Senin, 24 Juli 2017

Mengapa Ia menciptakan Air Mata?




Perjalanan hidup tidaklah selalu mudah. Tidak seperti di film drama yang dalam 26 episode semuanya bisa berakhir. Hidup itu benar-benar hidup dalam realita, bukan dalam tulisan novel atau akting di layar kaca. Hidup itu tidak pernah mudah. Sejak manusia diusir dari Taman Eden, hidup memang ditentukan menjadi penuh dengan perjuangan. Untuk apapun harus diperjuangkan.

Di dalam berjuang, kita akan mengeluarkan semua upaya yang kita mampu untuk tetap berdiri dan bergerak mencapai apa yang sedang diperjuangkan. Tetapi, ada masanya kita mengalami kelelahan. Ada perasaan “its enough”, sudah cukup. Timbul juga pertanyaan “will it works?” “Apakah yang saya perjuangkan ini akan berhasil?”

Sebagai manusia, tidak salah bila kita jatuh dalam keputusasaan. Karena kita tidak dibentuk dari besi dan kayu. Manusia dibentuk sesuai dengan gambaranNya. Dilengkapi dengan pikiran dan perasaan. Yesus adalah pribadi yang mempunyai perasaan. Demikian juga dengan kita. Perasaan tidak melulu soal bahagia dan sukacita. Kita mempunyai kemampuan untuk merasakan kesedihan. Karenanya manusia dilengkapi dengan air mata untuk diteteskan.

Karena Ia tahu ada hal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Karena Ia tahu ada rasa sakit yang perlu diringankan. Karena Ia tahu manusia sulit memahami ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Karena Ia tahu ada sudut-sudut gelap di hati kita yang kita sesali dan tidak bisa kita ceritakan kepada siapapun, termasuk kepadaNya.

Ia tidak pernah melarang kita untuk meneteskan air mata. Ia mengijinkannya.

Meneteskan air mata memang tidak menyelesaikan masalah.

Ketika Tuhan melengkapi kita dengan air mata, Ia ingin menyampaikan bahwa kesedihanmu yang ada di dalam hati bisa dikeluarkan. Tidak perlu ditahan-tahan. Kesedihan yang tak berbentuk itu akan keluar dalam bentuk kristal-kristal air mata yang indah. Keindahan yang oleh sebagian dari kita mungkin tidak dipahami.

Dalam setiap butir air mata yang menetes, ada harapan yang kita simpan, atau harapan yang kita lepaskan. Karenanya air mata mempunyai harga yang tidak ternilai. Karena di dalamnya terkandung sesuatu yang bersifat pribadi yang hanya bisa diteteskan oleh pemiliknya.

Hanya kita dan sang Pencipta yang mengetahui makna di balik air mata yang menetes. Setiap butiran air mata akan menjadi doa yang jujur di hadapanNya. Doa tanpa suara tetapi dapat dilihat dengan jelas. Doa yang tidak Ia dengar tetapi Ia lihat. Sebuah persembahan yang dikeluarkan dari jiwa kita yang paling dalam. 

Bahwa kita benar-benar percaya kepadaNya dan menantikan pertolonganNya.
Teruslah berpengharapan. Dengan atau tanpa air mata.
Tuhan memberkati.

Tulisan ini didedikasikan untuk almarhum Chester Bennington
Ucapan terimakasih juga saya sampaikan untuk ia yang saya cintai, yang mengajarkan saya untuk lebih memahami arti dari kesedihan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar