Selasa, 22 Agustus 2017

Biarkan aku Sendiri


Di masa yang lampau, seorang yang biasa-biasa saja mendapatkan perkenanan Tuhan untuk menjadi pembawa cahaya bagi mereka yang membutuhkan. Sejak saat itu, ia senantiasa memberikan pertolongan bagi jiwa-jiwa yang tersesat. Tidak terhitung pula mahluk-mahluk utusan si Jahat yang berhasil ia taklukkan dan ia usir dari tempat-tempat dimana seharusnya cahaya bersinar.

Meskipun perkenanan Tuhan tetap bersamanya, namun manusia tidak pernah bisa melawan kemanusiaannya sendiri. Perlahan kemampuannya menurun, ia tidak lagi semahir dahulu walaupun tetap saja ia masih sanggup melaksanakan tugasnya. Bedanya, di dalam setiap pertarungannya , ia sendiri harus menahan rasa "sakit" yang amat sangat. Rasa "sakit" yang mungkin timbul dari perasaan bersalah, ketakutan maupun ketidakpastian. Segala perasaan yang wajar untuk menghinggapi manusia.

Rasa sakit yang juga disebabkan karena perbuatannya sendiri. Karena harapannya yang tidak tercapai. Karena kebodohannya yang ingin terus memegang sesuatu yang sudah lama pergi. Karena kesengajaannya untuk terus hidup dalam kenangan yang tidak pernah ada.

Tuhan yang berkenan kepadanya pun menjadi terasa sangat jauh. Membuatnya harus mengalami penderitaan di balik sosok kuat yang senantiasa harus ia tampilkan untuk memberi harapan bagi mereka yang memandangnya sebagai sang penolong. Ia pun tahu hanya kepada Tuhan ia harus mengembalikan harapannya. Namun hatinya tidak pernah sejalan dengan pikirannya.

"Tidak mengapa, Aku tetap mengasihimu"
Ia lalu memperlihatkan segala keindahan, persahabatan dan kehangatan yang selalu tersedia. Untuk membuka matanya, bahwa ada hal lain di luar sana. Bahwa ada jalan lain, yang lebih baik.

"Tidak, biarkan aku sendiri"

Lalu Ia pun memutuskan untuk duduk di dekatnya. Karena Ia tahu, manusia diciptakan tidak hanya dengan pikiran, namun juga perasaan. Ia pun tahu, bahwa rasa "sakit" mungkin tidak pergi begitu saja. Ia juga tahu bahwa lebih baik berdiam bersamanya. Karena itu yang terbaik untuk saat ini.

Tulisan ini dikirim oleh JN - Bali.

Baca juga :
Mengapa Ia menciptakan air mata

Bila Anda membutuhkan dukungan doa dan sharing pergumulan,
silahkan Klik Disini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar