Perjalanan hidup tidaklah selalu mudah. Tidak seperti di
film drama yang dalam 26 episode semuanya bisa berakhir. Hidup itu benar-benar
hidup dalam realita, bukan dalam tulisan novel atau akting di layar kaca. Hidup
itu tidak pernah mudah. Sejak manusia diusir dari Taman Eden, hidup memang
ditentukan menjadi penuh dengan perjuangan. Untuk apapun harus diperjuangkan.
Di dalam berjuang, kita akan mengeluarkan semua upaya yang
kita mampu untuk tetap berdiri dan bergerak mencapai apa yang sedang
diperjuangkan. Tetapi, ada masanya kita mengalami kelelahan. Ada perasaan “its
enough”, sudah cukup. Timbul juga pertanyaan “will it works?” “Apakah yang saya
perjuangkan ini akan berhasil?”
Sebagai manusia, tidak salah bila kita jatuh dalam
keputusasaan. Karena kita tidak dibentuk dari besi dan kayu. Manusia dibentuk
sesuai dengan gambaranNya. Dilengkapi dengan pikiran dan perasaan. Yesus adalah
pribadi yang mempunyai perasaan. Demikian juga dengan kita. Perasaan tidak
melulu soal bahagia dan sukacita. Kita mempunyai kemampuan untuk merasakan
kesedihan. Karenanya manusia dilengkapi dengan air mata untuk diteteskan.
Karena Ia tahu ada hal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Karena Ia tahu ada rasa sakit yang perlu diringankan. Karena Ia tahu manusia sulit memahami ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Karena Ia tahu ada sudut-sudut gelap di hati kita yang kita sesali dan tidak bisa kita ceritakan kepada siapapun, termasuk kepadaNya.
Ia tidak pernah melarang kita untuk meneteskan air mata. Ia mengijinkannya.
Meneteskan air mata memang tidak menyelesaikan masalah.
Ketika Tuhan melengkapi kita dengan air mata, Ia ingin
menyampaikan bahwa kesedihanmu yang ada di dalam hati bisa dikeluarkan. Tidak
perlu ditahan-tahan. Kesedihan yang tak berbentuk itu akan keluar dalam bentuk
kristal-kristal air mata yang indah. Keindahan yang oleh sebagian dari kita
mungkin tidak dipahami.
Dalam setiap butir air mata yang menetes, ada harapan yang
kita simpan, atau harapan yang kita lepaskan. Karenanya air mata mempunyai
harga yang tidak ternilai. Karena di dalamnya terkandung sesuatu yang bersifat
pribadi yang hanya bisa diteteskan oleh pemiliknya.
Hanya kita dan sang Pencipta yang mengetahui makna di balik
air mata yang menetes. Setiap butiran air mata akan menjadi doa yang jujur di
hadapanNya. Doa tanpa suara tetapi dapat dilihat dengan jelas. Doa yang tidak
Ia dengar tetapi Ia lihat. Sebuah persembahan yang dikeluarkan dari jiwa kita
yang paling dalam.
Bahwa kita
benar-benar percaya kepadaNya dan menantikan pertolonganNya.
Teruslah berpengharapan. Dengan atau tanpa air mata.
Tuhan memberkati.
Tulisan ini didedikasikan untuk almarhum Chester Bennington
Ucapan terimakasih juga saya sampaikan untuk ia yang saya cintai, yang mengajarkan saya untuk lebih memahami arti dari kesedihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar