Perjalanan karir saya kalau dilihat-lihat cukup unik juga,
sejak masa kuliah saya sudah bekerja paruh waktu dan mendapatkan penghasilan
yang lumayan (untuk ukuran mahasiswa). Setelah lulus kuliah, tanpa repot melamar
pekerjaan kesana kemari, saya langsung mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
bidang yang saya pelajari selama berkuliah. Beberapa tahun bekerja dengan
penghasilan yang lumayan, saya kemudian terpikir untuk membuka usaha sendiri.
Di tahun 2013 tepatnya, saya keluar dari pekerjaan tetap
untuk membuka usaha bersama seorang teman. Tidak disangka, setelah saya keluar
dari pekerjaan saya, ternyata teman saya membatalkan niatnya untuk membuka
usaha bersama saya. Sebaliknya ia tetap bertahan di tempat kerjanya. Awalnya
saya masih berusaha untuk tetap tenang, karena saya yakin dengan pengalaman dan
ilmu yang saya miliki pastilah saya bisa membuka usaha sendiri.
Ternyata, dunia wirausaha tidak semudah yang saya baca di
buku-buku motivasi. Usaha yang saya bentuk tidak memberikan penghasilan yang
sesuai. Demi bertahan hidup, akhirnya saya menerima tawaran pekerjaan dari
seorang teman. Meskipun sebenarnya bidang pekerjaannya tidak begitu saya sukai.
Saya hanya bertahan selama dua tahun
sebelum memutuskan untuk keluar dari pekerjaan tersebut karena tuntutan pekerjaan yang harus selalu ke luar kota, sementara orangtua saya sakit-sakitan dan berulangkali harus dirawat di rumah sakit.
Selanjutnya dengan modal tabungan dan keyakinan, saya
mencoba berwirausaha lagi. Ah! Ternyata lagi-lagi hasilnya tidak sesuai
harapan. Antara pengeluaran dan pendapatan berbanding jauh. Dua tahun saya
habiskan tanpa hasil. Yang ada malahan tabungan saya terkuras. Jadilah saya
bertahan dengan pekerjaan-pekerjaan yang tak menentu. Saya yang tadinya idealis
berubah menjadi orang yang bekerja sekedar untuk bertahan hidup. Sering saya alami perasaan “tidak tahu bulan
depan uang masih cukup atau tidak untuk saya dan keluarga saya”.
Usaha mencari pekerjaan tetap selama berbulan-bulan tidak
mendapat hasil yang baik. Meskipun sudah dibantu teman-teman. Ada kiriman
lamaran pekerjaan yang tidak dapat tanggapan. Ada yang sudah mencapai tahap
wawancara tetapi tidak ada panggilan lanjutan lagi. Ada juga yang sudah pada
tahap negosiasi tetapi yang ditawarkan benar-benar tidak sesuai (untuk ongkos
dan biaya hidup saja tidak cukup).
Kenyataan empat tahun terakhir yang saya jalani memang tidak
seindah kotbah-kotbah motivasional yang menekankan kesuksesan dan berkat dari
Tuhan. Tetapi saya merasa realita yang saya alami adalah kenyataan yang
dihadapi oleh sebagian besar orang percaya. Meskipun percaya Yesus, tetap ada
kesulitan dan kesukaran yang harus dihadapi. Meskipun begitu kenyataan-kenyataan pahit ini tetap harus dijalani.
Dalam proses pergumulan, saya seringkali merasa bahwa saya
sudah “dibuang” oleh Tuhan. Yah, mungkin karena saya pernah melakukan dosa yang
tidak Ia sukai. Tidak hanya mengalami masalah keuangan, saya juga tertekan
secara kejiwaan dan merasa depresi. Rasa rendah diri dan mood yang selalu low
seperti menjadi sahabat di keseharian saya.
Di tengah masa semakin terperosoknya karir saya entah akan
mengarah kemana, justru Tuhan Yesus memperlihatkan wajahNya. Mungkin ini sulit
dipercaya, tetapi saya mengimani bahwa saya melihat dan merasakan kehadiran
Tuhan secara nyata. Ini benar-benar pengalaman yang mengagumkan sekaligus
mengharukan bagi saya secara pribadi.
Saya masih ingat kejadiannya. Di suatu hari beberapa bulan
yang lalu, seperti biasa, saya pergi ke sebuah perpustakaan. Saat itu saya juga
sedang berpuasa, dengan tujuan memohon petunjuk Tuhan mengenai arah hidup saya.
Di perpustakaan tersebut, tidak seperti biasanya dimana saya suka membaca
Alkitab atau buku-buku rohani. Hari itu saya agak suntuk, saya main game dan
browsing secara asal-asalan di laptop yang saya bawa. Sampai saat hari menjelang siang, saya
berpikir “duh capek banget ya kayaknya, sudah usaha ini itu seperti nggak ada
hasilnya”.
Lalu saya bangkit berdiri untuk sekedar berjalan keliling
perpustakaan. Tepat saat saya melewati lorong antara rak buku, tiba-tiba tubuh
saya tidak bisa bergerak, ketika itu ada cahaya terang diantara lorong rak buku
yang saya lewati. Cahaya itu tampak lembut dan tidak menyilaukan. Bergerak
perlahan beberapa meter di depan saya. Saya hanya bisa terdiam dan tidak bisa
berkata-kata. Di dalam hati saya merasakan ketenangan dan sukacita yang luar
biasa. Saya merasa heran tetapi hanya sejenak, karena hati saya tiba-tiba
berkata:
“Ya Tuhanku dan Allahku”.
Peristiwa itu berlangsung tidak lama, mungkin hanya beberapa
menit. Setelah cahaya dan kehangatan itu hilang, saya kembali ke tempat duduk,
dan merenungkannya. Ketika itu saya tidak tahu apa maksud dari penampakkan tersebut.
Bahkan sampai berhari-hari saya tidak tahu apa tujuannya. Karena memang tidak
ada suara atau petunjuk apapun, hanya rasa damai dan ketenangan saja.
Tuhan memang tidak berkata-kata secara langsung kepada saya.
Namun setelah melalui doa dan pergumulan, saya menyadari,
bahwa melalui penampakkan tersebut, Tuhan ingin mengatakan “Aku tetap
menyertaimu”. Penyertaan Tuhan yang mungkin sempat saya lupakan di masa-masa
sulit yang sedang terjadi. Barangkali seperti Thomas yang meragukan kebangkitan
Tuhan Yesus, sehingga Tuhan Yesus sendiri perlu datang secara pribadi kepada
Thomas, demikianlah Tuhan Yesus meneguhkan iman saya.
Dilihat dari sudut pandang yang lain, Thomas yang tidak
percaya, mungkin jauh di dalam hatinya tersimpan kerinduan untuk melihat Yesus,
seperti yang sudah dialami oleh murid-murid lainnya. Dibalik kekecewaan saya
dan mungkin Anda yang membaca tulisan ini, bisa jadi sebenarnya tersembunyi
keinginan untuk mendengar petunjuk Tuhan, untuk merasakan kehadiranNya.
Tuhan Yesus pun menjawab kerinduan Thomas melalui
kehadiranNya secara pribadi.
Tuhan Yesus ingin menunjukkan bahwa Ia peduli pada setiap
pribadi. Baik yang imannya kuat, maupun yang meragukan penyertaanNya. Ia
seringkali lebih memberikan damai sejahtera, bukan teguran atau celaan kepada
mereka yang tidak sepenuhnya percaya kepada Nya. Tuhan Yesus hadir dalam rupa
yang sederhana, bukan dalam bentuk yang mewah atau sebagai Tuhan yang harus
ditakuti karena saya meragukannya. Ia datang dalam cahaya yang hangat dan
menenangkan. Seperti Ia hadir di depan Thomas dalam rupa yang dikenali oleh
Thomas, sebagai guru dan Tuhan yang ia sayangi dan ia harapkan kehadirannya.
Saat ini, meskipun dalam kondisi yang tidak menentu yang
Tuhan ijinkan untuk terjadi, saya tetap mengimani bahwa Ia tetap hadir dalam
kehidupan saya sehari-hari. Saya yakin, meskipun bukan berupa penampakkan,
setiap orang yang percaya kepada Nya tetap akan mendapat penyertaan Nya. Bukan
berupa materi atau berkat yang melimpah. Tetapi sekedar kehadiran Nya yang
sederhana, bisa berupa teman yang baik, kesehatan, makanan seadanya, dan
lain-lainnya
Kiranya kesaksian ini dapat memberi penguatan.
Yakinlah Ia tetap hadir di masa apapun yang sedang Anda
alami.
Tuhan Yesus memberkati
*kesaksian ini merupakan pengalaman iman yang saya dapatkan
secara pribadi yang mungkin bisa dipandang berbeda oleh orang lain.
Untuk Anda yang sedang dalam pergumulan dan membutuhkan dukungan doa dapat menghubungi kami melalui link berikut :
Baca juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar