bersama diri Nya di dalam kekekalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar