Suatu kali saya mendengar tentang sebuah perumpaan yang diceritakan oleh Sean Buranahiran tentang seorang raja yang memiliki 4 istri. Suatu hari sang raja sakit keras dan merasa akan segera meninggal. Maka sang raja bertanya kepada istri keempatnya yang sangat sering dia manjakan dengan membalikan perhiasan dan baju-baju mahal, “maukan kau menemani aku menuju akhirat?” tetapi sang istri keempat menjawab “maaf, hamba tidak bisa.” Maka sang raja bertanya dengan pertanyaan yang sama kepada istri ketiga yang sangat dia banggakan kepada raja-raja negara tetangga, karena parasnya yang sangat cantik. Akan tetapi istri ketiganya menjawab, “maafkan hamba tidak mau. Selepas baginda meninggal, hamba akan menikah lagi.”
Maka sekali lagi sang raja mencoba bertanya kepada istri keduanya yang selalu ada disaat sang raja membutuhkannya dengan pertanyaan yang sama pula. Dan sang istri kedua menjawab, “maafkan, kali ini hamba tidak bisa membantu, tetapi hamba akan mengatur upacara pemakaman dan hamba akan hadir disana.” Maka sangat sedihlah hati sang raja. Dan sebelum raja bertanya kepada istri pertamanya, sang istri pertama berkata, “hamba mau menemani.” Sang raja makin bersedih dan menyesali, serta meminta maaf kepada istri pertama karena selama ini amat sangat jarang merawat dan memperhatikan sang istri pertama.
Sang
raja mempresentasikan diri kita secara individu. Istri keempat melambangkan
tubuh kita. sering kali kita mencintai tubuh kita, menghiasnya dengan baju
mahal, perhiasan, perawatan tubuh, minum suplemen, makan sehat atau apapun itu.
Tapi pada saat kita meninggal, kita tidak membawa tubuh kita yang sangat kita
jaga selama kita hidup.
Istri ketiga
melambangkan harta benda atau jabatan atau apapun itu yang kita banggakan dalam
hidup ini. Pada saat hidup, kita memamerkan harta benda, jam mahal, handphone
terbaru, action figure dari karakter film yang kita sangat suka, jabatan,
pekerjaan gelar pada nama kita, dll. Pada saat kita meninggal, akhirnya semua
itu juga tidak dapat kita bawa. Bahkan harta benda kita akan dibagi-bagi untuk
kerabat lain yang masih hidup.
Istri kedua melambangkan keluarga atau sahabat
kita. saat sedang menghadapi masalah, kita memiliki keluarga, sahabat atau
orang yang sangat kita cintai dan percaya. Akan tetapi, sekali lagi, mereka
tidak akan menemani kita saat meninggal. Mereka hanya dapat mengantar
kepergiaan kita di pemakaman kita.
Dan yang
terakhir, istri pertama melambangkan roh dan jiwa kita. sering kali kita lupa
akan dua hal ini. Kita sibuk mengejar cita-cita, target hidup, jabatan,
kebersamaan dengan keluarga/sahabat, dll. Dan menelantarkan jiwa dan roh kita.
Kita lupa untuk memberinya makanan berupa Firman Tuhan. Sehingga jiwa dan roh
kita jauh dari Allah. Jangan sampai menyesal pada saat hidup kita berakhir,
hanya karena kita baru tersadar bahwa kita telah mengecewakan Tuhan selama kita
hidup. Mulai sekarang, hiduplah dengan memperhatikan santapan rohani bagi jiwa
dan roh kta. Dengan membaca Firman Tuhan setiap hari (saat teduh), berdoa
pribadi dengan Tuhan, bersekutu dengan saudara seiman, datang beribadah tiap
minggu, baca buku-buku rohani yang membangun kedewasaan roh dan jiwa kita.
Memang ada
kalanya kita merasa hambar ketika membaca Firman Tuhan, berdoa ataupun
beribadah kepada Tuhan. Tapi tetap konsitenlah untuk membaca Firman Tuhan tiap
hari, berdoa dan beribadah. Setiap Firman Tuhan yang kita baca atau dengar,
yang keluar dari mulut Tuhan, dan yang tertulis di Alkitab, tidak akan pernah
kembali kepada Allah dengan sia-sia. Itu semua akan selalu kembali kepada kita
untuk mengingatkan kasih dan kedaulatan Tuhan atas hidup kita, menguatkan serta
menghiburkan kita saat kita sedang terpuruk.
Ada sebuah lagu
sekolah minggu yang liriknya sederhana tapi selalu mengingatkan kita akan
Tuhan. “Baca kitab Suci, doa tiap hari, doa tiap hari, doa tiap hari. Baca
Kitab Suci, doa tiap hari kalau mau tumbuh.” Berilah pertumbuhan jiwa dan roh
yang maximal dengan Firman Tuhan. Karena itulah yang akan kita bawa saat kita
kembali ke Surga nanti. AMIN.
“Baca Kitab Suci, doa
tiap hari kalau mau tumbuh.”
Tulisan ini adalah hasil karya NAP, kontributor kristusyesus.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar