Rabu, 21 Juni 2017

Kesaksian : Tuhan Yesus Meneguhkan Iman yang Goyah




Perjalanan karir saya kalau dilihat-lihat cukup unik juga, sejak masa kuliah saya sudah bekerja paruh waktu dan mendapatkan penghasilan yang lumayan (untuk ukuran mahasiswa). Setelah lulus kuliah, tanpa repot melamar pekerjaan kesana kemari, saya langsung mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang saya pelajari selama berkuliah. Beberapa tahun bekerja dengan penghasilan yang lumayan, saya kemudian terpikir untuk membuka usaha sendiri.

Di tahun 2013 tepatnya, saya keluar dari pekerjaan tetap untuk membuka usaha bersama seorang teman. Tidak disangka, setelah saya keluar dari pekerjaan saya, ternyata teman saya membatalkan niatnya untuk membuka usaha bersama saya. Sebaliknya ia tetap bertahan di tempat kerjanya. Awalnya saya masih berusaha untuk tetap tenang, karena saya yakin dengan pengalaman dan ilmu yang saya miliki pastilah saya bisa membuka usaha sendiri.

Ternyata, dunia wirausaha tidak semudah yang saya baca di buku-buku motivasi. Usaha yang saya bentuk tidak memberikan penghasilan yang sesuai. Demi bertahan hidup, akhirnya saya menerima tawaran pekerjaan dari seorang teman. Meskipun sebenarnya bidang pekerjaannya tidak begitu saya sukai.  Saya hanya bertahan selama dua tahun sebelum memutuskan untuk keluar dari pekerjaan tersebut karena tuntutan pekerjaan yang harus selalu ke luar kota, sementara orangtua saya sakit-sakitan dan berulangkali harus dirawat di rumah sakit.

Selanjutnya dengan modal tabungan dan keyakinan, saya mencoba berwirausaha lagi. Ah! Ternyata lagi-lagi hasilnya tidak sesuai harapan. Antara pengeluaran dan pendapatan berbanding jauh. Dua tahun saya habiskan tanpa hasil. Yang ada malahan tabungan saya terkuras. Jadilah saya bertahan dengan pekerjaan-pekerjaan yang tak menentu. Saya yang tadinya idealis berubah menjadi orang yang bekerja sekedar untuk bertahan hidup.  Sering saya alami perasaan “tidak tahu bulan depan uang masih cukup atau tidak untuk saya dan keluarga saya”.


Usaha mencari pekerjaan tetap selama berbulan-bulan tidak mendapat hasil yang baik. Meskipun sudah dibantu teman-teman. Ada kiriman lamaran pekerjaan yang tidak dapat tanggapan. Ada yang sudah mencapai tahap wawancara tetapi tidak ada panggilan lanjutan lagi. Ada juga yang sudah pada tahap negosiasi tetapi yang ditawarkan benar-benar tidak sesuai (untuk ongkos dan biaya hidup saja tidak cukup).

Kenyataan empat tahun terakhir yang saya jalani memang tidak seindah kotbah-kotbah motivasional yang menekankan kesuksesan dan berkat dari Tuhan. Tetapi saya merasa realita yang saya alami adalah kenyataan yang dihadapi oleh sebagian besar orang percaya. Meskipun percaya Yesus, tetap ada kesulitan dan kesukaran yang harus dihadapi. Meskipun begitu kenyataan-kenyataan pahit ini tetap harus dijalani.

Dalam proses pergumulan, saya seringkali merasa bahwa saya sudah “dibuang” oleh Tuhan. Yah, mungkin karena saya pernah melakukan dosa yang tidak Ia sukai. Tidak hanya mengalami masalah keuangan, saya juga tertekan secara kejiwaan dan merasa depresi. Rasa rendah diri dan mood yang selalu low seperti menjadi sahabat di keseharian saya.

Di tengah masa semakin terperosoknya karir saya entah akan mengarah kemana, justru Tuhan Yesus memperlihatkan wajahNya. Mungkin ini sulit dipercaya, tetapi saya mengimani bahwa saya melihat dan merasakan kehadiran Tuhan secara nyata. Ini benar-benar pengalaman yang mengagumkan sekaligus mengharukan bagi saya secara pribadi.

Saya masih ingat kejadiannya. Di suatu hari beberapa bulan yang lalu, seperti biasa, saya pergi ke sebuah perpustakaan. Saat itu saya juga sedang berpuasa, dengan tujuan memohon petunjuk Tuhan mengenai arah hidup saya. Di perpustakaan tersebut, tidak seperti biasanya dimana saya suka membaca Alkitab atau buku-buku rohani. Hari itu saya agak suntuk, saya main game dan browsing secara asal-asalan di laptop yang saya bawa.  Sampai saat hari menjelang siang, saya berpikir “duh capek banget ya kayaknya, sudah usaha ini itu seperti nggak ada hasilnya”.

Lalu saya bangkit berdiri untuk sekedar berjalan keliling perpustakaan. Tepat saat saya melewati lorong antara rak buku, tiba-tiba tubuh saya tidak bisa bergerak, ketika itu ada cahaya terang diantara lorong rak buku yang saya lewati. Cahaya itu tampak lembut dan tidak menyilaukan. Bergerak perlahan beberapa meter di depan saya. Saya hanya bisa terdiam dan tidak bisa berkata-kata. Di dalam hati saya merasakan ketenangan dan sukacita yang luar biasa. Saya merasa heran tetapi hanya sejenak, karena hati saya tiba-tiba berkata:

“Ya Tuhanku dan Allahku”.

Peristiwa itu berlangsung tidak lama, mungkin hanya beberapa menit. Setelah cahaya dan kehangatan itu hilang, saya kembali ke tempat duduk, dan merenungkannya. Ketika itu saya tidak tahu apa maksud dari penampakkan tersebut. Bahkan sampai berhari-hari saya tidak tahu apa tujuannya. Karena memang tidak ada suara atau petunjuk apapun, hanya rasa damai dan ketenangan saja.

Tuhan memang tidak berkata-kata secara langsung kepada saya.

Namun setelah melalui doa dan pergumulan, saya menyadari, bahwa melalui penampakkan tersebut, Tuhan ingin mengatakan “Aku tetap menyertaimu”. Penyertaan Tuhan yang mungkin sempat saya lupakan di masa-masa sulit yang sedang terjadi. Barangkali seperti Thomas yang meragukan kebangkitan Tuhan Yesus, sehingga Tuhan Yesus sendiri perlu datang secara pribadi kepada Thomas, demikianlah Tuhan Yesus meneguhkan iman saya.

Dilihat dari sudut pandang yang lain, Thomas yang tidak percaya, mungkin jauh di dalam hatinya tersimpan kerinduan untuk melihat Yesus, seperti yang sudah dialami oleh murid-murid lainnya. Dibalik kekecewaan saya dan mungkin Anda yang membaca tulisan ini, bisa jadi sebenarnya tersembunyi keinginan untuk mendengar petunjuk Tuhan, untuk merasakan kehadiranNya.

Tuhan Yesus pun menjawab kerinduan Thomas melalui kehadiranNya secara pribadi.

Tuhan Yesus ingin menunjukkan bahwa Ia peduli pada setiap pribadi. Baik yang imannya kuat, maupun yang meragukan penyertaanNya. Ia seringkali lebih memberikan damai sejahtera, bukan teguran atau celaan kepada mereka yang tidak sepenuhnya percaya kepada Nya. Tuhan Yesus hadir dalam rupa yang sederhana, bukan dalam bentuk yang mewah atau sebagai Tuhan yang harus ditakuti karena saya meragukannya. Ia datang dalam cahaya yang hangat dan menenangkan. Seperti Ia hadir di depan Thomas dalam rupa yang dikenali oleh Thomas, sebagai guru dan Tuhan yang ia sayangi dan ia harapkan kehadirannya.

Saat ini, meskipun dalam kondisi yang tidak menentu yang Tuhan ijinkan untuk terjadi, saya tetap mengimani bahwa Ia tetap hadir dalam kehidupan saya sehari-hari. Saya yakin, meskipun bukan berupa penampakkan, setiap orang yang percaya kepada Nya tetap akan mendapat penyertaan Nya. Bukan berupa materi atau berkat yang melimpah. Tetapi sekedar kehadiran Nya yang sederhana, bisa berupa teman yang baik, kesehatan, makanan seadanya, dan lain-lainnya

Kiranya kesaksian ini dapat memberi penguatan.

Yakinlah Ia tetap hadir di masa apapun yang sedang Anda alami.
Tuhan Yesus memberkati

*kesaksian ini merupakan pengalaman iman yang saya dapatkan secara pribadi yang mungkin bisa dipandang berbeda oleh orang lain.

Untuk Anda yang sedang dalam pergumulan dan membutuhkan dukungan doa dapat menghubungi kami melalui link berikut :


Baca juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar