“a neglected occasion
cannot be recovered.”
Caerus adalah
salah satu dewa dari mitologi Yunani. Dilambangkan sebagai dewa kesempatan, the god of fleeting moment. Memiliki
sepatu bersayap dan digambarkan berjinjit (berdiri dengan ujung ibu jari kaki)
karena selalu berlari secepat angin. Memegang timbangan keseimbangan (scales balanced) dengan ujung yang tajam
untuk menggambarkan kesempatan yang datang dan pergi dengan cepatnya. Caerus
hanya memiliki rambut di kepala bagian depan, dan tidak memiliki rambut di
kepala bagian belakang, sehingga ketika dia berlalu, tak ada seorang pun yang
mampu menangkapnya. Hal ini
menggambarkan kesempatan yang ada didepan kita harus cepat diraih dan
kesempatan yang telah berlalu tidak dapat kita raih lagi. A moment must be grasped, otherwise the moment is gone and can not be
re-captured.
Hidup
yang Tuhan berikan kepada setiap kita juga merupakan sebuah kesempatan yang
Tuhan berikan kepada kita. Sekali Tuhan berkata bahwa hidup kita sudah selesai,
maka kita tidak dapat menjalani kehidupan yang kedua atau yang seterusnya.
Karena kita tidak mengalami reinkarnasi. Sehingga, apa yang kita lewatkan dalam
hidup ini, tidak dapat kita kejar ulang atau kita perbaiki dikehidupan
berikutnya. Sekali kita melepaskan keselamatan yang Tuhan tawarkan disaat kita
masih hidup di dunia ini, maka kita tidak dapat mengambilnya setelah kita
mengalami kematian.
Setelah
kita menerima keselamatan, maka kesempatan kedua yang Tuhan berikan adalah
untuk melayani Tuhan. Untuk teman atau orang tua kita yang telah melakukan
kebaikan untuk kita, kita saja mau melakukan sesuatu untuk membalas kebaikan
mereka. Padahal bila dibandingkan dengan pengorbanan Yesus di kayu salib,
pengorbanan teman/orang tua kita tidak mampu menyamai pengorbanan Tuhan Yesus
yang begitu mengasihi manusia sehingga mau wafat disalib (yang pada saat itu
merupakan hukuman paling hina) untuk menebus dosa kita. Apakah kita tidak mau do something untuk menyenangkan
hati-Nya? Sebagai rasa terimakasih kita untuk-Nya?
Salah satu keinginan
saya sejak saya menerima Yesus sebagai Juruslamat pribadi saya adalah bahwa semasa
hidup saya, saya mau pakai pekerjaan, atau apapun yang Tuhan beri untuk saya,
untuk melayani Tuhan. Sehingga saat waktu di dunia ini sudah habis, saya tidak
menyesal dan Tuhan akan berkata seperti di Matius 25:23 kepada saya disaat
Tuhan memanggil saya pulang ke Surga: “Well
done… hai hamba-Ku yang baik dan setia… Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan
tuanmu.” Saya membayangkan betapa senangnya saat itu tiba. Disambut pulang oleh
Tuhan sendiri dan dipuji oleh Tuhan serta diajak bersukacita dengan Tuhan.
Apakah teman-teman memiliki kerinduan yang sama dengan saya?
Jangan sampai kita menyesal tidak melakukan
sesuatu untuk Tuhan semasa kita hidup. Karena hidup ini adalah kesempatan.
Sebuah lagu dari Herline Pirena, yang saya dengarkan saat di persekutuan, yang
berjudul “Hidup ini adalah kesempatan”,
begitu menyentuh saya. Syairnya sederhana, tapi sungguh menyentuh.
Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-sia kan waktu yang Tuhan bri
Hidup ini harus jadi berkat
Reff.
Oh Tuhan pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Bila saatnya nanti, ku tak berdaya lagi
Hidup ini sudah jadi berkat
Semoga lagu ini menjadi sesuatu yang berguna untuk
mengingatkan saya dan teman-teman bahwa hiduplah untuk melayani Tuhan. Semua
orang dapat melayani Tuhan dengan latar belakang keluarga, pekerjaan,
pendidikan, usia, dan talenta yang berbeda. Yang menjadi masalah, maukah kita
mengambil kesempatan dalam hidup ini untuk melayani Tuhan?
Bila
saatnya nanti, ku tak berdaya lagi, hidup ini sudah jadi berkat
Tulisan ini adalah hasil karya NAP, kontributor kristusyesus.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar