Gambar Yesus Kristus yang umum saya jumpai adalah gambaran
seorang pria penuh wibawa dalam rupa lukisan-lukisan bergaya Eropa. Pria ini
seringkali digambarkan sedang menolong orang sakit, berdoa, atau yang paling populer
ialah gambaranNya pada perjamuan malam terakhir, karya pelukis legendaris
Leonardo Da Vinci. Gambar-gambar Yesus Kristus sang Juruselamat tampak dipukul rata
harus tampak sesuai atau setidaknya mendekati apa yang diceritakan oleh
Alkitab.
Kira-kira dua tahun lalu, saat masih cukup rajin bermedia
sosial lewat Facebook, saya menemukan gambaran Yesus yang sangat berbeda.
Gambar Yesus Kristus yang saya dapati ini berupa komik strip karya Kurnia Harta
Winata. Pada komik strip tersebut Yesus tampak sangat bersahabat dan sangat “manusiawi”.
Ia tampil di dunia dan menumpang tinggal di sebuah rumah bersama dengan tokoh
manusia yang mencerminkan si pengarang komik (dan tentunya mencerminkan manusia
secara umum).
Meskipun tampak sederhana, komik-komik strip dengan tokoh
Yesus karya Kurnia Harta Winata ini benar-benar membawa pencerahan tersendiri
bagi para pembacanya. Terbukti dengan viralnya setiap bagian komik yang
diunggah olehnya ke Facebook. Komik yang ia masukkan ke Facebook tercatat
pernah dibagikan sampai 14.200 kali oleh para pengguna Facebook. Ini
benar-benar jumlah yang luar biasa. Menandakan betapa terdapat kerinduan untuk
mengenal Yesus dalam rupa yang bersahabat.
Dalam versi lengkapnya, komik dengan tokoh Yesus ini
dibukukan dengan judul “Yesus dan Aku” . Dimana tentunya dalam buku ini, tokoh
Yesus digambarkan secara tak terduga, Ia digambarkan memanjat tembok lalu
tergelincir, memecah biskuit, menggunakan internet, tidur di lantai dan lain
sebagainya. Gambaran yang sepertinya “aneh” atau “kocak” ini dibarengi dengan
dialog antara tokoh Yesus dan tokoh Aku yang bermakna mendalam , bahkan sangat
Alkitabiah.
Bisa saya katakan sangat Alkitabiah karena terdapat
konsep-konsep seperti Tuhan yang tinggal dalam hati manusia, pengampunan (tidak
menyelesaikan masalah dengan kekerasan), menghakimi, sampai pada kerendahan
hati untuk menerima sesama yang juga mempunyai kekurangan. Hal-hal ini seakan
mampu mengimbangi gambaran kocak dari tokoh Yesus yang ada dalam buku komik
ini.
Komik “Yesus dan Aku” menjadi cerminan bagaimana sebagai
manusia seringkali kita “sok tahu” dan “sok suci” padahal Yesus sendiri
merupakan pribadi yang sesungguhnya akrab dengan ciptaanNya. Di dalam Alkitab
pun, diceritakan bahwa Ia makan dan minum dengan orang yang dianggap berdosa.
Duduk berbicara dengan perempuan yang bermasalah. Mengangkat orang-orang
sederhana dan penuh kekurangan sebagai murid-muridNya. Bahkan berulangkali
dengan penuh pengertian memaklumi sikap murid-muridNya yang seringkali keliru.
Jangan-jangan selama ini gambar Yesus Kristus yang akrab
dengan manusia telah kita modifikasi sendiri sedemikian rupa sehingga ia tampak
sebagai figur yang jauh. Yang harus ditakuti atau harus dipuja-puja dengan
kemunafikan kita. Kita membuat aturan-aturan dan batasan bagi diri kita sendiri
untuk bertemu dan berbicara denganNya. Selalu merasa tidak layak karena kita
menemboki diri dengan rasa bersalah dan dosa. Padahal di balik tembok-tembok
yang kita buat, Yesus menanti kita dengan penuh senyuman, atau mungkin Ia terus
berupaya memanjat tembok-tembok tersebut untuk bisa menyapa nama kita dengan
penuh keakraban.
Tuhan memberkati!
* Tertarik untuk membaca secara lengkap komik Yesus dan Aku?
Dapatkan komiknya secara langsung pada link ini :
Segala bentuk jual beli Komik Yesus dan Aku merupakan transaksi di luar web KristusYesus.com dan merupakan tanggungjawab penuh pihak-pihak yang bertransaksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar