Rabu, 25 April 2018

Caerus - Hidup ini adalah Kesempatan




a neglected occasion cannot be recovered.”

Caerus adalah salah satu dewa dari mitologi Yunani. Dilambangkan sebagai dewa kesempatan, the god of fleeting moment. Memiliki sepatu bersayap dan digambarkan berjinjit (berdiri dengan ujung ibu jari kaki) karena selalu berlari secepat angin. Memegang timbangan keseimbangan (scales balanced) dengan ujung yang tajam untuk menggambarkan kesempatan yang datang dan pergi dengan cepatnya. Caerus hanya memiliki rambut di kepala bagian depan, dan tidak memiliki rambut di kepala bagian belakang, sehingga ketika dia berlalu, tak ada seorang pun yang mampu menangkapnya.  Hal ini menggambarkan kesempatan yang ada didepan kita harus cepat diraih dan kesempatan yang telah berlalu tidak dapat kita raih lagi. A moment must be grasped, otherwise the moment is gone and can not be re-captured

                Hidup yang Tuhan berikan kepada setiap kita juga merupakan sebuah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita. Sekali Tuhan berkata bahwa hidup kita sudah selesai, maka kita tidak dapat menjalani kehidupan yang kedua atau yang seterusnya. Karena kita tidak mengalami reinkarnasi. Sehingga, apa yang kita lewatkan dalam hidup ini, tidak dapat kita kejar ulang atau kita perbaiki dikehidupan berikutnya. Sekali kita melepaskan keselamatan yang Tuhan tawarkan disaat kita masih hidup di dunia ini, maka kita tidak dapat mengambilnya setelah kita mengalami kematian.

                Setelah kita menerima keselamatan, maka kesempatan kedua yang Tuhan berikan adalah untuk melayani Tuhan. Untuk teman atau orang tua kita yang telah melakukan kebaikan untuk kita, kita saja mau melakukan sesuatu untuk membalas kebaikan mereka. Padahal bila dibandingkan dengan pengorbanan Yesus di kayu salib, pengorbanan teman/orang tua kita tidak mampu menyamai pengorbanan Tuhan Yesus yang begitu mengasihi manusia sehingga mau wafat disalib (yang pada saat itu merupakan hukuman paling hina) untuk menebus dosa kita. Apakah kita tidak mau do something untuk menyenangkan hati-Nya? Sebagai rasa terimakasih kita untuk-Nya? 

Salah satu keinginan saya sejak saya menerima Yesus sebagai Juruslamat pribadi saya adalah bahwa semasa hidup saya, saya mau pakai pekerjaan, atau apapun yang Tuhan beri untuk saya, untuk melayani Tuhan. Sehingga saat waktu di dunia ini sudah habis, saya tidak menyesal dan Tuhan akan berkata seperti di Matius 25:23 kepada saya disaat Tuhan memanggil saya pulang ke Surga:  “Well done… hai hamba-Ku yang baik dan setia… Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Saya membayangkan betapa senangnya saat itu tiba. Disambut pulang oleh Tuhan sendiri dan dipuji oleh Tuhan serta diajak bersukacita dengan Tuhan. Apakah teman-teman memiliki kerinduan yang sama dengan saya?

 Jangan sampai kita menyesal tidak melakukan sesuatu untuk Tuhan semasa kita hidup. Karena hidup ini adalah kesempatan. Sebuah lagu dari Herline Pirena, yang saya dengarkan saat di persekutuan, yang berjudul  “Hidup ini adalah kesempatan”, begitu menyentuh saya. Syairnya sederhana, tapi sungguh menyentuh.

Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-sia kan waktu yang Tuhan bri
Hidup ini harus jadi berkat
Reff.
Oh Tuhan pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Bila saatnya nanti, ku tak berdaya lagi
Hidup ini sudah jadi berkat

Semoga lagu ini menjadi sesuatu yang berguna untuk mengingatkan saya dan teman-teman bahwa hiduplah untuk melayani Tuhan. Semua orang dapat melayani Tuhan dengan latar belakang keluarga, pekerjaan, pendidikan, usia, dan talenta yang berbeda. Yang menjadi masalah, maukah kita mengambil kesempatan dalam hidup ini untuk melayani Tuhan?

                 Bila saatnya nanti, ku tak berdaya lagi, hidup ini sudah jadi berkat


Tulisan ini adalah hasil karya NAP, kontributor kristusyesus.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar